Tamparan Berurutan - Bentuk Kedua (4)
Tamparan Berurutan - Bentuk Kedua (4)
Namun, begitu Fan Jin menurunkan pandangannya untuk melihat luka pemuda itu, hasrat membunuh tiba-tiba melintas di mata pemuda itu. Murid lain yang tergeletak di tanah mengerang kesakitan tiba-tiba melompat dan mengeluarkan belati mereka, bergegas ke arah Fan Jin tiba-tiba.
Fan Jin tiba-tiba merasakan bahaya mengancam dan ingin menjauh dari bahaya tetapi anggota tubuhnya ditahan oleh pemuda yang meremasnya. Ia melihat pemuda itu dan melihat mata itu tak lagi menunjukkan ketakutan dan keputusasaan, tetapi dipenuhi dengan niat membunuh yang mematikan.
"Senior Fan, hari yang sama tahun depan akan menjadi peringatan hari kematianmu, jadi beristirahatlah dengan tenang!" Tubuh pemuda itu melenting ke belakang seraya ia tertawa licik, yang memperlihatkan tangannya yang berlumuran darah. Di tangan itu, ada sarung tangan yang bagian jarinya terbuka, dan jarinya nampak berkilauan karena memancarkan energi spiritual.
Fan Jin menganga terkejut. Pemuda itu jelas pengguna roh cincin senjata dan sarung tangan itu pasti roh cincinnya. Sepenuhnya lengah, ia menemukan dirinya ditahan dan Fan Jin tiba-tiba menyadari ia tak bisa melepaskan diri!
Sementara, para penyerang mengepungnya dari segala arah dengan cepat dan terkoordinasi. Pemuda yang mengunci tubuh Fan Jin tiba-tiba merasa tangannya diangkat ke udara. Ketika ia menyadari, ia melihat Fan Jin telah menghilang dari pandangannya dan semua jari di tangannya telah dipotong bersih! Darah merah menyembur keluar dari luka-luka di tangannya yang tak berjari!
"AARGH!" Erangan kesakitan menggema dari tenggorokan pemuda itu seraya ia memegangi tangannya, dan jatuh dengan keras ke atas tanah.
Kilat cahaya perak melesat dan berdiri di samping Jun Wu Xie dan ketika bayangan samar yang bergerak itu berhenti, wajah Fei Yan yang menyeringai terlihat, dan tangannya masih memegang Fan Jin yang sepenuhnya tertegun.
Wajah Fan Jin hanya menunjukkan kekagetan luar biasa dan benaknya masih belum pulih dari apa yang barusan terjadi dalam satu kedipan mata.
Pemuda yang semua jarinya dipotong masih mengerang kesakitan dan rekannya yang tadi bergegas menyerang Fan Jin sekarang berdiri kebingungan. Dua puluh murid aneh yang tadi bergeletakan di tanah dan mengeluh kesakitan beberapa saat yang lalu sekarang semuanya berdiri tegak, wajah mereka terlihat berwaspada, seraya menatap Fan Jin di belakang Jun Xie.
"Apa … apa yang terjadi di sini?" Fan Jin bertanya seraya menatap pemuda yang sehat walafiat itu. Bagaimana pun lugunya dia, ia masih dapat melihat bahwa semua pemuda itu tidak terluka. Darah di tubuh mereka dioleskan dengan sengaja.
"Jelas terlihat, ini sebuah jebakan." Qiao Chu berjalan melenggang ke samping Fan Jin, menepuk pundaknya untuk menenangkan dirinya. "Aku pikir kau sudah menyadarinya dan hanya ikut bermain. Kelihatannya kau benar-benar tidak tahu?"
"Apa … yang harus kuketahui?" Pikiran Fan Jin tak berdaya dan bingung. Ia belum bisa mengerti sepenuhnya keadaan ini.
"Orang-orang ini tak pernah memerlukan pertolongan. Alasan mereka semua berkumpul di sini adalah untuk membunuhmu." Qiao Chu menjelaskan padanya terang-terangan.
"Apa!?" Wajah Fan Jin langsung pucat dan ia menyadari saat itu kedua puluh pemuda itu bergerak ke arah mereka dan semua roh cincin mereka sudah dipanggil, dan taring mereka menghadap tepat ke arahnya.
"Fan Jin, jangan mimpi kau bisa berjalan hidup-hidup keluar dari Hutan Pertempuran Roh. Jika kau tak mau menyeret kawanmu ke dalam bahaya, menyerah saja pada kami." Pemimpin gerombolan pemuda itu berkata, matanya menatap Fan Jin dengan begitu sadis.