Pancing Macan Menjauh dari Pegunungan (3)
Pancing Macan Menjauh dari Pegunungan (3)
Sebelum Jun Wu Xie pergi, ia menjitak kepala kedua binatang roh dungu itu, memperingatkan mereka jika mereka berani mencari masalah, ketika ia kembali, mereka bisa melupakan jatah makanan mereka!
Dengan rayuan makanan, dua binatang dungu itu lebih tenang dan mereka tidak berani mencari masalah di permukaan, tetapi gesekan di antara keduanya terus terjadi tanpa henti.
Kaki kecil Tuan Mbek Mbek sudah meninggalkan banyak tanda di telinga Kelinci Darah, dan ia terus melakukannya dengan gembira seolah begitu menikmatinya.
Kelinci Darah masih muda dan hanya ketika bulunya berubah warna ia sanggup melawan Tuan Mbek Mbek. Tetapi sekarang ….
Kelinci nakal itu hanya bisa pasrah dengan wajah dipenuhi jejak tapak kaki!
Sementara si domba dungu berusaha mengusir Kelinci darah dari ranjang, ia menggeser tubuhnya berusaha untuk menduduki tempat lebih luas di atas ranjang, membuat Kelinci Darah menjadi sangat marah sehingga ia ingin melompat dan menancapkan gigi kelincinya di kaki yang sangat mengganggu itu.
Tepat saat kedua binatang dungu itu saling mengusik dan mendorong satu sama lain, pintu yang tertutup rapat tiba-tiba dibuka oleh seseorang!
Tuan Mbek Mbek dan Kelinci nakal langsung menghentikan pertarungan mereka dan ketika mereka berasumsi orang yang membuka pintu dan masuk adalah Jun Wu Xie, mereka segera menjauh satu sama lain, menggoyangkan ekor mereka sambil menunjukkan wajah lugu.
Namun ….
Orang yang muncul di pintu bukan Jun Wu Xie, tetapi seorang pria paruh baya yang bertubuh tinggi yang belum pernah mereka lihat sebelum ini.
"Puu?" Kelinci nakal memiringkan kepalanya dan menatap Qu Wen Hao yang berdiri di depan pintu. Domba dungu itu mengambil kesempatan untuk menendang kelinci nakal jatuh dari atas ranjang dengan kakinya!
Ia melihat Kelinci berbulu kecil itu terguling dari ranjang dan jatuh ke lantai dalam sekejap!
Tuan Mbek Mbek menggoyangkan ekornya gembira dan berputar-putar dengan keempat kakinya, mengangkat selimut sebelum menemukan tempat yang lembut dan kemudian ia menyelinap ke balik selimut!
[Tuan Mbek Mbek sangat pintar! Huh!]
Wajah Qu Wen Hao begitu kelam saat ia menatap dua Binatang Roh di kamar itu. Pandangannya melewati Kelinci Darah yang jatuh ke atas lantai dan melompat geram untuk menghampiri Tuan Mbek Mbek yang terlihat sangat senang.
Jejak dilema di dalam hatinya terlihat di matanya seraya tangannya meraih ke belakang punggungnya dengan kaku. Tangannya dapat merasakan permukaan Seruling Tulang Penjinak Roh yang dingin dan halus, kesejukan yang terasa di tangannya, segera menyerap semua kehangatan dari tangan itu.
"Kepala Daerah Kota!" Xiong Ba bergegas mengejar dan berseru seraya tatapannya yang ngeri tertuju pada tangan Qu Wen Hao yang memegang Seruling Tulang Penjinak Roh.
Tubuh Qu Wen Hao tiba-tiba beku tetapi ia tidak berbalik, dan hanya memberi perintah dengan suara dalam, "Keluar!"
Qu Wen Hao bersikap seperti ini, adalah sebuah pemandangan yang tak pernah dilihat Xiong Ba sebelumnya, gelap dan tertekan. Bahkan ketika Kota Seribu Monster mengalami masa sulitnya, Qu Wen Hao tidak pernah terlihat begitu kelam. Berhadapan dengan Qu Wen Hao yang aneh, Xiong Ba tiba-tiba merasa sangat gugup.
"Kepala Daerah Kota, itu adalah Binatang Roh Jun Xie … apa … yang akan kau lakukan?" Xiong Ba merasa khawatir memandang Qu Wen Hao. Ia percaya pada Kepala Daerah Kota dan mau mengabdikan hidupnya pada Kota Seribu Monster karena Qu Wen Hao pantas mendapatkan kesetiaannya yang tak tergoyahkan. Tetapi dengan pemikiran Qing Yu tadi, dan ia mulai menyadari apa yang dilakukan Qu Wen Hao di sini, ia merasa sulit mempercayai fakta itu.
Walaupun Qu Wen Hao tidak sering menghubungi Jun Xie langsung, tetapi kerja sama di antara keduanya sedang berlangsung, dan setiap tindakan yang dilakukan Jun Xie di Kota Seribu Monster telah disetujui oleh Qu Wen Hao.