Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Merambat



Merambat

1Aku bisa merasakan belaian jarinya di kepalaku hingga napasku berubah lebih lambat dan berat. Pandangan mataku yang gelap berubah menjadi lebih terang dan aku melihat anak kecil beraroma amis dengan tubuh penuh luka di hadapanku. Kami sedang duduk berhadapan di atas permukaan berair, entah di mana.     

"Hai, Honey." sebuah suara menyapaku dan membuatku menoleh. Astro sedang duduk tepat di sisiku. Dia menopang dagunya dengan sebelah tangan dan tersenyum lembut, tapi bulu halusku justru meremang saat melihatnya.     

"Ngapain kamu di mimpiku? Aku tau ini mimpi, Astro. Ini bukan pertama kalinya aku di sini." ujarku sambil menyendok air dengan tangan dan menuangnya. Gemericik air terdengar jelas walau pelan dari air yang jatuh ke tempatnya semula.     

"Kan aku udah bilang, kita ketemu lagi di mimpi." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

"Jangan macem-macem. Aku ga percaya yang begitu." ujarku sambil mencubit pipinya, tapi pipinya terasa seperti pipinya yang biasa. Terasa hangat dan kenyal.     

Aku menarik tanganku dan menatapinya dalam diam. Aku merasa sedang dipermainkan. Ini aneh sekali. Terasa ada sensasi mual di dasar perutku dan tiba-tiba aku merasa takut.     

"Mau ngapain kita?" Astro bertanya pada anak kecil beraroma amis dengan tubuh penuh luka.     

Aku menoleh pada anak kecil beraroma amis itu. Aku lupa, anak itu memiliki nama. Haruskah aku memanggilnya Baru? Namun kenapa dia hanya diam?     

"Kalau kamu ga mau ngomong sama aku harusnya ga perlu ketemu aku. Ngobrol aja berdua sama Astro." ujarku sambil menatap manik mata Baru yang sepertinya berwarna hijau gelap. Sepertinya aku baru menyadari dia terlihat kesepian.     

Baru menggeleng dan menunjuk ke dadanya, dada sebelah kiri. Dia menatap kami bergantian dan bangkit sambil terus memegangi dadanya, lalu dia berjalan menjauh sambil menoleh dan terus menatap kami. Tepat sebelum dia menghilang ada sebuah suara yang menggema, "Jaga diri kalian."     

Aku baru saja akan bertanya suara apa dan datang dari mana. Namun seseorang menepuk pipiku pelan dan membuatku membuka mata.     

"Kita harus ketemu kakek." ujar Astro sambil merebahkan kepalaku ke bantal dan bangkit.     

Aku menatapnya bingung, hingga tak mampu mengatakan apapun. Astro dengan cekatan mengamit sweater dan memakaikannya ke tubuhku, lalu menggiringku ke luar kamar. Kami berjalan di antara berbagai perkakas berbahan kayu menuju area yang lebih dalam. Aku melirik jam di lenganku yang masih terpasang sejak kami berangkat ke rumah ini, pukul 03.52.     

Kenapa waktu cepat sekali berlalu? Seingatku beberapa menit lalu aku masih memimpikan Baru, dengan Astro yang duduk di sampingku.     

"Kita ... ga mimpi yang sama kan?" aku bertanya dengan suara hampir berbisik saat kami melewati sebuah ruangan yang terbuka.     

Ternyata rumah ini memiliki area terbuka di tengahnya. Aku bisa melihat gelapnya malam dengan beberapa bintang dan bulan yang bersinar di atas sana, dengan bulu halus di tengkukku yang meremang dan menyebar ke bagian tubuh yang lainnya.     

Astro menoleh padaku, "Dia minta kita jaga diri kan?"     

Astaga, yang benar saja?     

Aku baru saja akan bertanya, tapi Astro sudah mengetuk sebuah pintu. Dua kali ketukan dan pintu langsung terbuka.     

"Kalian tepat waktu." ujar Kakek Arya sambil menggiring kami masuk.     

Kupikir ini adalah kamar yang sama seperti kamar kami, tapi ruangan ini dipenuhi pot tanaman berbagai jenis di antara berbagai perabotan. Aku baru saja berpikir apakah Kakek memiliki obsesi dengan tanaman atau semacamnya, tapi Kakek justru mendudukkan kami di sebuah kursi panjang di dekat jendela yang terbuka. Ada tanaman merambat di dalam pot yang digantung di atas kami.     

"Kakek udah tau kalian kenapa, jadi kalian ga perlu cerita. Ada yang bisa Kakek bantu?"     

Aku menoleh untuk menatap Astro. Dia terlihat sedang berpikir serius sekali sambil menatap kakeknya.     

