Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Peluru



Peluru

2Kak Sendy mengangguk sambil mengembalikan pistol ke balik punggung dan tersenyum, "Kamu baru bisa dapet tahun depan. Kasihan."     

Astro memukul punggung jok Kak Sendy dengan kesal, tapi Kak Sendy justru tertawa. Aku menggelengkan kepala sambil mengalihkan tatapan ke luar jendela. Kami sudah kembali berkendara.     

Tunggu sebentar ...     

Aku menatap Astro dan Kak Sendy bergantian, "Bukannya umur kalian sama? Astro setahun lebih tua dariku, jadi harusnya umurnya sama kayak Kakak, kan?"     

"Ooh, itu ... aku ada kesalahan legalitas kependudukan dulu. Yang terdaftar di akta lahir setahun lebih muda karena baru diurus pas aku umur empat tahun dan mungkin petugasnya salah catat. Papa mau ganti data waktu aku masuk sekolah, tapi aku ga mau."     

"Kenapa?"     

"Aku dulu males sekolah." ujar Kak Sendy sambil tertawa. "Tapi untungnya mukaku baby face. Jadi ga ketauan, kan?"     

Aku menatapnya tak percaya dan tiba-tiba aku mengingat sesuatu, "Bukannya Kakak pernah bilang mau rahasiain kalau Kakak anaknya Om Hanum? Kakak tau kan tadi Om Hanum post foto kita? Bukannya nanti akan ketauan?"     

"Belakangan ini papa maksa kita publikasi sebenernya dan aku pikir boleh juga. Lagian galeri juga lancar kok. Mereka taunya galeri itu punyaku dan aku udah lumayan dapet pengakuan dari pekerja seni lukis. Aku mau anggep angin lalu aja kalau ada yang nyebut aku dompleng nama papa."     

Aku tersenyum, "Good to know (Bagus deh kalau gitu), tapi jangan pakai pistolnya kalau ga terpaksa ya."     

Kak Sendy mengangguk dan menoleh pada Kyle. Dia menatapi Kyle dalam diam selama beberapa lama sebelum menatapku lekat. Entah apa yang dia pikirkan, tapi aku mendapatkan kesan dia membatalkan apapun yang akan dikatakannya padaku. Namun justru aku yang baru mengingat sesuatu.     

"Kalau gitu umur Kakak sama Bastian sama? Bastian bilang dia dua tahun lebih tua dariku."     

Kak Sendy mengangguk, "Dulu dia selalu ngeledekin aku soal itu waktu kita masih kecil."     

Begitukah?     

Aku masih menatapi Kak Sendy dengan tatapan tak percaya saat dia mengalihkan tatapannya dariku dan menatap lurus ke depan. Entah apakah aku baru saja membuka luka lama karena hal seperti itu memang tak akan hilang dengan mudah. Namun sepertinya membahasnya lagi akan membuat suasana tak nyaman di antara kami, maka aku memilih untuk diam.     

Aku menoleh untuk menatap Astro. Sepertinya dia kembali berkutat dengan laptopnya sejak aku dan Kak Sendy berbincang. Aku mengintip layar laptopnya dan membaca pesannya dengan Axelle. Sepertinya Axelle sudah siap dengan semua rencana cadangannya.     

Aku menghela napas dan mengalihkan tatapan ke luar jendela. Laju mobil kami tak secepat tadi saat dalam perjalanan untuk menjemput Kak Sendy. Aku mendengar Astro mengajak kami sarapan, tapi Kak Sendy menolak karena sudah sarapan saat Astro meneleponnya.     

"Kita sarapan dulu ya." ujar Astro sambil mengamit tanganku dan mengelusnya.     

Aku hanya mengangguk tanpa menatapnya. Aku bisa melihat pantulan dirinya di jendela dan aku sama sekali tak berniat untuk langsung menatapnya saat ini.     

Entah apakah Astro merasa aku masih kesal padanya, dia mematikan laptopnya dan mengamit pinggangku, lalu memelukku. Dia berbisik, "I'm sorry."     

Aku bergeming. Aku tak tahu harus menanggapi kalimatnya seperti apa. Jelas hatiku masih kesal karena keputusannya dan sekarang aku tak tahu apa yang sedang terjadi pada opaku. Dia benar-benar menyebalkan.     

Aku tahu ada ayahnya yang sedang bersama Opa saat ini. Ayah mungkin bisa membantu Opa, tapi itu juga berarti Ayah juga berada dalam bahaya, bukan? Jika aku menjadi dirinya aku akan langsung menghampiri mereka dan membantu.     

Aku juga tahu pertimbangan Kyle memang lebih masuk akal. Aku bisa mengerti kenapa Astro langsung menyetujuinya. Namun ... entahlah, aku hanya merasa jika kami menggunakan jalur udara mungkin kami akan bisa membantu entah apa.     

