Mencuri Hati Tuan Su

Tidak Sabar Untuk Bertemu Dengannya!



Tidak Sabar Untuk Bertemu Dengannya!

3Su Mohan mengepalkan tinjunya, dan tanpa melihat ke belakang, ia mendorong pintu hingga terbuka dan berlari keluar.     

Lu Jing berdiri sendirian di ruangan kantor yang besar untuk waktu yang lama. Setelah tiga tahun, ia akhirnya mengatakan semuanya. Benar atau salah, ia akhirnya bisa menyingkirkan keinginan egois dan keserakahan batinnya.     

Lu Jing berbalik dan meninggalkan kantor Su Mohan, melihat untuk terakhir kali, mencoba mengingat bagaimana Su Mohan duduk dan bekerja di sini.     

Setelah itu ia berbalik menutup pintu dengan lembut, dan mengambil langkah demi langkah untuk pergi dari sana.     

Sebenarnya, ia tahu bahwa Ye Xiaotian adalah anak Su Mohan, dan ia juga tahu tentang persalinan prematur Ye Fei. Hanya saja ia berpikir bahwa kejutan ini harus ia serahkan kepada Ye Fei agar Ye Fei memberitahu Su Mohan secara pribadi.     

Lu Jing berjalan keluar dari gedung Grup Dinasti dan menatap langit biru yang cerah. Ia menghela napas panjang sambil menatap matahari di atas kepala dan sedikit mengangkat sudut bibirnya. Di dunia ini, bagaimanapun juga, tidak semua cinta akan berakhir bahagia satu sama lain. Ada yang ditakdirkan untuk mendapatkan dan kehilangan, dan adakalanya harus melepaskan semuanya dan memulai dari awal lagi.     

Su Mohan berlari kencang. Setiap kata yang diucapkan Lu Jing berulang kali muncul kembali di benaknya, kemudian pemandangan di benaknya berubah menjadi adegan-adegan kacau yang terjadi tiga tahun yang lalu.     

Su Mohan akhirnya mengerti … Betapa piciknya dirinya … Ia juga akhirnya mengerti bahwa saat-saat yang ia pikir adalah saat yang paling tak tertahankan sebenarnya adalah tahun-tahun paling berharga dalam hidupnya.     

Mobil melaju cepat sepanjang jalan. Mata Su Mohan basah tiada henti, penglihatannya yang kabur membuatnya hampir tidak dapat melihat jalanan di depan, tetapi ia tidak mampu menahan diri untuk kembali dan bertemu dengan wanita yang sangat mencintainya!     

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di lantai bawah gedung apartemen. Ia bahkan tidak sabar menunggu lift turun dari lantai atas, sehingga ia berbalik dan mulai menaiki tangga.     

Ia berutang pelukan pada Ye Fei, berhutang permintaan maaf pada Ye Fei, ia berhutang terlalu banyak pada Ye Fei …      

'Dor dor dor!'     

Setelah bergegas sampai ke pintu, Su Mohan menggedor pintu dengan keras, pelayan di dalam dengan cepat membuka pintu, dan Su Mohan bergegas ke masuk dengan mata yang merah.     

"Tuan Muda …"     

Ruang tamu terlihat rapi dan tidak ada tanda-tanda kehadiran Ye Fei. Su Mohan pun langsung bergegas berlari ke kamar tidur.     

Tidak ada!     

Tidak ada!     

Tidak ada Ye Fei!     

"Di mana nyonya!?"     

"Nyonya pergi dengan tuan muda kecil dan meninggalkan surat untuk Anda." Pelayan menjawab dengan hati-hati.     

"Dimana suratnya?"     

"Ini …" Pelayan menyerahkan setumpuk dokumen dan sepucuk surat dari atas meja kecil kepada Su Mohan.     

Su Mohan membuka dokumen itu, dan judul di atas dokumen langsung dapat terlihat: 'Kesepakatakn Perceraian'     

Seketika pikiran Su Mohan menjadi kosong dan waktu seolah berhenti. Ia jatuh terduduk di sofa, matanya terasa berat, dan dokumen di tangannya langsung jatuh ke lantai, penampilannya tampak sedikit linglung.     

Benar … Telepon … Ia masih bisa menelepon Ye Fei …     

Setelah beberapa saat, bulu mata Su Mohan akhirnya berkedip beberapa kali. Ia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi nomor Ye Fei.     

"Maaf … Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif …"     

"Maaf … Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif …"     

"Maaf …"     

Su Mohan bersusah payah menelepon nomor yang sama berulang kali, seolah-olah tidak percaya bahwa Ye Fei benar-benar pergi begitu saja!     

Setelah melakukan lebih dari sepuluh panggilan, Su Mohan akhirnya membanting ponselnya dengan marah, "Sial! Beraninya kamu!"     

Para pelayan di samping tidak berani mengeluarkan suara karena takut semakin membuat Su Mohan marah.     

Su Mohan sedang duduk di sofa dengan kondisi yang berantakan, ia menatap dokumen yang berserakan di lantai. Pada halaman terakhir dokumen itu, Ye Fei jelas telah menandatangani dokumen dengan namanya — Ye Fei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.