Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kau Terlalu \"Seksi\" dan Cantik (2)



Kau Terlalu \"Seksi\" dan Cantik (2)

1Jika Jun Xie tahu ia memiliki pikiran lancang terhadapnya, Qiao Chu tidak akan hidup untuk waktu yang lama!!     

"Bisakah kau menjadi orang yang normal?" Hua Yao mengatakan seraya memberikan tatapan tak berdaya pada Qiao Chu yang sangat gelisah.     

Qiao Chu menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya sendiri sebelum ia berbalik. Namun saat ia berputar, ia menemukan Jun Wu Xie melihat tepat ke arah mereka.     

Qiao Chu merasa lututnya menjadi lemah.     

Tatapan dari sebuah kecantikan yang tak bercela, sangat mustahil untuk menahan diri!     

Qiao Chu dan kawannya masih tidak menyadari atmosfer aneh di Akademi Angin Semilir. Mereka terlalu sibuk terkejut dengan perubahan Jun Wu Xie yang mendadak dan menakjubkan!     

Nangong Xu adalah satu-satunya yang sudah kembali sadar setelah serangkaian kejutan yang berurutan terjadi dan melihat Qiao Chu dan kawan-kawannya. Mengingat bahwa mereka hadir di Hutan Pertempuran Roh di hari naas itu, ia segera menghampiri mereka dan berkata, "Kalian datang ke sini."     

Qiao Chu menggosok hidungnya dan mereka semua mengikuti tanpa mengatakan apa pun.     

Nangong Xu membawa mereka masuk dan berdiri di samping Jun Wu Xie, dan berusaha mempertahankan sikap tenang, ia berkata pada Jun Wu Xie, "Nona Jun, murid-murid ini juga hadir di hari itu. Jika ada yang ingin kau tanyakan pada mereka, silakan bertanya."     

Mereka berempat di geng Qiao Chu berdiri tegak, kaku bagaikan balok kayu di hadapan Jun Wu Xie.     

Dengan kedekatan seperti itu, Qiao Chu merasa sedikit pusing.     

Jun Wu Xie memicingkan matanya dan menyapukan pandangan dinginnya pada Qiao Chu dan yang lain.     

Qiao Chu hampir pingsan.     

"Long Qi." Jun Wu Xie berkata mendadak.     

"Siap, Nona Muda."     

"Bawa keempat orang ini, aku ingin menginterogasi mereka perlahan."     

Ketika Nangong Xu memutuskan untuk memanggil Qiao Chu dan yang lain, ia telah berpikir itu mungkin akan sedikit mencairkan suasana, melihat hukuman Ning Xin yang membuat syaraf tegang. Ia tak menyangka Jun Wu Xie masih mau mengejar masalah ini lebih jauh dan menangkap keempat murid untuk interogasi.     

Air yang sudah terbuang, susu yang sudah tumpah, tak dapat diambil kembali. Begitu pula dengan kata-katanya.     

Ia merasa menampar dirinya sendiri dengan kuat. Isu ini bisa diselesaikan dahulu di sana, dan siapa yang tahu aksi berlebihan apa lagi yang dapat dilakukan Jun Wu Xie?     

Long Qi mengangguk, tetapi ia berputar ketika melihat Yin Yan masih berlutut di dekat kaki Fan Qi dan bertanya pada Jun Wu Xie, "Nona Muda, apa yang akan kita lakukan dengan yang satu ini?"     

Setelah ditunjuk, Yin Yan tiba-tiba gemetar. Menyaksikan bagaimana Prajurit Rui Lin mendorong Ning Xin, ia sepenuhnya kehilangan keberaniannya. Ketika ia menemukan dirinya ditunjuk Long Qi, ia langsung jatuh pucat pasi, mulutnya berbusa, tubuhnya kejang, menggeliat di tanah.     

Jun Wu Xie melihat Yin Yan sekilas dan hanya mengatakan, "Bawa dia juga."     

Long Qi mengangkat Yin Yan tanpa ragu, mencengkeram kerahnya, seperti seekor anak kucing.     

Tanpa berkata-kata lagi, Jun Wu Xie berputar dan mulai berjalan keluar. Long Qi menarik Yin Yan yang tidak sadarkan diri dan mengikuti dari belakang, sementara Qiao Chu dan kawannya mengekor di belakang mereka.     

Segera, hanya orang-orang dari Akademi Angin Semilir yang masih sangat terkejut yang masih tetap berada di situ.     

Jun Wu Xie keluar dari gerbang Akademi Angin Semilir dengan yang lain dan langsung menunggang kuda mereka untuk segera pergi berderap meninggalkan gumpalan awan berdebu. Prajurit Rui Lin yang menghalangi gerbang segera berputar dan memacu tunggangan mereka dan berpacu bersama pasukan yang lain.     

Awan gelap yang menyelubungi Akademi Angin Semilir mulai menghilang dan suasana menekan yang dirasakan murid Akademi Angin Semilir perlahan mulai menjadi ringan.     

"Semua bubar." Fan Qi membuang napas panjang. Semua yang terjadi hari ini telah membuatnya luar biasa lelah.     

Para murid itu berkerumun di dekat gerbang Akademi Angin Semilir yang mulai bubar, banyak yang masih tercengang. Sepertinya banyak di antara mereka akan dihantui dengan mimpi buruk malam itu.     

Dibandingkan dengan takdir Ning Xin dan Yin Yan, para murid yang dikeluarkan dahulu mungkin adalah yang paling beruntung.     

Prajurit Rui Lin tidak pergi jauh setelah meninggalkan Akademi Angin Semilir. Mereka malah berhenti di sebuah hutan kecil, dan mulai mendirikan kemah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.