Mencuri Hati Tuan Su

Su Mohan, Aku Membencimu



Su Mohan, Aku Membencimu

3Su Mohan mengerutkan alisnya dan melepas Ye Fei. Kemudian, ia bangkit dan menuangkan segelas air untuk Ye Fei. Ia merasa bahwa ia pasti berhutang pada wanita ini di kehidupan sebelumnya karena di kehidupan ini ia bahkan harus melayaninya. Setelah Su Mohan memeriksa suhu air, ia mengangkat kepala Ye Fei dengan satu tangan dan mengarahkan gelas itu ke mulut Ye Fei dengan tangan yang lain.     

Masih dengan mata terpejam, Ye Fei meminum beberapa teguk air dan kembali jatuh ke ranjang. Sepertinya ia tertidur lagi. Su Mohan membantunya menyelimuti Ye Fei, lalu ia mendadak merasa konyol. Su Mohan telah hidup selama lebih dari dua puluh tahun dan selalu dilayani oleh orang lain. Namun, hari ini ia melayani seorang wanita dan bahkan ia adalah seorang wanita yang kotor. Bicara tentang kotor, Su Mohan teringat kata-kata Chu Zheng dan mengingat bahwa wanita kecil ini tetap miliknya. Tatapan matanya pun sedikit melembut     

Su Mohan mematikan lampu lagi dan ikut berbaring. Ia memalingkan kepalanya untuk melihat hal-hal kecil yang tergeletak di samping dan perasaan yang sama muncul di hatinya. Setelah berpikir sebentar, ia akhirnya menyadari bahwa selain melakukan hal-hal yang biasa dilakukan pria dan wanita, sepertinya kali ini adalah ia berbaring bersama wanita di ranjang untuk pertama kalinya. Su Mohan memandangi langit-langit kamar yang gelap untuk sejenak dan tidak tahu apa yang ia pikirkan. Setelah berjuang selama hampir setengah malam, ia akhirnya perlahan-lahan tertidur juga.     

Fei Ye tampaknya sengaja membuat Su Mohan sengsara. Su Mohan baru saja tertidur, tapi ia kembali terbangun karena mendengar suara muntah. Ia menyalakan lampu di samping tempat tidur, lalu memandang wanita yang tersedak dan muntah di samping tempat tidur dengan kesal. Urat biru di pelipis Su Mohan rasanya ingin pecah. Ia menutup matanya rapat-rapat selama lebih dari sepuluh detik, lalu mengambil napas panjang dan bangkit lagi. Setelah ia menuangkan segelas air untuk Ye Fei, ia menepuk punggung wanita itu sambil bersiap untuk membiarkannya berkumur.     

Setelah Ye Fei berkumur dan membuka matanya lagi, ia bangun sedikit dan menatap Su Mohan sebentar. Su Mohan berdiri di samping tempat tidur dengan segelas air dan langsung menatap Ye Fei begitu wanita itu tampak terjaga. Namun, setelah sekitar satu menit, Ye Fei tiba-tiba berkata, "Su Mohan, aku membencimu!"     

"Ye...!"     

Wajah Su Mohan menggelap begitu mendengar kata-kata Ye Fei dan kemarahannya tiba-tiba muncul. Ia bahkan sudah berusaha selama setengah malam, tapi pada akhirnya ia malah mendapatkan kalimat 'aku benci kamu' dari Ye Fei. Seakan ada asap mengepul dari kepala Su Mohan. Ia bahkan belum selesai meneriakkan nama Ye Fei, tapi wanita ini langsung berbaring di ranjang dan bahkan mulai mengeluarkan suara dengkuran yang dangkal.     

Su Mohan meremukkan gelas di tangannya dan otot-otot hijau di punggung tangannya seakan nyaris pecah. Ia memandangi Ye Fei yang sedang tidur dan benar-benar merasa ingin mencekik wanita itu. Setelah sepuluh menit, Su Mohan telah memenangkan diri dan menjadi tenang. Namun, ia mengerutkan alisnya saat melihat bekas muntahan di samping ranjang.     

Su Mohan berjalan keluar dan langsung pindah ke kamar sebelah. Setelah berbaring di ranjang sebentar, tidak terdengar lagi gumaman dan isakan seorang wanita serta. Tidak lagi tercium bau alkohol yang menyengat, tapi ia tidak bisa tidur. Setelah melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 2 malam, Su Mohan bangkit lagi dan kembali ke kamar sebelumnya. Ia menatap Ye Fei yang sedang tidur dan tidak mengacaukan kamar. Keadaannya baik-baik saja dan membuat Su Mohan tenang. Tidur Ye Fei begitu nyenyak, tapi bisa membuat suasana hati Su Mohan menjadi sangat buruk!     

Su Mohan berdiri di samping tempat tidur dan hanya menatap Ye Fei selama sepuluh menit sebelum akhirnya menggendong wanita itu dan membawanya ke kamar yang baru. Kali ini, ia bahkan bisa mendengarkan Ye Fei bernapas dan mencium aroma rambut wanita. Perlahan-lahan, ia mulai tertidur tanpa sadar dan amarah yang tadi ia rasakan sepertinya tergantikan oleh kehangatan yang samar ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.