Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Hati-hati



Hati-hati

0Jian menyeret tubuh seseorang dari arah pintu belakang dan membantingnya di sisi kedua orang lainnya. Mereka bertiga sepertinya tak terluka, tapi kenapa mereka tak sadarkan diri?     

"Mereka kam ..."     

"Cuma Kyle kasih obat tidur dosis tinggi, Nona." ujar Kyle sambil menunjuk ke sebuah alat yang mirip seperti tembakan khusus untuk injeksi yang sedang dipegang oleh Jian.     

"Ini inject vet, versi terbaru buat ganti veteriner. Versi terbaru ini bisa nembak suntikan jarak jauh." ujar Jian seolah tahu aku baru saja ingin menanyakannya.     

Aku menatap mereka tak percaya, "Kalian selalu pakai cara ini?"     

"Cuma kali ini. Biasanya mereka udah babak belur sebelum dibawa ke basecamp buat diinterogasi."     

"Kita ga mau bikin Nona takut kalau ada banyak orang berdarah di rumah ini. Jadi Kyle terpaksa pakai ini. Mereka baru akan bangun sekitar jam dua belas siang besok. Pas kita pergi nanti ada yang ambil mereka buat dipindah. Sementara kita iket dulu biar aman." ujar Kyle sambil memberi isyarat pada Jian.     

"Kamu yakin dosisnya aman buat bikin mereka baru bangun besok siang?" aku bertanya sambil menatap Jian yang beranjak pergi ke arah depan.     

"Kyle yakin. Nona ga perlu khawatir. Kalian harus istirahat dan kunci pintu kamar kalian. Ga perlu keluar kalau denger suara berisik."     

Aku menoleh untuk menatap Astro yang sedang berjongkok sambil menampar salah satu dari yang terkapar dengan cukup keras, "Jangan begitu!"     

"Kenapa? Seru kok. Ditampar kenceng gini, tapi ga bangun." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

Aah laki-laki ini benar-benar....     

Aku menarik lengannya hingga dia bangkit tepat saat Jian kembali dengan gulungan tali, lakban dan gunting. Entah dari mana Jian mengambil alat-alat itu, tapi Jian dan Kyle dengan cekatan mengikat kedua tangan ketiga pengepung di belakang punggung dan mengikat kedua kaki mereka sebelum memasang lakban di mulut ketiganya. Mereka diseret menuju kamar Danar dan dikunci di dalamnya.     

"Kyle pinjem kamarnya ya, Nona. Kyle jaga di belakang lagi, biar Jian yang jaga di sini." ujar Kyle sambil menyodorkan kunci kamar pada Jian. "Kalian harus istirahat."     

Aku baru saja akan mendebatnya, tapi Astro sudah menarik lenganku dan mengajakku masuk ke kamar. Dia mengunci kamar dan mengajakku ke tempat tidur, "Kamu harus tidur. Aku koordinasi sama Axe sebentar lagi."     

"Tap ..."     

"Ga ada tapi-tapi." ujarnya dengan tatapan serius sambil duduk menyandarkan punggung pada bantal dan mengetik dengan cepat di keyboard laptopnya. Dia bahkan mengabaikanku sekarang.     

Aku merebahkan tubuh dengan terpaksa dan menatapi sosoknya dalam diam. Dia akan benar-benar menyeramkan jika sedang marah. Coba lihat wajahnya yang begitu serius yang mampu membuatku membeku hanya dengan sebuah tatapan dan pengabaian. Dia benar-benar menyebalkan.     

Aku menghela napas dan memeluk kakinya sebelum memejamkan mata. Aku bisa merasakan belaian tangannya di kepalaku walau dia tak mengatakan apapun. Sepertinya dia benar saat memintaku tidur. Entah kenapa mataku terasa berat sekali setelah terpejam dan pemandangan di depan mataku berubah.     

Aku tahu tempat ini karena aku pernah ke sini berbulan-bulan lalu sebelum menikah dengan Astro. Sebuah tempat berpasir sejauh mata memandang dan kakiku melangkah begitu saja seolah aku memang tahu ke mana arah untuk pergi.     

Terik sekali walau aku tak bisa memastikan di mana arah matahari. Anehnya kakiku telanjang dan pasir yang kuinjak tak terasa panas. Angin semilir yang melewati tubuhku sesekali membuatku yakin aku memang sedang bermimpi. Astaga, mimpi apa pula ini?     

Apakah ini ulah anak kecil beraroma amis itu? Astro berkata aku harus waspada dengannya, bukan?     

Langkah kakiku terhenti saat melihat puing pesawat yang teronggok di ujung pandanganku. Berbulan lalu saat aku memimpikan pesawat itu ada banyak tubuh bergelimpangan. Apakah aku harus menghampirinya? Aku tak ingin melihat tubuh siapapun meninggal. Terlebih, aku tak ingin melihat tubuh penuh luka milik Astro di kursi penumpang di dalam pesawat itu.     

