Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kegigihan Jun Wu Xie (1)



Kegigihan Jun Wu Xie (1)

2Xiong Ba tidak pernah melihat di dalam hidupnya, seorang "ajudan pribadi" dengan aura yang begitu menekan. Dengan kehadiran kekuatan seperti itu, bantuan macam apa yang akan diberikan, karena bahkan Kepala Daerah Kota Seribu Monster mereka, Qu Wen Hao bukan tandingan pria itu walau hanya seujung jari. Bahkan Qu Xin Rui tidak membuat Xiong Ba merasa begitu lemah ketika berada di hadapannya.     

Begitu Jun Wu Yao membuka mulutnya, seolah alam bawah sadar Xiong Ba ingin segera berlutut untuk menerima perintah darinya, situasi yang membuat Xiong Ba ingin menangis.     

Di mana martabat seorang Ketua Klan yang seharusnya ia miliki!?     

Namun, Xiong Ba tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menghapus air matanya karena malu dan segera menyuruh orang untuk membersihkan kamar bagi Jun Wu Yao, tidak berani menunda sedikit pun, spesifikasi kamarnya persis seperti milik Jun Wu Xie.     

Perlakuan seperti apa yang harus diberikan pada seorang ajudan? Jelas mereka akan memperlakukannya seperti memperlakukan para tetua mereka!     

Ye Sha dan Ye Mei akhirnya berhasil membersihkan noda darah dari depan kamar Jun Wu Xie setelah begitu banyak tenaga dan batu itu digosok hingga halus dan berkilauan, baru setelah itu mereka berhenti menggosok.     

Jun Wu Yao sudah selesai mandi dan berganti pakaian sebelum ia membawa dirinya yang beraroma segar kembali ke kamar Jun Wu Xie sekali lagi.     

"Sekarang, aku masih bau?" Ia bertanya, tersenyum lebar memandang Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya.     

Jun Wu Yao duduk di sebelah Jun Wu Xie dan cukup peka untuk mendeteksi emosi kesayangan kecilnya, yang kelihatannya tidak sedingin sebelumnya.     

"Masalah dengan Kota Seribu Monster, bagaimana Xie Kecil berniat untuk mengatasinya?" Jun Wu Yao bertanya, membahas kembali topik utama saat ini. Tujuan Jun Wu Xie datang ke Kota Seribu Monster, telah dikatakan oleh Ye Sha padanya, namun bahkan Ye Sha tidak begitu jelas akan niat Jun Wu Xie di sini.     

Sebelum tujuan itu tercapai, rencana apa yang dimiliki Jun Wu Xie, tidak ada yang tahu.     

"Qiao Dungu dan yang lain sudah mencari lokasi tempat orang-orang itu ditahan, dan ketika mereka mengirimkan kabar, kami bisa beraksi." Untuk menyelesaikan krisis di Kota Seribu Monster, solusinya tidak akan datang dari dalam kota itu sendiri, namun dari luar.     

"Apakah kau mau aku membantumu?" Jun Wu Yao bertanya, meletakkan dagunya di telapak tangannya yang menghadap ke atas, menatap Jun Wu Xie sambil tersenyum.     

"Tidak." Jun Wu Xie berkata sambil menatap Jun Wu Yao. Selama ini, walaupun ia sering menghilang untuk beberapa saat, namun setiap kali Jun Wu Xie memerlukannya, ia akan selalu muncul di waktu-waktu yang tepat, menyelesaikan masalah yang dihadapi Jun Wu Xie. Ia harus mengakui bahwa Jun Wu Yao memang memiliki kekuatan yang sangat besar, dan apa pun masalah yang dihadapi Jun Wu Xie saat ini, di hadapan Jun Wu Yao, terlihat sangat mudah untuk diatasi.     

Tetapi Jun Wu Xie tidak ingin selalu bergantung pada kekuatan Jun Wu Yao. Jika ia memerlukan pertolongannya di segala hal, maka apa arti kehadirannya sendiri?     

Ia tidak ingin menjadi biji kenari emas di bawah sayap burung lain. Ia ingin bisa mengalahkan musuhnya dengan tangannya sendiri suatu hari, untuk memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri, dan bukan jadi seseorang yang hanya menjadi beban.     

Ini apa yang dipegang oleh Jun Wu Xie, dan caranya menjaga martabatnya.     

Ia tidak ingin berada di bawah sayap orang lain.     

"Serius? Di dalam Kota Seribu Monster, ada beberapa orang dari Istana Rumah Roh dan walaupun mereka bukan petarung terbaik di Istana Rumah Roh, namun kekuatan mereka masih jauh di atasmu. Kau mungkin memiliki cara untuk menaikkan sementara kekuatan spiritualmu, tetapi orang-orang itu adalah pemilik roh ungu yang sesungguhnya. Kau seharusnya tahu ada perbedaan besar antara pemilik kekuatan spiritual ungu yang sesungguhnya dan yang hanya sementara." Jun Wu Yao berkata, menatap Jun Wu Xie sambil memicingkan matanya, terang-terangan menunjukkan kelemahannya dibandingkan pihak lawan tanpa menahan diri sama sekali.     

"Aku tidak pernah berniat melawan mereka." Jun Wu Xie berkata. "Jika mengandalkan kekuatan saja tidak cukup, maka strategi diperlukan untuk melawan mereka. Jika aku bahkan tidak bisa mengatasi orang-orang dari Istana Rumah Roh ini, apakah aku berani mengatakan bahwa aku akan mengambil alih Dua Belas Istana di masa yang akan datang?"     

Jika ia berniat mendapatkan pertolongan Jun Wu Yao untuk musuh di hadapannya ini, maka semua yang ia janjikan sebelumnya hanya akan menjadi lelucon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.