Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (3)



Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (3)

0Sekelompok pria itu kabur tanpa arah seolah menjadi gila. Jun Wu Xie tidak terburu-buru mengejar mereka. Ia pertama-tama menyuruh Tuan Mbek Mbek menurunkan dirinya sebelum ia mengayunkan tangannya dengan cuai menyuruh Tuan Mbek Mbek mengejar para pria itu.     

"Aku menginginkan mereka hidup-hidup." Jun Wu Xie mengingatkan Tuan Mbek Mbek dengan datar.     

Tuan Mbek Mbek langsung mengeluarkan auman yang mengguncang bumi dan melesat bagaikan kilat putih!     

Jun Wu Xie berjalan ke samping Monster hitam. Matanya memicing seraya melihat Mu Qian Fan yang pingsan di atas punggung Monster hitam. Jun Wu Xie mengulurkan tangannya dan merasakan denyut nadinya. Setelah memastikan Mu Qian Fan masih hidup, ia langsung membuka tas alam semesta dan mengambil beberapa botol ramuan. Jun Wu Xie mengangkat kepala Mu Qian Fan yang terkulai dan memasukkan ramuan itu ke dalam mulutnya.     

Jun Wu Xie merawat luka Mu Qian Fan tanpa berkata apa-apa. Kericuhan tadi telah hilang dan kesunyian menyeruak. Monster hitam berbaring di atas rumput tak bergerak. Walaupun monster hitam adalah sesosok tubuh spiritual, ketika ia berada dalam wujud fisiknya, suhu tubuhnya juga mengikuti suhu tubuh binatang asli. Di malam yang dingin dan berangin seperti ini, jika mereka meletakkan Mu Qian Fan yang kehilangan begitu banyak darah di tanah yang dingin dan beku, hipotermia bisa membunuhnya.     

Ketenangan suasana ini begitu kontras dengan situasi panik yang terjadi di sisi lain hutan itu. Sekumpulan pria itu berhasil lari berhamburan untuk menyelamatkan diri, tetapi kaki mereka bukan tandingan kecepatan Tuan Mbek Mbek yang luar biasa. Dalam sekejap, Tuan Mbek Mbek sudah menangkap mereka. Akal sehat mereka diambil alih oleh rasa takut yang luar biasa, para pria yang hampir gila itu berteriak memanggil roh cincin mereka untuk menyerang Tuan Mbek Mbek. Namun, Tuan Mbek Mbek hanya mengibaskan beberapa ekornya dengan cuai dan ia segera melemparkan roh cincin yang lemah dan kerdil melayang ke udara.     

Roh cincin Binatang Buas itu beterbangan di udara tetapi Tuan Mbek Mbek tidak akan melepaskan mereka begitu saja. Ekornya yang besar tiba-tiba mengelilingi semua roh cincin binatang buas itu dan mereka diangkat tinggi-tinggi sebelum akhirnya dibanting ke tanah!     

Ratapan menyedihkan dan tangisan terdengar di hutan yang porak poranda. Walaupun tubuh spiritual tidak bisa berdarah, tetapi mereka masih bisa merasakan sakit.     

Dalam satu kedipan mata, roh cincin binatang buas sudah disiksa oleh Tuan Mbek Mbek hingga berada di ambang kematian dan mereka bahkan tak bisa mengerang kesakitan lagi.     

Ketika para pria itu melihat Binatang Roh mereka dikalahkan, mereka kabur sambil berteriak ke segala penjuru arah.     

Tuan Mbek Mbek tidak terburu-buru. Ia melingkarkan satu ekornya dan menjerat sekumpulan Binatang Roh lalu ia mengangkat dirinya hingga batas ketinggian maksimal. Dari sudut pandangnya yang tinggi, Tuan Mbek Mbek mencari sosok yang berlarian di antara pepohonan lebat.     

Kesunyian malam dipecahkan oleh teriakan dan ratapan yang sesekali terdengar. Suara mereka dipenuhi keputusasaan dan ketakutan tetapi tidak ada orang lain di sekitar situ yang mendengar teriakan mereka!     

Setelah Jun Wu Xie selesai merawat luka Mu Qian Fan, Monster hitam sudah mencapai ambang batas kesadaran dan ia tak dapat terus mempertahankan wujudnya dan segera berubah menjadi kucing hitam kecil, langsung meringkuk kelelahan di tanah, tanpa bergerak sedikit pun.     

Jun Wu Xie mengangkat tangannya dan menggunakan teknik penyembuhan rohnya dan perlahan menyembuhkan luka si kucing hitam kecil.     

Tanah di bawah kaki mereka bergetar dan Jun Wu Xie menengadah. Tuan Mbek Mbek kembali dan ekor di belakang tubuhnya menjerat para pelarian dan roh cincin mereka, keadaannya begitu lemah hingga hampir berubah menjadi transparan.     

Mata Jun Wu Xie memicing dan Tuan Mbek Mbek segera mengayunkan kedelapan ekornya ke hadapan Jun Wu Xie dan melepaskan cengkeramannya. Sepuluh pria berwajah pucat kelabu jatuh bersamaan di atas tanah.     

"Jangan … jangan bunuh kami …." Ketua kelompok pria itu dicengkeram dengan ketakutan yang melumpuhkan ketika dirinya duduk di tanah. Ia menatap Jun Wu Xie dengan mata dipenuhi teror, wajahnya sepenuhnya tidak berwarna. Pria lain dalam kelompok itu yang berada di samping sang ketua kini hanya gemetar tak berdaya dan berlutut, tak berani bergerak dari tempatnya.     

"Mengapa kau ingin membunuh dia?" Jun Wu Xie bertanya, pandangannya begitu tajam menatap pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.