Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pertunjukan Akan Segera Dimulai (1)



Pertunjukan Akan Segera Dimulai (1)

3Jun Wu Xie menatap ekspresi terkejut Qiao Chu dengan wajah tenang.     

"Sial …. Kita sekarang pergi saja dan siksa penyihir tua itu hingga mati!" Qiao Chu berkata, menggosok kepalan tinjunya, siap untuk mendatangkan badai besar. Jika mereka tahu Jun Wu Xie akan diperlakukan seperti ini oleh Kota Seribu Monster, mereka tidak akan membiarkan Jun Wu Xie datang ke sini sendirian bahkan jika mereka dipukuli hingga mati.     

"Jangan terburu-buru." Jun Wu Xie berkata, menggelengkan kepalanya. Ia berpaling pada Hua Yao di sisinya dan berkata, "Apakah kalian berhasil menemukan tempat di mana semua orang itu dipenjara?"     

Hua Yao mengangguk. "Tempatnya tidak terlalu jauh. Berada di penjara bawah tanah dan semua orang yang menjaga tempat itu tidak terlalu hebat kekuatannya. Namun karena kebanyakan para tahanan adalah wanita-wanita lemah dan tak berdaya, maka mereka tidak bisa melawan para penjaga itu."     

Penjaga yang dikirimkan Qu Xin Rui ke sana tidak terlalu berwaspada, dan mungkin mereka berpikir ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan mereka tidak pernah mendapatkan perlawanan, hingga membuat mereka lengah.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Mata Qiao Chu melebar. "Bajingan Kepala Daerah Kota itu sudah melakukan sesuatu yang sangat hina dan kau masih berpikir untuk menolongnya menyelamatkan orang-orangnya? Apakah kau sudah gila?"     

Qiao Chu berpikir bahwa setelah Qu Wen Hao melakukan tindakan bunuh diri seperti itu, fakta bahwa Jun Wu Xie tidak membunuhnya sudah menunjukkan belas kasih yang besar, dan terus menolongnya menyelamatkan para wanita Kota Seribu Monster yang diculik adalah sesuatu yang tak dapat dibayangkan.     

"Aku melakukan ini bukan demi Kota Seribu Monster." Jun Wu Xie berkata tanpa ekspresi. "Aku tentu saja memiliki alasan tersendiri melakukan hal ini."     

Kerjasama dengan Kota Seribu Monster sudah putus dan yang ia lakukan sekarang hanyalah demi mendapatkan peta itu secepatnya.     

"Rencananya sudah sampai ke tahap ini. Terlepas dari apa yang dilakukan Qu Wen Hao dan orang-orangnya, aku tidak akan menghentikan rencanaku. Karena kita tidak bisa melanjutkan bekerja sama, maka aku akan membuat mereka bergerak sesuai rencanaku." Jun Wu Xie berkata, matanya memicing.     

Qiao Chu sedikit tertegun dan ia bertanya, "Apa yang ingin kau lakukan?"     

Jun Wu Xie menjawab, "Mendapatkan peta, mengambil kembali Tuan Mbek Mbek, dan mengirim Qu Xin Rui ke … neraka."     

"Di mana Fei Yan dan yang lain sekarang?" Jun Wu Xie kemudian bertanya.     

"Mengawasi tempat itu, kalau saja terjadi hal yang tak diharapkan." Hua Yao berkata.     

"Katakan pada mereka untuk bertindak secepatnya. Aku ingin mendorong Qu Xin Rui masuk ke neraka sedikit demi sedikit." Jun Wu Xie berkata dengan senyum dingin. Ia awalnya hanya ingin mencari peta. Namun karena Qu Xin Rui telah memilih untuk menculik Tuan Mbek Mbek, ia tidak akan bersikap baik.     

"Baik!"     

Setelah berdiskusi, Jun Wu Xie meminta Hua Yao dan Qiao Chu untuk pergi beristirahat terlebih dahulu, namun karena apa yang terjadi di Kota Seribu Monster, mereka berdua menolak untuk beristirahat dan mengambil kesempatan untuk tidur di luar kota, dan menyampaikan kabar ini pada teman mereka yang lain.     

Menatap langit malam, Jun Wu Xie memandang kegelapan yang menyelimuti Kota Seribu Monster, matanya kembali berkilat dengan sorotan dingin.     

….     

Di awal bulan, kelompok tahanan baru dari Kota Seribu Monster dikirim kembali ke kota untuk berkumpul bersama keluarga mereka. Cerah dan masih dini, orang-orang itu sudah berkumpul di gerbang Kota Seribu Monster, menunggu-nunggu untuk melihat apakah kali ini yang kembali adalah anggota keluarga mereka.     

Di Ruang Awan Surgawi, Qu Xin Rui sangat gelisah seraya duduk di depan meja riasnya. Perubahan itu telah menjalar ke seluruh tangan kanannya dan kulit yang awalnya halus dan putih kini telah tergantikan dengan kulit tua, keriput dan kusam. Hal ini bermula dari hanya seukuran telapak tangan dan sekarang sudah memenuhi tangannya, perlahan merambat ke bahunya.     

"Apa yang sebenarnya terjadi? Shen Chi! Bukankah kau sudah memberikan kurban? Mengapa aku tidak merasakan apa-apa?" Qu Xin Rui bertanya putus asa seraya melempar cermin perunggunya ke lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.