"Anak itu pergi." ujar Astro, yang disambut tatapan terkejut dan senang di saat yang sama di mata kakeknya. "Boleh Astro lebur ujung tombaknya?"     

"Boleh, tapi ini rahasia. Ayah kamu ga boleh tau."     

Astro mengangguk, tapi aku mencubit lengannya dan membuatnya menoleh padaku. Yang benar saja? Dilebur setelah lebih dari seratus tahun lamanya hanya karena Baru berkata pada kami untuk menjaga diri? Mereka pasti bercanda.     

"Anak itu pergi, jadi ga masalah kalau kalian mau lebur ujung tombaknya." ujar Kakek, yang membuatku menoleh padanya.     

"Tapi itu benda pusaka lebih dari seratus tahun, Kek." ujarku.     

Kakek menggeleng, "Bukannya Faza yang bilang ke Kakek setelah resepsi kalian kalau ujung tombak itu cuma benda?"     

Aku tahu Kakek benar. Aku memang mengatakannya, tapi itu sebelum aku bertemu dengan Baru dalam mimpiku. Itu suatu hal yang berbeda. Sekarang aku tahu kenapa ujung tombak itu istimewa.     

"Kakek tau Faza udah ketemu sama dia, tapi dia ga nyata. Dia ga ada di alam yang sama kayak kita. Dengan dia pergi, berarti kalian bisa lebih tenang." ujar Kakek dengan mantap, yang membuatku terdiam.     

"Aku bisa minta tolong?" Astro bertanya sambil menatapku.     

"Apa?" aku bertanya.     

"Kamu masih nyimpen satu permintaan yang belum kamu pakai ke Kakek. Bisa kamu pakai sekarang?"     

Aku menatapnya tak percaya, "Kenapa aku harus pakai itu? Kamu bisa minta apa aja ke Kakek kan?"     

Astro menoleh pada Kakek, "Aku ga bisa minta semuanya, tapi kalau kamu yang minta mungkin Kakek akan ngabulin."     

"Apa?"     

Astro menoleh padaku, "Minta Kakek keluarin Axe dari mansion."     

"Apa?"     

"Minta Kakek keluarin Axe dari mansion, Honey."     

Aku menatapnya tak percaya, "Buat apa Axe keluar dari mansion? Lagian bukannya mansion itu sekarang punya kamu? Kamu bisa minta Axe keluar dari sana kalau mau."     

"Aku ga bisa ngusir Axe dari sana. Dia bisa ngambek kalau aku yang minta dia keluar. Aku butuh dia nempatin apartemenku di Surabaya kalau kita pindah nanti dan aku butuh dia jalan-jalan di sekitar rumah Opa sekarang."     

Aku terdiam sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Aku harap aku hanya bermimpi, tapi suamiku tetap berada di sampingku dan sedang menatapku dengan lembut. Tatapannya yang biasa kunikmati sejak kami menikah. Aku hampir saja menolaknya andai aku tak ingat aku lah yang berkata akan mempercayakan langkah selanjutnya padanya.     

Aku menghela napas pelan dan menoleh pada Kakek, "Faza mau pakai jatah satu permintaan Faza yang Kakek kasih setelah Faza tunangan sama Astro. Faza minta Kakek keluarin Axelle dari mansion, bisa?"     

Kakek terdiam sesaat dan beranjak dari duduknya. Kakek berjalan ke sebuah meja di sudut dan kembali dengan sebuah handphone, lalu menelepon seseorang.     

"Axelle, kamu harus keluar dari mansion. Astro butuh kamu jalan-jalan di sekitar rumah Dewanto sekarang dan kamu bisa nempatin apartemen Astro yang di Surabaya setelah Astro pindah ke negara baru. Kakek tunggu kabar selanjutnya ya."     

Lalu telepon terputus begitu saja. Kakek meletakkan handphonenya di meja di dekat kami dan menatap kami bergantian, tepat saat sebuah kecupan mendarat di bibirku.     

Aku menoleh pada Astro yang sedang tersenyum lebar sekali dan memukul bahunya, "Ga sopan!"     

Astro mendekapku di pelukannya dan menciumi puncak kepalaku, "Thank you, Honey. Kamu bisa bikin permintaan apa aja ke aku. Apa aja! Asal jangan minta aku jauh-jauh dari kamu. Aku ga akan kuat kalau kamu ga ada."     

Aku berusaha menjauhkan wajahnya dari kepalaku dan mendongak, "Ngomong apa sih? Jangan ngomong macem-macem begitu! Ngaco banget!"     

Astro mengecup bibirku dan tersenyum lebar sekali, "Thank you."     

"Malu ih!"     

"Kakek ga akan keberatan."     

"Aku malu, dasar bawel! Apa rencana kamu selanjutnya?"     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.