Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Batu Hitam Misterius (9)



Batu Hitam Misterius (9)

1Mu Qian Fan menatap terkejut dan menganggukkan kepalanya setelah sesaat merasa ragu.     

"Kami semua tinggal di Kota Chan Lin dan aku tentu saja masih akan berada di sini. Jika kau ingin mencariku lain kali, kau bisa pergi ke rumah terakhir di ujung Jalan sebelah Selatan, tetapi …." Mu Qian Fan menatap perban yang menutupi seluruh tubuhnya dan berkata sambil tertawa getir, "Jika kau masih ingin mendengar sesuatu yang lain dariku, kau harus cepat, tubuhku mungkin tidak akan bertahan lebih lama lagi."     

"Lukamu parah?" Mendengar makna tersembunyi di balik perkataan Mu Qian Fan, Hua Yao bertanya, keningnya berkerut.     

Mu Qian Fan mengangguk. "Sudah merupakan suatu mukjizat aku masih hidup sekarang." Dua orang dari antara saudara seperguruannya telah mengembuskan napas terakhir setelah terkena racun. Fakta bahwa Mu Qian Fan masih bertahan hingga saat ini membuat dirinya sangat terkejut.     

"Bolehkah aku melihatnya?" Tiba-tiba Jun Wu Xie berbicara.     

Mu Qian Fan ragu-ragu. Ia menatap Jun Wu Xie, terlihat khawatir. "Ini agak menjijikkan, kau benar-benar mau melihatnya?"     

Ia takut lukanya yang menjijikkan akan membuat para pemuda ini ketakutan.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Mu Qian Fan melenguh, dan perlahan mulai membuka perban di tangan kirinya.     

Daging yang melekat di perban itu perlahan terkelupas, menjadi sebuah pemandangan berdarah karena luka di tangannya sekali lagi terbuka.     

Hanya sekali lihat membuat semua yang ada di ruangan menarik napas panjang.     

Seluruh bagian tangan Mu Qian Fan terlihat seolah terkena cipratan minyak panas dan tak sedikit pun ada bagian dari dagingnya yang utuh. Daging merah itu dipenuhi dengan nanah kuning dan terlihat seperti potongan daging yang sudah lama membusuk. Setengah ujung kelingkingnya sudah membusuk dan tulang putih itu terlihat di bawah daging yang berdarah-darah.     

Aroma darah yang sangat kuat dan busuk tiba-tiba menyebar di seluruh ruangan.     

Qiao Chu dan yang lain tiba-tiba menjadi pucat.     

Mu Qian Fan mendadak sadar dengan keadaan itu dan ia berpikir untuk membungkus kembali lukanya cepat-cepat ketika sebuah tangan putih dan mungil memegang ujung perban yang menjuntai di atas meja.     

Mata Jun Wu Xie memicing seraya menatap koreng yang menggerogoti tangan Mu Qian Fan. Kondisi tangan itu, menunjukkan efek yang serupa dengan salah satu racun yang pernah ia buat sebelum ini tetapi mengenai kecepatan pembusukannya, racun di tangan Mu Qian Fan lebih cepat dan sepertinya daging baru tidak tumbuh kembali seperti khasiat racun miliknya.     

Tampak benar-benar tidak melihat pemandangan menjijikkan dari tangan yang membusuk itu, Jun Wu Xie malah berdiri dan memeriksa tangan itu dari dekat.     

Mu Qian Fan terkejut melihat tindakan Jun Wu Xie. Mengapa seorang remaja muda sepertinya tak menunjukkan tanda-tanda takut sama sekali? Ia bukan hanya tidak mundur ketakutan tetapi malah mendekat untuk memeriksa kondisinya dengan cermat. Langit tahu bahkan dirinya sendiri sangat jijik dengan daging busuk di seluruh tubuhnya.     

Tetapi pemuda ini tak gentar sedikit pun dan kelihatannya sangat tenang.     

Mu Qian Fan baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika Qiao Chu, yang duduk di hadapannya tiba-tiba memberikan isyarat, menyuruhnya untuk tetap diam, dan bahkan tersenyum ramah padanya.     

Mu Qian Fan tidak tahu apa yang diinginkan Jun Wu Xie darinya. Tetapi sebagai seorang pria yang sedang sekarat, ia tak terlalu khawatir. Jika Jun Wu Xie tidak takut, dan ingin melihat dari dekat, ia tak memiliki keraguan sama sekali untuk menunjukkan lukanya yang menganga.     

Setelah sesaat, Jun Wu Xie kembali ke kursinya. Matanya begitu dingin seraya menatap Mu Qian Fan dan berkata, "Aku ingin mengiris sedikit daging."     

Ketika kata-kata Jun Wu Xie keluar dari mulutnya, bukan hanya Mu Qian Fan tetapi bahkan Qiao Chu dan Fei Yan sangat terkejut mendengar hal itu.     

Mengiris sedikit daging?     

Daging apa?     

Ia benar-benar ingin mengiris sepotong daging dari tangan Mu Qian Fan!?     

Mata Mu Qian Fan membelalak lebar, sangat ragu dengan apa yang baru saja didengarnya.     

"Kau … menginginkan dagingku?" Bahkan jika ia sudah menerima kenyataan bahwa kematiannya tidak terelakkan, Mu Qian Fan masih tak dapat menerima kata-kata Jun Wu Xie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.