Tunggu sebentar ... aku baru saja memeluk Astro, jadi Astro seharusnya ada bersamaku saat ini. Saat ini aku hanya sedang bermimpi.     

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling dan tak melihat siapapun. Apakah aku sedang mengalami lucid dream? Apakah aku akan bisa mengendalikan mimpiku kali ini? Seperti Astro bisa mengendalikan mimpinya? Atau ... apakah hal seperti ini menular?     

Aku melanjutkan langkah kaki mendekati puing pesawat dengan jantung berdetak kencang. Aku sangat ingin tahu apa yang akan kulihat, tapi saat sampai di sisi bangkai pesawat, tak ada satupun tubuh teronggok di sini.     

Kenapa kali ini berbeda? Apakah karena aku baru saja berpikir tak ingin melihat tubuh bergelimpangan? Apakah ini berarti aku benar-benar bisa mengendalikan mimpiku? Aku sangat ingin bertemu bundaku lagi di tempat ini. Apakah mungkin bagiku?     

Aku melangkahkan kaki memasuki puing dengan jantung berdetak kencang. Aku tahu aku merasa ragu karena tak ingin menemukan Astro bersimpah darah di kursi penumpang di depan sana, tapi kakiku terasa melangkah sendiri dan sejauh ini aku tak menemukan siapapun selain diriku sendiri.     

Aku menghentikan langkah di pertengahan jalan sebelum sampai di deretan paling depan dan menoleh ke belakang. Aku berharap bundaku akan muncul, tapi tak ada tanda-tanda kemunculan darinya. Apakah aku terlalu berharap?     

Aku melangkahkan kaki kembali menuju deret kursi paling depan. Setiap langkah meninggalkan sensasi berputar di perutku karena takut akan menemukan sosok Astro, tapi saat sampai di sana, tak ada siapapun. Hatiku terasa lega sekali, juga ragu di saat yang sama.     

Apakah ini berarti aku hanya seorang diri di tempat ini?     

Aku menghampiri kursi yang berbulan lalu ada sosok Astro bersimbah darah dan duduk di sana. Ini hanya mimpi, bukan? Kenapa mimpiku begitu membingungkan? Benarkah ini adalah ulah anak kecil beraroma amis itu?     

Aku menatap ke luar jendela pesawat di sebelahku. Tak ada siapapun. Berarti benar jika aku hanya seorang diri di tempat ini. Bagaimana pula caranya aku pergi dari sini?     

"Kamu bisa denger aku? Kamu di sini?" aku bertanya dengan nada yang biasa, tapi tak ada jawaban. "Baru? Baru Klinthing kan nama kamu? Kamu denger aku?"     

Hening.     

Aku menghela napas, "Aku mau bangun. Aku tau ini cuma mimpi."     

Lalu sebuah kecupan mendarat di tanganku. Saat aku menoleh, anak kecil beraroma amis itu sedang mendongkak dan menatapku sambil tersenyum. Sepertinya dialah yang mengecup tanganku.     

"Ini semua kerjaan kamu?" aku mencoba bertanya.     

Dia hanya menaikkan bahu dengan senyum masih terkembang.     

"Ayah sama Astro bilang aku harus hati-hati sama kamu."     

Entah kenapa raut wajahnya berubah sedih walau dia tak mengatakan apapun. Sepertinya dia benar-benar tak akan mengajakku bicara.     

"Aku mau pulang. Udah cukup mimpi anehnya dan aku ga mau ketemu kamu lagi. Bukannya kamu bilang katanya mau pergi? Kenapa kamu masih di sini juga?"     

Ada air menggenang di pelupuk matanya walau segera menghilang dan dia tetap diam.     

"Jangan ganggu karena aku ga pernah ganggu kamu. Aku ga keberatan kamu pergi kapan aja, tapi jangan bikin aku bingung. Aku ga tau kamu beneran ada atau ga, tapi kamu bisa jadi anak baik kan?"     

Dia mengangguk.     

Aku mencoba tersenyum padanya dan mengelus kepalanya. Rambutnya terasa lembut padahal kupikir akan terasa kasar karena selalu terlihat berantakan. Anehnya dia melambaikan tangan padaku dan menghilang, yang membuatku menghela napas dan menyandarkan punggung sambil memejamkan mata.     

Kenapa terasa lelah sekali? Rasanya tubuhku baru saja dilindas sesuatu hingga sulit bergerak walau hanya untuk sedikit menggeser posisi tubuh.     

Aah betul juga, ini hanya mimpi, bukan?     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.