Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Raungan Keputusasaan (2)



Raungan Keputusasaan (2)

1Pelayan itu sangat ketakutan hingga ia jatuh, lututnya membentur lantai dengan keras ketika ia memohon dalam keadaan panik, "Tuan Muda Jun, tunggu seb …."     

Dalam sekejap, tirai darah terbentang tepat di hadapan mata Jun Wu Xie, ketika kepala beberapa pelayan yang menghadangnya tiba-tiba dipeganggal dalam satu kedipan mata!     

Darah menyembur di udara, dan saat mereka semua hampir jatuh, Jun Wu Xie tiba-tiba berada di dalam dekapan Jun Wu Yao, dan dengan hentakan kakinya yang pelan, mereka mengudara!     

"Apa pun yang ingin Xie Kecil lakukan, lakukan saja. Tidak perlu membuang napasmu untuk orang-orang ini." Jun Wu Yao berkata, menatap Jun Wu Xie sambil tersenyum. Siapa pun yang berani menghalanginya, ia tak akan keberatan mengirimkan mereka semua ke neraka.     

Mata Jun Wu Xie memicing dan ia berkata, "Kembali ke Balai Klan Amukan Api!"     

"Baik." Jun Wu Yao menjawab, suaranya sangat manja.     

Ketika Jun Wu Yao tiba kembali di pintu utama Balai Klan Amukan Api dengan Jun Wu Xie di tangannya, sebelum Jun Wu Xie bahkan melangkah masuk ke aula, ia sudah bisa mencium aroma darah yang samar.     

Tidak ada seorang pun penjaga di luar Balai Klan Amukan Api. Dua murid Klan Amukan Api yang biasa berjaga di pintu sekarang tidak terlihat dan pintu Balai Klan Amukan Api terbuka lebar, tetapi tak ada satu pun bayangan orang yang dapat dilihat.     

Jun Wu Xie mengangkat kakinya dan melangkah masuk, dan bau darah semakin kuat!     

Langkahnya tanpa sadar menjadi semakin cepat seraya ia mengikuti bau darah itu ke pekarangan kecil di sayap timur!     

Rentetan teriakan ketakutan tiba-tiba sampai di telinga Jun Wu Xie. Ia baru saja melangkah ke pekarangan sayap timur ketika ia bertemu dengan adegan yang dipenuhi darah dan kerusuhan, yang memenuhi seluruh pandangannya!     

Ia melihat sekelompok pria, dikepung oleh Kelinci Darah yang bermandikan darah, mencengkeram Tuan Mbek Mbek di mulutnya sambil berdiri di atas serambi di ujung kamar. Tapak kakinya berlumuran darah yang lengket, dan bulunya yang tadinya berwarna merah darah, telah terendam di dalam darah, sekarang terlihat berwarna merah cerah!!     

Semua murid Klan Amukan Api berdiri di luar kamar Jun Wu Xie, pedang tergenggam di tangan mereka, menunjuk Kelinci Darah di kamar bagian atas. Banyak di antara mereka terluka parah dan mengalami pendarahan, seluruh pekarangan kecil itu dipenuhi dengan aroma darah yang menyengat.     

Dan di antara kelompok orang-orang itu, Qu Wen Hao berdiri dengan wajah pucat pasi, satu tangannya dipatahkan oleh Kelinci Darah dan kini terkulai lemah di sisi tubuhnya. Xiong Ba dan Qing Yu berdiri gugup di sebelahnya, kepala mereka menengadah menatap Kelinci Darah.     

Kelinci Darah dikepung oleh banyak orang dari Klan Amukan Api, mulutnya masih mencengkeram Tuan Mbek Mbek yang tak sadarkan diri. Berhadapan dengan begitu banyak pedang dan belati di hadapannya, ia tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun, auranya yang sadis, benar-benar mencerminkan sifatnya sebagai Binatang Roh Kelas Pelindung!     

Ketika gambaran adegan itu membara di mata Jun Wu Xie, api yang tak dapat dijelaskan tiba-tiba menyala di dalam hatinya!     

"Apa yang kalian semua lakukan!" Ia bertanya, matanya menyapu mereka semua dengan pandangan mengancam, menatap sekelompok murid Klan Amukan Api yang menodongkan pedang dan belati mereka pada Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek.     

Suara Jun Wu Xie bagaikan petir yang menggelegar, menghantam seluruh keributan dan raungan kesakitan di pekarangan yang kacau balau, ketika semua orang menutup mulut mereka, kepala mereka menoleh karena terkejut, menatap Jun Wu Xie dan Jun Wu Yao yang berdiri di pintu masuk pekarangan kecil.     

Jun Xie bukan orang asing bagi murid Klan Amukan Api dan karena Jun Xie adalah yang pertama kali tiba di Balai Klan Amukan Api, mereka semua telah diperingatkan oleh Xiong Ba untuk memperlakukan tamu kehormatannya dengan sopan. Ditambah fakta bahwa Jun Xie tidak pernah sekali pun mencari masalah dengan mereka dan tidak pernah meminta apa pun dari mereka, walaupun mereka tidak banyak berinteraksi dengan Jun Xie selama ini, murid-murid Klan Amukan Api cukup menyukai tamu yang tidak banyak permintaan dan tidak suka berpura-pura ini.     

Tetapi kini ….     

Mereka membiarkan Jun Xie melihat, adegan di mana mereka semua mengepung Kelinci Darah untuk membunuhnya ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.