Kami sarapan di salah satu restoran sebelum memasuki tol sambil menjelaskan pada Kak Sendy tentang rute yang akan kami ambil. Kak Sendy menyetujuinya dan bersedia bergantian mengemudi jika Kyle merasa lelah, yang justru membuatku menyadari Kyle hanya beristirahat sebentar tadi pagi sebelum ada tiga orang yang nekat masuk ke rumahku.     

Apakah Kyle juga mengkonsumsi vitamin? Setahuku pekerjaannya banyak sekali, tapi aku tak melihat vitamin apapun yang dia minum selama aku bisa mengingatnya.     

Kami kembali berkendara melalui tol dan keluar di cikampek untuk mengambil rute alternatif. Harus kuakui aku lebih menyukai perjalanan melalui jalan alternatif dibandingkan dengan jalan tol karena pemandangan yang kami lewati terlihat lebih menyegarkan mata, tapi perjalanan ini juga menempuh waktu lebih lama untuk sampai ke rumah Oma.     

Sepanjang perjalanan aku hanya menatapi jendela sambil mendengarkan percakapan yang lainnya, dengan Astro yang memeluk pinggangku walau aku sudah mengabaikannya sejak berjam-jam yang lalu. Aku tahu dia sedang berusaha membuat hatiku luluh, tapi kurasa aku baru akan bisa menatapnya setelah memastikan keadaan Opa dan Ayah baik-baik saja.     

Sebetulnya apa yang terjadi? Ini sudah berlalu berjam-jam, tapi tak seorang pun yang mengabari kami bagaimana keadaan Opa dan Ayah. Ibu bahkan tak memberi satu pun pesan.     

Astro menawariku untuk beristirahat sejenak, tapi aku menolak. Akan lebih baik jika kami meneruskan perjalanan dan sampai di rumah Oma lebih cepat.     

Aku melihat mobil Jian saat kami sampai di Cirebon. Sepertinya dia sudah mengantar tawanan karena di mobil itu hanya ada tiga orang termasuk dirinya, dua yang lainnya adalah Genta dan Rendi. Namun anehnya aku tak melihat Rilley dengan motornya di mana pun sejak kami pergi dari rumah.     

Aku ingin sekali bertanya pada Kyle, tapi ragu karena ada Kak Sendy di antara kami. Aku berharap Rilley baik-baik saja dan bisa menemuiku saat kami sampai di rumah Oma nanti.     

Sepanjang perjalanan lancar dan tanpa hambatan yang berarti hingga membuatku sempat tertidur selama beberapa lama. Astro meletakkan kepalaku di bahunya sebagai sandaran dan aku membiarkannya saja hanya agar kami dilihat baik-baik saja oleh Kak Sendy, walau sebetulnya aku masih merasa kesal.     

Aku bisa mendengar suara bercakap yang lainnya dalam ketidaksadaranku walau samar. Mereka berbincang tentang siapa yang membuntuti kami tadi pagi dan saling memberikan informasi. Kyle bahkan ikut dalam percakapan yang aku yakin sekali dia sedang menggali informasi.     

Aku terbangun saat leherku terasa pegal karena bersandar pada Astro dan langsung melirik jam di lengan, pukul 14.51. Aku menoleh ke luar jendela dan mendapati kami sedang berada di area Kendal. Aku mengetahuinya dari plang petunjuk arah di jalan raya.     

Astro mengelus puncak kepalaku dan mengecup dahiku dalam diam, "Mau minum?"     

Aku hanya menggeleng sambil mengamit handphone dari saku. Ada banyak pesan, tapi tak ada satu pun pesan dari Ibu atau Oma.     

Apakah mereka benar-benar baik-baik saja? Atau sebetulnya mereka belum mengetahui kabar apapun dari Opa dan Ayah? Haruskah aku menelepon Opa atau Ayah sekarang untuk mendapatkan informasi?     

Jantungku berdetak kencang sekali dan mengalirkan adrenalin ke seluruh tubuh. Aku bahkan cukup yakin akan sanggup berkata kasar jika ada yang menyinggungku di saat seperti ini.     

Sebuah suara seperti lemparan batu mengenai jendela di sampingku. Saat aku menoleh, ada sebuah peluru yang tak berhasil menembus jendela dan jatuh begitu saja. Tak lama, Kyle menaikkan kecepatan mobil dan terjadi kepanikan karena Kak Sendy terkejut dan baru menyadari situasi.     

"Kalian bener-bener ga biasa hidup tenang ya?" Kak Sendy menatapku dan Astro bergantian dengan mata terbelalak.     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.