Memutuskan Semua Ikatan (3)
Memutuskan Semua Ikatan (3)
Qu Wen Hao bahkan tidak menatap Shen Chi sedikit pun dan hanya berjalan melewatinya, memaksakan diri untuk tetap tegak, seraya berjalan masuk ke Ruang Awan Surgawi.
Qu Xin Rui sedang selonjor di kursi panjang seraya dimanjakan oleh para pria pilihan.
Qu Wen Hao datang bergegas dan ketika ia tiba di lantai paling atas, tubuhnya yang melemah membuat kakinya menyerah dan ia jatuh ke lantai terkulai lemah. Ia berjuang untuk menggerakkan kakinya dan menyeret tubuhnya, mendekatkan dirinya ke depan Qu Xin Rui.
"Hal yang kuperintahkan padamu, apakah sudah dilakukan?" Alis Qu Xin Rui melengkung naik ketika ia menatap Qu Wen Hao, bibirnya merekah membentuk senyuman sinis.
Mata Qu Wen Hao begitu penuh kebencian ketika ia menatap Qu Xin Rui, seolah ia ingin mencabik-cabik wanita itu, hatinya dipenuhi dengan kebencian yang membara.
Qu Xin Rui melihat langsung ke mata yang penuh dendam dan ia tertawa ringan.
"Tidak perlu menatapku begitu keji. Aku melakukan semua ini demi masa depan Kota Seribu Monster. Kekuatan Negeri Api jauh lebih besar daripada Kota Seribu Monster dan jika kita bisa bersekutu dengan Negeri Api, bagi Kota Seribu Monster, itu tentu saja akan membawa banyak keuntungan daripada kerugian dan ini seharusnya juga menjadi keinginanmu sebagai Kepala Daerah Kota."
"Di mana Ling Yue!?" Qu Wen Hao bertanya seraya menggertakkan giginya dan memandang nanar Qu Xin Rui.
Qu Xin Rui mengangkat tangannya dan mengusir beberapa pria pilihan itu keluar seraya ia kembali duduk tegak dengan perlahan.
"Aku sudah bilang tadi. Jika kau ingin melihat putrimu, maka bawa Binatang Roh Jun Xie ke sini sebagai gantinya."
Qu Wen Hao tiba-tiba memegang Seruling Tulang Penjinak Roh yang menjadi simbol kekuasaan dan kekuatan di Kota Seribu Monster dan melemparkannya ke kaki Qu Xin Rui!
Alis Qu Xin Rui terangkat seraya menatap Qu Wen Hao.
"Aku sudah menggunakan Seruling Tulang Penjinak Roh untuk mengendalikan Binatang Roh Jun Xie. Di mana Ling Yue!?" Qu Wen Hao berteriak, tubuhnya gemetar ketakutan.
Qu Xin Rui memberikan isyarat dengan tangannya dan salah satu pria pelayannya berlutut di kakinya dengan patuh mengambil Seruling Tulang Penjinak Roh dan mengusapknya hingga bersih dengan lengan bajunya sebelum menyerahkannya dengan hati-hati pada Qu Xin Rui.
"Oh? Lalu di mana Binatang Roh itu kini?" Qu Xin Rui bertanya seraya memainkan Seruling Tulang Penjinak Roh, matanya memicing.
"Jun Xie datang kembali di tengah proses dan membawanya pergi. Aku bukan tandingan Jun Xie dan tidak bisa menghentikannya. Tetapi Seruling Tulang Penjinak Roh sudah berhasil mengendalikan kesadaran Binatang Roh itu dan begitu ia bangun, ia akan mendengarkan perintahku dan binatang itu akan datang ke sini sendiri. Sekarang, kau harus menepati janjimu dan mengembalikan Ling Yue padaku!" Qu Wen Hao berteriak dengan tinju terkepal.
"Hahaha." Qu Xin Rui tertawa keras begitu senang. Ia melihat Qu Wen Hao yang menyedihkan, tertawa sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mengapa kau gelisah sekali? Bagaimana pun, darah Keluarga Qu mengalir di dalam tubuh Ling Yue dan bagaimana bisa aku, sebagai anggota keluarga Qu menyakitinya? Kau tenang saja. Ketika ia berada di sini denganku, aku tentu saja akan menjaganya dengan baik. Ketika Binatang Roh itu kembali mencarimu, aku akan mengambalikan Ling Yue padamu."
Qu Wen Hao panik dan ia tidak peduli dengan hal lain lagi namun langsung menyerang Qu Xin Rui. Wajah Qu Xin Rui merengut dan dengan satu hentakan telapak tangannya, Qu Wen Hao melayang!
Qu Wen Hao jatuh ke lantai dan darah tersembur dari mulutnya. Rambutnya sudah acak-acakan dan matanya begitu merah padam seraya menatap Qu Xin Rui.
Sepasang mata itu seperti mata iblis dan Qu Xin Rui merasa senang dengan tatapan itu dan ia bertanya sambil mengejek, "Kenapa terburu-buru? Atau kau takut dalam beberapa bulan, kau akan memiliki cucu?" Seraya ia berbicara, Qu Xin Rui tiba-tiba tertawa keras.
"Jangan khawatir. Pria yang kukirim adalah pria paling tampan yang telah kupilih. Bahkan jika ia mengandung, aku yakin ia akan melahirkan bayi-bayi yang lucu."