Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Raungan Keputusasaan (1)



Raungan Keputusasaan (1)

3Saat itu, semua orang yang ada di sana tertegun mematung!     

Tidak ada di antara mereka yang menyangka bahwa Kelinci bertelinga besar yang terlihat biasa saja itu hanya dengan dua kali hentakan ekornya, tiba-tiba berubah menjadi Binatang Roh yang membuat orang ketakutan, seekor Kelinci Darah!     

Jun Xie sesungguhnya memiliki dua Binatang Roh Kelas Pelindung! Bagaimana bisa!!!     

Kemunculan Kelinci Darah telah menghancurkan akal sehat semua orang.     

Binatang Roh Kelas Pelindung begitu langka dan berharga bagi mereka dan sepanjang hidup kebanyakan orang, mungkin banyak yang tidak akan pernah berjumpa dengan binatang roh kelas pelindung, namun Jun Xie memiliki dua ekor!     

Mustahil!     

Aura Kelinci Darah sudah memenuhi seluruh kamar dan tatapannya tidak lagi menunjukkan rasa panik atau keluguan, tetapi dipenuhi dengan hasrat membunuh dan kebencian!     

Itu adalah Binatang Roh yang kekuatannya bangkit dari darahnya sendiri dan sifat bawaannya yang haus darah tidak akan pernah bisa dihilangkan. Mata merah darah itu menatap Qu Wen Hao yang membuat tulang punggungnya seperti kesemutan dari telapak kakinya ketika ia merasa dirinya ditatap dengan mata yang penuh akan hasrat membunuh!     

….     

Di kediaman Kepala Daerah Kota, Jun Wu Xie dan Jun Wu Yao dipandu oleh para pelayan di dalam kediaman untuk menunggu di aula utama, duduk di kursi mereka. Para pelayan hanya mengatakan pada mereka bahwa Kepala Daerah Kota masih menyelesaikan beberapa urusan dan meminta Jun Wu Xie dan Jun Wu Yao menunggu di aula utama untuk sementara waktu sebelum ia akhirnya pergi.     

Jun Wu Xie duduk di sebuah kursi, seraya rasa curiga tumbuh di dalam hatinya. Undangan Qu Wen Hao telah disampaikan dengan tergesa-gesa dan sekarang ketika ia sudah berada di sini, ia diberitahu bahwa Qu Wen Hao masih sibuk menyelesaikan urusannya sehingga tidak bisa menemukan mereka, dan itulah hal yang membuat kecurigaan di hati Jun Wu Xie semakin jelas.     

"Pergi dan lihat apakah Qu Wen Hao ada di kediamannya." Jun Wu Xie bergumam dengan suara pelan, dan di dalam aula utama, tersembunyi di sudut yang tertutup bayangan, Ye Sha dan Ye Mei langsung menghilang tanpa jejak.     

Jun Wu Yao menopang dagunya dengan satu tangannya dan menatap wajah Jun Wu Xie dari pinggir.     

"Apa yang kau curigai?"     

Jun Wu Xie menjawab, "Ada masalah dengan Qu Wen Hao."     

Jun Wu Yao mengangkat alisnya sebelah.     

"Bahkan jika ia ingin menemuiku, ia tak akan mengirimkan orang untuk datang ke Balai Klan Amukan Api dan mengundangku terang-tarangan dan ketika aku tiba di sini, ia tiba-tiba menghindar untuk menemuiku. Bukankah itu sangat mencurigakan?" Jun Wu Xie menjawab acuh tak acuh, pandangannya mengarah pada beberapa pelayan di luar aula.     

Ekspresi orang-orang itu agak aneh, seolah mereka berusaha keras bersikap tenang, tetapi di mata mereka, jelas terlihat mereka menyembunyikan kegelisahan.     

"Sesuatu pasti sedang terjadi di sini." Jun Wu Xie menyimpulkan, matanya memicing seraya berbicara. Ia telah melihat tadi, pelayan yang memandu mereka kelihatannya sangat tegang dan pandangannya tidak fokus, berusaha menghindar dari tatapan matanya.     

"Apa itu? Apakah Xie Kecil suka bermain tebak-tebakkan?" Jun Wu Yao bertanya sambil tersenyum. Masalah reaksi orang-orang ini, ia tidak memperhatikannya sedikit pun, karena mereka semua tidak berharga di hadapannya.     

"Aku masih belum yakin sekarang. Aku perlu menunggu kabar dari Ye Mei dan Ye Sha." Jun Wu Xie menjawab.     

Segera, Ye Sha dan Ye Mei terburu-buru kembali. Mereka tetap bersembunyi di balik bayangan dan berkata dengan suara pelan, "Melapor pada Nona Muda, aku telah mencari di seluruh kediaman Kepala Daerah Kota dengan Ye Mei dan tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Qu Wen Hao. Bahkan Qu Ling Yue kelihatannya tidak ada di kediaman."     

Kening Jun Wu Xie mengerut dan ia tiba-tiba berdiri, langsung berjalan keluar dari Kediaman Kepala Daerah Kota! Alis Jun Wu Yao melengkung naik dan ia segera mengikuti di belakang Jun Wu Xie.     

Para pelayan yang berjaga di luar setelah melihat Jun Xie hendak pergi, langsung menghadang Jun Xie dengan panik.     

"Tuan Muda Jun …. Kepala Daerah Kota akan segera tiba, dan aku mohon Tuan Muda Jun menunggu sebentar lagi dan Kepala Daerah Kota akan segera tiba." Seorang pelayan berkata dengan tergesa-gesa, kepalanya tertunduk penuh hormat.     

Jun Wu Xie menatap dingin pria itu dan berkata, "Enyah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.