Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Wanita Berbisa (4)



Wanita Berbisa (4)

3"Ketika manusia tidak berjuang untuk dirinya sendiri, dunia akan kiamat. Jika aku bisa mendapatkan posisi kuat di Istana Rumah Roh, bukankah itu juga hal baik bagi Kota Seribu Monster?" Qu Xin Rui tidak merasa ia sejahat itu. Memanjat dari Dunia Bawah ke Dunia Tengah, seberapa besar usaha yang dikerahkannya, seberapa banyak pengorbanannya, dan seberapa banyak ia harus mengalah? Tidak ada yang akan menghalanginya. Siapa pun yang berdiri menghalanginya harus mati!     

"Untuk sukses dalam hal yang besar, bagaimana mungkin seseorang dapat membiarkan hal sepele menghalanginya? Bahkan jika aku harus melangkahi seribu mayat, aku akan mencapai posisi tinggi untuk diriku sendiri. Terlebih lagi … ketika kalian semua setuju untuk bekerja sama denganku, bukankah ini alasan mengapa kalian semua menyukaiku? Ketika para Tetua menyuruh kalian untuk mencari dukungan kekuatan yang sesuai di Dunia Bawah tetapi kalian diam-diam merekrutku untuk mengendalikan Kota Seribu Monster. Bukankah itu karena kalian tahu bahwa aku tidak peduli sedikit pun dengan nyawa orang-orang ini? Karena kita semua sudah memilih jalan seperti ini, tidak ada hal yang tidak sanggup kulakukan. Jika aku berhasil di sini, posisi kalian semua di Istana Rumah Roh akan naik pesat!" Qu Xin Rui berkata, terlihat menggoda Shen Chi.     

Shen Chi tersenyum. "Kau benar. Karena kau telah mengerahkan semua yang kau miliki, bagaimana aku bisa diam saja dan tidak bertindak? Tenang saja. Untuk kurban, aku akan menyelesaikannya malam ini dan kau akan mendapatkan kembali kecantikan awet mudamu besok. Sedangkan untuk Seruling Tulang Penjinak Roh, kau harus melakukannya sendiri, karena … Qu Wen Hao tidak menyukai kami mendekat ke kediaman Kepala Daerah Kotanya."     

"Aku akan mengurusnya." Qu Xin Rui berkata, matanya memicing.     

….     

Malam yang kelam menyelimuti Kota Seribu Monster dan Qu Ling Yue duduk di dalam kamarnya, memegang saputangan baru di tangannya. Di saputangan yang putih bersih itu, dua huruf Cina yang indah disulam menghiasinya, kecil dan indah, namun penuh dengan kebijaksanaan dan perasaan di hati seorang gadis.     

Mata Qu Ling Yue menatap huruf yang berbunyi "Jun Xie" di atas saputangan itu dan ketika ia memandang, rona merah muda muncul di pipinya. Ia menggigit bibirnya dan menutupi mukanya dengan saputangan itu. Kemudian ia memekik lembut dan pelan.     

Pikiran seorang gadis muda selalu halus dan sulit ditebak. Sendirian di dalam kamar dan hanya dengan melihat nama orang itu, ia tiba-tiba merasa bahagia, seolah orang itu sedang melihat menembus lapisan benang tipis yang dipegangnya, tersenyum padanya dengan kelembutan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.     

Terhanyut dalam kebahagiaan sesaat, sebuah bayangan menghalangi cahaya lilin, menyelimuti Qu Ling Yue di dalam kegelapan. Qu Ling Yue tiba-tiba terkejut dan ia segera duduk!     

Dalam keadaan terkejut, ia melihat seseorang yang mengenakan gaun merah, dan menyadari itu adalah Qu Xin Rui berdiri di hadapannya ketika saputangan itu terlepas dari wajahnya dan jatuh ke lantai.     

"Bibi Buyut!" Qu Ling Yue langsung terjatuh berlutut di lantai karena gugup, rona merah muda di pipinya langsung sirna saat itu juga.     

Qu Xin Rui menatap Qu Ling Yue yang berwajah cantik berlutut di lantai. Penampilan Qu Ling Yue tidak dapat dikatakan memesona, namun ketika dilihat secara keseluruhan, sosoknya memancarkan energi kehidupan yang hanya dimiliki oleh gadis muda, di mana hanya dengan sedikit senyuman dapat membuat orang merasa seolah gadis itu secantik ratusan bunga yang sedang mekar. Dalam hal penampilan, kecantikan Qu Ling Yue tidak dapat dibandingkan dengan Qu Xin Rui yang menggairahkan, namun jenis kecantikan lugu yang dimiliki seorang gadis muda tidak akan dapat diraih oleh Qu Xin Rui seumur hidupnya.     

Qu Xin Rui memicingkan matanya seraya tatapannya tertuju pada saputangan yang jatuh di lantai. Ia membungkuk dan mengambilnya dan kegugupan tampak di tatapan Qu Ling Yue.     

Dua karakter yang dibaca "Jun Xie" mendarat di mata Qu Xin Rui dan matanya langsung berkilat dengan tatapan tajam!     

Ia menengadah dan melihat wajah mungil Qu Ling Yue terlihat malu-malu dan begitu memelas dan mata Qu Xin Rui terbakar dengan kebencian mendalam.     

"Ling Yue, kau tertarik pada Tuan Muda Jun?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.