This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Penyelidikan



Penyelidikan

2Ioan berdiri di depan sebuah kediaman mewah dengan mulut ternganga. Ia telah mengganti pakaian pasien rumah sakitnya dengan setelan kemeja dan celana jeans baru yang diberikan Damian. Katanya, pakaian yang ia gunakan sebelumnya sudah robek dan rusak – Ioan merasa wajahnya memanas mengingat alasan dari rusaknya pakaian itu – jadi Damian membelikan baju baru untuknya.     

Saat itu, Ioan tidak menyadari Damian yang diam-diam memutar bola mata di balik senyumannya. 'Dasar tidak jujur! Kau yang beli pakaian itu. Mengapa jadi aku yang membelinya!' Ia mengutuk Steve di dalam hati.     

Pagi hari ini, Ioan diperbolehkan keluar dari rumah sakit.     

Hal ini tentunya merupakan hasil dari kesepakatan yang Ioan buat dengan Steve kemarin malam.     

Malam itu, setelah Ioan memohon, Steve memberikan sekumpulan syarat yang perlu ditepati oleh Ioan. Jika ia bisa menepatinya, permohonan Ioan akan dikabulkan.     

Syaratnya sebenarnya cukup sederhana. Ioan hanya perlu menutup mulutnya dan tinggal di sebuah rumah yang dibangun di atas Bukit Herme – bukit yang mengelilingi tepi area tempat tinggal kaum incubus sekaligus yang mengelilingi hutan tempat berdirinya kediaman Luca Mocanu. Rumah itu merupakan rumah pribadi Steve yang ia bangun secara diam-diam sehingga tidak banyak yang mengetahui mengenai kepemilikannya terhadap kediaman itu. Ioan harus tinggal di sini dan tidak boleh keluar dari area rumah tersebut. Jika ada keperluan rumah tangga yang diperlukan, Ioan hanya perlu mengontak Damian dan semuanya akan segera diurus.     

Damian mendengus ketika mengetahui bahwa sang tuan telah melimpahkan tugas menyusahkan ini kepadanya. 'Aku seorang dokter bukan penjual jasa serbaguna!' Tentunya ia hanya bisa menelan segala protesnya karena sebagai istri Jack yang merupakan asisten pribadi Steve, ia sudah bersumpah untuk menjadikan Steve sebagai Tuannya juga dan akan melaksanakan segala tugas yang diberikan.     

"Aku benar-benar bisa tinggal di rumah semewah ini?!" tanya Ioan masih tidak bisa percaya.     

"Benar. Ini adalah bentuk kompensasi dari Tuan. Sebagai gantinya, kau tidak boleh berada jauh dari area rumah ini apalagi keluar dari area bukit. Itu adalah pesan Tuan."     

Ioan mengangguk, masih penuh dengan kebahagiaan dan kekaguman. "Aku tahu," jawabnya singkat. Ia sudah menyanggupi syarat itu sejak awal dan tidak ada rasa keberatan sama sekali.     

Damian bahkan lebih mengkhawatirkan syarat ini dibandingkan Ioan. Lantaran, ia bukan pria yang suka mendekam di dalam rumah jadi memikirkan bahwa ia harus tinggal di sebuah tempat yang sama dengan suasana serta pemandangan yang sama sepanjang hari membuatnya ingin mati.     

Damian membawa Ioan ke dalam rumah tersebut dan memperkenalkan ruangan-ruangan yang ada di dalamnya. Semakin Ioan mengenali isi rumah itu, semakin terang binaran di matanya.     

Tidak seperti rumah-rumah mewah di kota yang terbuat dari bahan beton, semen, dan keramik; seluruh rumah ini terbuat dari bahan kayu yang memberikan 'rasa berada di rumah sendiri' karena rumah area kaum half-beast dominannya terbuat dari bahan kayu dan kamar yang ia sewa di kota pun memiliki lantai kayu. Bahan kayu memberikan kesejukan yang menenangkan.     

Tidak hanya itu, walaupun Steve jarang tinggal di sini, rumah ini tetap bersih mengkilap hingga ke sudut-sudutnya. Perabotan dan propertinya juga lengkap untuk ukuran rumah yang jarang ditempati.     

Ia akan memiliki kamar sendiri dengan tempat tidur yang empuk dan kamar mandi pribadi dengan bathtub yang luas! Yang lebih keren lagi, ruangan terbesar yang dimiliki rumah ini adalah perpustakaan. Ioan hobi membaca buku dan sering mengunjungi perpustakaan umum kota ketika ia punya waktu luang.     

