Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Orang Jahat Mendapatkan Balasannya (5)



Orang Jahat Mendapatkan Balasannya (5)

0Dengan panduan Ye Sha, Qiao Chu dan Hua Yao datang ke penginapan tempat Jun Wu Xie tinggal.     

Ketika Qiao Chu membuka pintu dan masuk, wajahnya masih dipenuhi dengan kegeraman karena pengkhianatan Kota Seribu Monster. Dan begitu pintu terbuka dan ia melihat orang yang ada di dalam ruangan, ia tertegun.     

Jun Wu Yao duduk dengan anggun di sebuah kursi di dekat jendela, sinar rembulan yang mengalir masuk melalui jendela menyirami tubuhnya. Ia menopang dagunya dengan satu tangan seraya mengamati Jun Wu Xie di pinggir, senyuman tipis tersungging di bibirnya, sebuah pemandangan yang sangat indah bagaikan sebuah lukisan.     

Begitu Qiao Chu melihat Jun Wu Yao, pikirannya langsung kosong.     

"Ka … kakak Wu Yao …."     

Jun Wu Yao mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat Qiao Chu dan Hua Yao di pintu dan tersenyum pada mereka.     

"Kau sudah kembali." Qiao Chu berkata, menggaruk kepalanya. Ia tidak menyangka akan melihat Jun Wu Yao di sini. Ia khawatir Jun Wu Xie akan menderita setelah masalah Kota Seribu Monster, tetapi begitu ia melihat Jun Wu Yao, ia langsung merasa lega.     

Dengan Jun Wu Yao di sini, ia tidak akan membiarkan Jun Wu Xie mengalami ketidakadilan.     

"Iya." Jun Wu Yao berkata sambil tersenyum.     

Hua Yao menatap Qiao Chu yang berdiri di pintu ternganga dan ia mengangkat kakinya dan menendang Qiao Chu masuk ke dalam.     

Hampir jatuh tersungkur di lantai, Qiao Chu memutar kepalanya ke arah Hua Yao dengan tatapan kesal tetapi Hua Yao terlalu cuek bahkan untuk meliriknya dari sudut matanya dan langsung mendekati Jun Wu Xie.     

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Hua Yao bertanya, keningnya mengerut.     

Jun Wu Xie menengadah dan bertanya acuh tak acuh, "Kalian pergi ke Balai Klan Amukan Api?"     

"Ya." Hua Yao mengangguk.     

"Maka kau seharusnya sudah tahu apa yang terjadi." Jun Wu Xie tidak pernah mengunjungi Balai Klan Amukan Api lagi sejak hari itu tetapi ia masih ingat apa yang ia katakan pada Qiao Chu dan yang lain. Begitu Qiao Chu dan yang lain menemukan lokasi persis tempat orang-orang itu ditahan, mereka langsung pergi ke Balai Klan Amukan Api untuk menyampaikan kabar itu. Maka Jun Wu Xie meminta Ye Sha untuk terus melihat di Balai Klan Amukan Api dan begitu ia melihat Qiao Chu dan Hua Yao keluar dari Balai Klan Amukan Api, ia langsung memandu mereka ke sini.     

Ekspresi di wajah Qiao Chu ketika ia membuka pintu sudah memberikan petunjuk yang jelas bagi Jun Wu Xie.     

Bisa membuat Qiao Chu begitu marah, Xiong Ba dan orang-orangnya pasti sudah mengungkap padanya semua yang sudah terjadi sebelumnya.     

"Kota Seribu Monster benar-benar memalukan! Jika kita tahu, kita tidak akan menyetujui permintaan mereka sejak awal dan membiarkan mereka menemui ajalnya." Ketika Qiao Chu mengingat apa yang ia miliki sebelumnya, bola api kemarahan di dalam dirinya membara.     

Jun Wu Xie tidak pernah turut campur dengan urusan orang lain. Walaupun kepribadiannya agak dingin, tetapi ia tidak akan pernah mencari masalah dengan pihak lain. Selama orang tidak menyenggolnya, ia jarang menyerang dengan keji. Situasi di Kota Seribu Monster ini, mereka sendiri yang mencari masalah, dan sekarang mereka dimakan oleh pengkhianatannya sendiri, bahkan orang suci tidak akan bisa mentoleransi pengkhianatan bermuka dua seperti itu!     

Jun Wu Xie menatap tenang Qiao Chu yang mendidih, yang matanya sudah lebih tenang.     

Pandangan Hua Yao menyapu ke sekeliling ruangan dan ia terdiam sesaat sebelum bertanya, "Di mana Tuan Mbek Mbek?"     

Kata-kata Hua Yao menyebabkan Qiao Chu terkejut. Ketika mereka berada di Balai Klan Amukan Api, Xiong Ba telah mengatakan bahwa Qu Xin Rui mengincar binatang roh Jun Wu Xie tetapi mereka berpikir dengan kepintaran Jun Wu Xie, ia tak akan membiarkan hal itu terjadi. Namun kini mereka tidak melihat tanda-tanda Tuan Mbek Mbek di kamar, hati Qiao Chu jatuh merosot seketika.     

Jun Wu Xie mengangkat kepalanya untuk melihat bulan yang terang di luar jendela, suaranya begitu tenang ketika ia mengatakan, "Ada di tangan Qu Xin Rui."     

Mata Qiao Chu membelalak terkejut, wajahnya dipenuhi tatapan tidak percaya, tidak bisa percaya telinganya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.