Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Ketujuh (1)



Tamparan Ketujuh (1)

2Bahkan setelah mengetahui bahwa Gu Li Sheng dipaksa menerima mereka sebagai murid, para pemuda itu masih menikmati identitas mereka sebagai murid Fakultas Penyembuh Roh dan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan posisi mereka.     

Mereka tidak ingin kehilangan posisinya.     

"Ma … maaf …. Kami sangat dungu dan lugu karena mempercayai semua rumor tak berdasar itu. Aku harap hatimu yang dermawan bisa memaafkan orang jahat seperti kami! Tolong maafkan kami!" Pemuda itu membungkuk sembilan puluh derajat, memohon maaf pada Jun Xie.     

Murid lain di belakangnya, semua juga ikut membungkuk.     

Jun Wu Xie melirik mereka, dan bahkan tidak mengatakan apa pun, sebelum ia terus berjalan pergi.     

Sekumpulan pemuda itu menunggu cukup lama dalam keadaan membungkuk dan tidak mendapatkan jawaban. Ketika mereka mengangkat kepala mereka, mereka melihat bahwa Jun Xie sudah berjalan keluar dari pintu utama Fakultas Penyembuh Roh tanpa memberikan mereka sedikit pun perhatian! Dunia runtuh di atas mereka saat itu, dan mereka terisak membayangkan kehancuran yang akan datang.     

"Apa … apa yang harus kita lakukan …. Apakah itu berarti ia … tak akan memaafkan kita?" Pemuda itu berpelukan erat dan menangis, membayangkan pemandangan tak terhindarkan karena diusir dari Fakultas Penyembuh Roh.     

Jun Wu Xie sepenuhnya tidak sadar dengan hal yang mengganggu para murid itu dan ia pun sudah pergi ke hutan bambu. Sepanjang jalan, begitu banyak mata terpaku pada sosok kecil yang berjalan perlahan itu. Setiap tatapan yang mendarat pada Jun Wu Xie tidak lagi terjalin dengan kekesalan atau penghinaan seperti sebelumnya, tetapi berubah menjadi malu dan takut. Ketika mereka melihat Jun Wu Xie sekarang, itu mengingatkan mereka pada semua hal memalukan yang mereka rasakan pagi itu ketika Gu Li Sheng dan Fan Qi menampar mereka dengan dengan semua teguran itu, tak ada satu pun di antara mereka yang berani melangkah mendekati Jun Xie. Menyembunyikan wajah mereka dari rasa malu yang mereka rasakan, para murid langsung lari dan bersembunyi seperti tikus di pojok. Sedangkan bagi murid-murid yang bertatap muka dengan Jun Xie, kaki mereka tiba-tiba terasa begitu kuat ketika mereka melihat sosok mungil itu, mencoba secepat mungkin untuk kabur. Jun Wu Xie kelihatannya tidak menyadari hal itu, tidak memperhatikan mereka seraya ia terus berjalan ke hutan bambu. Di dalam Hutan bambu, Fan Jin bersemangat menceritakan pada Fan Zhuo mengenai kejayaan di pagi ini. Wajah Fan Jin merona dan suaranya begitu berapi-api, ia bercerita bagaimana ia berharap untuk dapat menghidupkan kembali seluruh kejadian di lapangan pagi ini. Fan Zhuo tersenyum dan tak mengatakan apa pun, tetapi matanya menyala, dengan kilatan kegembiraan. "Hee … hee …. Kau seharusnya melihatnya. Itu benar-benar menggembirakan! Kau ingat guru pemurung itu, Qian Yuan He? Di Fakultas Binatang Roh? Ia sebelumnya berkeliaran mengatakan pada semua orang semua keburukan Jun Xie. Hari ini, kata-kata Paman Gu hampir membuatnya menumbukkan kepalanya di dinding dan bunuh diri karena malu, itu membuatku sangat bahagia …. Ha ha ha …." Fan Jin semakin bersemangat ketika menceritakan ini semua. Ia tiba-tiba membawa dua kendi anggur untuk merayakan suasana hatinya yang sedang bagus hari ini.     

Selain Jun Wu Xie, orang berikutnya yang paling bahagia dengan kejadian hari ini mau tidak mau adalah Fan Jin. Di masa-masa kelam itu, Jun Wu Xie menderita karena sumpah serapah dan cacian yang tak pernah berhenti. Tetapi di sisi lain, Fan Jin, yang selalu menjadi orang yang memberikan apa pun untuk melindungi Jun Wu Xie sementara dirinya menyimpan semua kebenaran itu sendiri mengalami kesulitan untuk menyimpan semuanya sampai ke titik dirinya hampir meledak.     

"Xie Kecil, kau kembali!" Begitu Fan Jin melihat Jun Wu Xie masuk, ia melompat girang dan tubuhnya yang tinggi menjulang terhuyung-huyung karena berdiri mendadak. Fan Zhuo dengan gesit mengulurkan tangannya untuk membantu kakaknya berdiri. Jun Wu Xie duduk di meja dan menatap Fan Jin yang sedikit mabuk. "Hari ini, kita benar-benar berhasil …. membuat para berandal itu tutup mulut 'hik' …. Fan Jin menyeringai seraya terjatuh duduk di kursinya. Fan Zhuo berbalik ke arah Jun Xie dan mengangkat bahunya tak berdaya. Sejak Fan Jin masuk, ia belum berhenti bicara, dan gelas anggurnya juga tidak berhenti, terlihat jarang berpisah dari bibirnya, terlihat begitu gembira hari ini. Jun Wu Xie dan Fan Zhuo bukan pemabuk dan mereka mengamati Fan Jin yang menghabiskan dua kendi besar. Segera, Fan Jin mengoceh karena mabuk dan wajahnya terjatuh di atas meja lalu ia tidur sambil mendengkur.     

"Kakakku merasa sangat bahagia hari ini." Fan Zhuo tersenyum canggung seraya ia melihat saudaranya yang mabuk berat dan tidak sadarkan diri. Tetapi ia tahu di dalam hatinya, bahwa kakaknya ini benar-benar bahagia hari ini.     

"Aku akan perlu pergi sebentar." Jun Wu Xie berkata mendadak.     

Fan Zhuo sedikit terkejut dengan pengumuman tiba-tiba ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.