Tadi, ia sempat melirik beberapa buku yang dikoleksi Steve dan ia hampir menjingkrak kegirangan karena menemukan buku-buku kuno yang bahkan tidak dimiliki oleh perpustakaan umum atau yang hanya bisa diakses jika memiliki kartu anggota premium yang tentunya memerlukan biaya mahal untuk mendapatkannya.     

Ia tidak sabar untuk membenamkan dirinya dalam buku-buku itu sehingga setelah merapikan barang-barang bawaannya yang tidak banyak dan mandi, ia segera mengurung diri di dalam perpustakaan. baru ketika malam tiba dan Damian datang untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap kandungannya, Ioan dengan enggan keluar dari perpustakaan.     

*****     

"Apa ini?"     

Keesokan siangnya, tepat ketika Steve sedang berkomunikasi dengan Silver melalui sambungan telepon, Damian tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan melemparkan beberapa carik kertas tebal ke atas mejanya. Steve menatap nanar benda tersebut yang ternyata adalah beberapa carik foto.     

"Laporan mengenai istrimu," jawab Damian singkat.     

Steve mengernyit dalam. Setelah meminta Silver untuk menunggu sebentar dan menekan tombol mute agar isi pembicaraanya tidak dapat terdengar oleh Silver, ia berucap, "Untuk apa kau memberikanku fotonya sebagai laporan?"     

Foto-foto itu memiliki latar yang berbeda-beda. Ada yang memperlihatkan perpustakaan, ada yang memperlihatkan taman, dan ruang-ruang lainnya yang Steve kenali sebagai bagian dari kediaman pribadinya. Dalam setiap foto selalu ada sosok Ioan yang sedang melakukan berbagai kegiatan seperti membaca dan memasak. Ekspresi damai dan lembut yang tidak pernah Ioan perlihatkan selama menghadapi Steve terabadikan di dalam setiap foto itu, entah mengapa membuat hati Steve hangat.     

Damian mengedikkan bahunya, acuh tak acuh. "Agar kau yakin dia baik-baik saja dan tidak mengingkari janji kalian."     

Steve berkedip beberapa kali sebelum mendengus seraya menyingkirkan foto itu ke tepi mejanya. "Aku tidak perlu fotonya. Selama kau mengawasinya dengan baik dan tidak ada masalah yang dimunculkan oleh pria itu, aku tidak peduli dan kau juga tidak perlu memberikanku laporan seperti ini."     

Kontras dengan nada bicaranya yang seperti menganggap foto itu sebagai sebuah sampah, diam-diam, ketika Damian tidak memperhatikan, Steve merapikan foto itu dan menyelipkannya ke dalam lemari mejanya. Ia sendiri tidak paham mengapa ia ingin menyimpan benda itu dan pada akhirnya menggunakan alasan 'tidak ingin menyia-nyiakan uang Damian untuk mencetak foto ini' lalu melupakannya.     

Tidak ia ketahui bahwa Damian menangkap perilaku Steve itu dan diam-diam tersenyum menggoda. Ia hanya mengangguk cuek seraya keluar dari ruangan membuat Steve mengira Damian akan mendengarkan perintahnya. Tidak ia ketahui, di masa depan, ia akan memiliki satu lemari khusus di mejanya yang penuh dengan foto hasil potret Damian terhadap istri dan keluarganya.     

'Aku akan menjadi mak comblang kalian!' Damian terkikik dalam hati.     

Awalnya, ia hanya menyayangkan hubungan sang tuan dengan Ioan yang dingin padahal mereka sudah terlanjur terhubung akibat seorang anak. Walaupun diawali dengan kecelakaan, Damian berharap ia bisa membantu tuannya dan Ioan untuk setidaknya memiliki hubungan yang hangat sebagai sebuah keluarga. Tidak ia sangka ia akan melihat reaksi yang menyenangkan dari sisi Steve dan ia mulai yakin bahwa ia mungkin bisa membuat keduanya menumbuhkan rasa yang lebih spesial terhadap satu sama lain.     

Steve yang tidak menyadari rencana Damian itu dengan santai memencet tombol di perangkat teleponnya, kembali bertukar dialog dengan Silver.     

"Lanjutkan."     

