Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bersiap-siap Untuk Membalas (4)



Bersiap-siap Untuk Membalas (4)

0"Sepertinya dia tidak mampu makan sendiri. Sini, Gong Cheng Lei, suapi dia." Ning Rui berkata, matanya hampir dikuasai sorotan keji.     

Gong Cheng Lei langsung mengangkat satu mangkok dan menggunakan sendok kuah untuk menyendok sup yang masih panas dan menjejalkannya ke mulut Fan Jin sesuap demi sesuap.     

Namun, Fan Jin tidak bereaksi sedikit pun. Ia duduk di sana menatap kosong, sementara Gong Cheng Lei terus memasukkan satu sendok besar nasi dan lauk lain ke dalam mulutnya. Mulutnya terus terbuka dan ia tak bergerak. Makanan yang dijejalkan memenuhi mulutnya dan tumpah, dan berjatuhan di dagu dan pakaiannya, membuat penampilannya lebih kotor dari sebelumnya.     

Kuah dan air menyerap di bajunya dan Fan Jin sekarang terlihat lebih buruk dibandingkan dengan pengemis di jalanan, hanya sebuah boneka yang dapat dipermainkan siapa pun.     

Aksi brutal dan kasar Gong Cheng Lei tidak menunjukkan sedikit pun belas kasih. Mulut Fan Jin jelas dipenuhi dengan makanan tetapi ia terus mendorong sendok porselen untuk memasukkan makanan ke dalam mulut Fan Jin. Luka di bibirnya pecah dan darah mengalir bercampur dengan makanan yang berjatuhan dari mulutnya.     

Jun Wu Xie tak berkedip menatap Fan Jin yang disiksa seperti itu. Ia tidak bergeming sedikit pun, sepertinya ingin mengingat semua hal yang telah terjadi, dan mengingatnya di hatinya.     

Ia akan mengingat tindakan memalukan yang dilakukan orang-orang ini hari ini.     

Ning Rui tertawa, dan Gu Ying tertawa. Mereka tampaknya merasa itu menyenangkan dan berpikir sangat menggembirakan untuk bermain-main dengan Fan Jin yang tak berdaya dengan cara seperti ini.     

Jun Wu Xie mengamati semua itu tanpa mengucapkan apa pun. Ia menyadari bahwa Fan Jin bukannya tidak merasakan sakit, dan bukannya ia tidak melawan. Ia melihat tulang rahang bagian bawah Fan Jin sengaja dipatahkan dan ia tak dapat menutup mulutnya ….     

Tatapan dingin terlihat di mata Jun Wu Xie yang tenang. Ia segera menyembunyikannya dan tetap diam seperti apa yang telah dilakukannya dan duduk di situ terus mengamati.     

Melihat putera langit yang dahulu begitu bermartabat, melihat pemuda yang dahulu begitu ramah dan menyenangkan, dipermainkan dan disiksa seperti binatang hina oleh musuh berdarah dingin yang membunuh ayahnya sendiri. Jun Wu Xie duduk mengamati semua itu, tidak bereaksi sedikit pun.     

Gu Ying mengamati Jun Wu Xie diam-diam tetapi ia tidak bisa mendeteksi sedikit saja retakan yang sangat ingin dilihatnya di wajah Jun Wu Xie yang bertopeng ketenangan. Senyum di wajahnya sirna seraya ujung mulutnya menjadi rapat, dan ketidaksabaran mulai tampak di dalam matanya.     

Ning Rui menikmati kegembiraan di hatinya ketika ia melihat Fan Jin disiksa seperti seekor anjing, yang membantu menyejukkan kebencian yang terbakar di dalam hatinya. Tawanya menggelegar di telinga ketika ia menonton adegan tidak manusiawi yang dimainkan di hadapannya.     

Fan Jin tiba-tiba muntah karena siksaan keras yang menutup jalan udara di tenggorokan Fan Jin. Ia jatuh ke lantai dengan suara benturan yang keras ketika perutnya bergejolak dan ia memuntahkan semuanya, sehingga semua makanan yang ada di dalam mulutnya keluar bersamaan. Tubuhnya mulai gemetar tak terkendali, sepenuhnya kacau, sebuah pemandangan yang tak dapat ditoleransi.     

"Apa yang salah? Kau makan begitu sedikit dan kau sudah kenyang? Tidakkah kau tahu seberapa sulitnya memasak ini semua? Tuan Muda Fan kita yang begitu hebat tidak tahu bagaimana penderitaan yang dialami rakyat jelata. Bagaimana bisa kau membuang-buang makanan?" Ning Rui menyeringai dan ia memberikan tatapan penuh makna pada Gong Cheng Lei. Gong Cheng Lei langsung melangkah ke depan dan berjongkok di sebelah Fan Jin. Ia kemudian menjambak rambut Fan Jin dan mendorong wajahnya ke muntahnya sendiri, seolah ia berharap Fan Jin memakan muntahannya yang menjijikkan.     

"Apakah kau sudah selesai makan?" Jun Wu Xie tiba-tiba bertanya pada Gu Ying yang duduk di sebelahnya.     

Gu Ying terkejut, dan kegembiraan kembali muncul di matanya.     

[Ia akhirnya tidak tahan lagi?]     

"Masih agak kenyang. Kenapa? Senior, kau sudah kenyang? Kenapa kau tidak tinggal lebih lama sedikit?" Gu Ying berkata.     

Namun, Jun Wu Xie segera berdiri.     

"Bau. Jika kau menikmati bau busuk ini, silakan saja." Dengan kata-kata itu, Jun Wu Xie mengernyitkan keningnya dan berjalan menjauh menutup hidungnya.     

Gu Ying kehilangan kata-kata untuk sesaat. Ia tak menyangka Jun Wu Xie akan mengatakan hal itu.     

Bahkan Ning Rui tercengang. Ia jelas ingat bahwa Jun Xie dan Fan Jin dahulu dekat. Jadi, ketika melihat Fan Jin diperlakukan begitu kasar, bagaimana ia bisa tetap tidak terpengaruh!? Bukan hanya itu, ia bahkan telah menunjukkan ekspresi jijik sebelum meninggalkan ruangan dengan tangan menutupi hidungnya!     

[Apakah ia tidak akan mencoba sesuatu untuk menyelamatkan Fan Jin?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.