"Bawahanku sudah mengecek CCTV dan menemukan rekam jejak half-beast harimau itu, Ioan, memasuki rumah sakit di hari kecelakaan menimpa kalian berdua. CCTV yang menangkap sosoknya adalah CCTV pada pintu masuk dan CCTV pada lorong yang menuju ke ruang tunggu A, B, C, dan D untuk area umum serta ruang tunggu V5 dan V6 untuk area eksekutif…."     

Sialnya, CCTV ruang tunggu B, C, dan D rusak sejak beberapa hari sebelum kecelakaan terjadi sehingga Silver tidak bisa menyempitkan kemungkinan ruang tunggu mana yang didatangi oleh Ioan. Bawahannya juga menemukan keanehan pada beberapa CCTV di sekitar meja resepsionis. Ada beberapa potongan yang hilang, sepertinya sengaja dihapus oleh seseorang.     

Mengikuti jejak keanehan ini, bawahannya juga sudah mengunjungi resepsionis untuk menanyakan karyawan yang sedang bertugas selama kurun waktu yang hilang dari rekam CCTV. Mereka menyodorkan foto Ioan kepada petugas resepsionis itu tapi ia tidak mengingat pernah didatangi oleh pria di foto itu. ketika ia mengecek komputer pun, nama Ioan tidak tertera dalam rekaman kunjungan sama sekali.     

Ketika ditanya apakah karyawan itu sempat meninggalkan meja resepsionis dalam kurun waktu itu, ia mengaku sempat meninggalkan meja untuk beberapa menit karena tiba-tiba perutnya sakit. Saat itu, sayangnya yang bertugas hanyalah dia dan tidak ada yang bisa menggantikannya sehingga ia meletakkan papan 'Sedang Istirahat' di atas meja.     

"Jadi kau mengatakan bahwa mungkin saja ada seseorang yang mengambil kesempatan ini untuk menjebak Ioan?"     

"Benar."     

Steve menggosok dagunya penuh pertimbangan. Ia masih memiliki kecurigaan bahwa Ioan juga komplotan mereka tapi tidak ada bukti yang membawanya ke sana. Selain itu, tidak ada rekam jejak Ioan mengunjungi rumah sakit selain hari kecelakaan itu dan mengapa hanya hari itu Ioan datang sementara kecelakaan itu terjadi di area terpencil dari rumah sakit. Tidak ada alasan yang bagus untuk menjelaskan mengapa Ioan memasuki gedung utama rumah sakit yang penuh dengan pengawasan CCTV jika ia ingin melakukan sesuatu yang jahat. Itu sama saja dengan memberikan petunjuk kepada musuhnya.     

Lagi pula, Steve tidak pernah menemukan ada orang jahat yang sampai rela dihamili olehnya.     

"Oh ya, aku juga menemukan pada rekaman CCTV di lorong, Tuan menabraknya ketika terburu-buru berjalan dari arah area eksekutif."     

"Hm? Benarkah?"     

"Iya. Walaupun Anda merubah sedikit penampilan Anda, tapi dari postur dan gerak gerik, aku bisa mengenali bahwa itu adalah Anda."     

Steve mengernyit. Ia samar-samar mengingat pernah menabrak seseorang saat itu. ternyata itu adalah Ioan.     

"Aku tidak tahu apakah ini bisa menjadi suatu petunjuk tapi tidak ada salahnya memberitahumu," jelas Silver akhirnya.     

Silver berpesan bahwa ia akan mencoba menyelidiki dokter-dokter area umum yang sedang praktek di ketiga ruang tunggu itu, berharap ia menemukan suatu kejanggalan.     

Steve tidak bisa berterima kasih lebih dari ini. Untungnya Damian dan Jack sangat cerdas sehingga ketika mencari jejak Steve yang tiba-tiba hilang, mereka meminta Silver untuk hanya mengirimkan bawahan yang paling ia percayai jadi semua orang yang mengetahui mengenai insiden yang menimpa Steve saat itu tidak ada yang bermulut ember. Rahasianya akan tetap tersimpan selama Ioan atau orang-orang yang menjebaknya itu tidak membocorkan kenyataan ini.     

Steve meletakkan kembali gagang telepon, menghela napas seraya memijit area pangkal hidungnya. Setelah beberapa saat dalam keheningan, Steve mengambil gagang teleponnya lagi, memutar sebuah nomor baru lalu menunggu hingga nada sambungan diterima.     

"Bawakan aku daftar dokter yang prakter di ruang B, C, dan D pada hari aku hilang. Kirimkan salinannya juga kepada Silver. Aku akan berada di ruang penelitian…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.