Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Permohonan



Permohonan

1Pagi menjelang dan membuat kami berkumpul di meja makan. Hanya ada aku, Astro, Kakek Arya, Opa dan Oma. Ayah memutuskan makan di kamar dan Ibu menemaninya, walau Ibu menyempatkan diri membantu memasak sebelum menemani Ayah.     

"Kita pulang hari ini." ujar Opa tiba-tiba setelah kami selesai makan. "Terima kasih karena sudah bersedia direpotkan."     

Aku menoleh untuk menatap Astro. Aku ingin sekali menemani Opa pulang, bahkan sangat ingin menginap selama beberapa hari jika memungkinkan. Namun aku tak sanggup mengatakannya.     

Sebetulnya setelah Kakek Arya menelepon Axelle, Axelle langsung berangkat ke rumah Oma. Dia diantar oleh penjaga mansion dan diturunkan sebelum area deretan pohon karet. Entah apa yang dia lakukan selama mengendap-endap di sana, tapi sepertinya dia mendapatkan banyak informasi. Termasuk informasi tentang Kyle dan Rilley yang berhasil menangkap semua penyusup.     

Sepengetahuanku, Axelle kembali ke mansion sekitar satu setengah jam yang lalu setelah memastikan keadaan rumah Oma aman. Mungkin Kyle menghubungi Opa untuk menceritakan keadaan di saat yang sama.     

"Kalian bisa nginep di sini sehari atau dua hari lagi. Astro juga ga keberatan, kan?" ujar Kakek.     

Astro mengangguk sambil meletakkan cangkir yang digenggamnya, "Tapi Astro ijin pamit pulang ke Surabaya sore ini. Besok Astro ada kuliah dan ga bisa kebanyakan bolos karena minggu depan ada ujian semester."     

Terasa seperti ada batu jatuh ke dasar perutku. Sepertinya aku tahu aku tak akan diizinkan ikut pulang ke rumah Oma kali ini. Astro pasti akan mengajakku pulang bersamanya.     

Aku baru saja menundukkan wajah dan menatapi cangkir di hadapanku saat mendengar Opa bicara, "Sebetulnya Opa ingin Mafaza menginap di rumah sampai hari minggu."     

Jantungku berdetak kencang sekali, tapi aku tak sanggup menatap siapapun. Aku hanya ingin mendengarkan keputusan Astro, tapi tiba-tiba hening di antara kami.     

Apa yang sebetulnya sedang dia pikirkan? Aku sama sekali tak sanggup menatapnya untuk menebak apa yang mungkin akan menjadi keputusannya.     

"Hanya sampai hari minggu." ujar Opa sekali lagi.     

Aah....     

Opa tak biasanya bersikap seperti ini. Kurasa ini adalah sebuah permohonan dan entah kenapa dadaku terasa sesak.     

"Okay." ujar Astro, yang membuatku menoleh padanya. Dia sedang menatapku sendu. "Nanti aku rumah hari jumat abis kuliah. Kita pulang ke Surabaya hari minggu sore, okay?"     

Aku hanya sanggup mengangguk. Bahkan sebuah kalimat terima kasih pun tak terucap dari bibirku. Aku payah sekali.     

Entah apa yang terjadi padaku, sejak mendengarkan percakapan Astro dan Kakek tadi pagi buta, seolah aku berada di level yang sangat berbeda dengan mereka. Mereka bicara tentang berbagai strategi yang tak kumengerti dan membuat kepalaku berdenyut mengganggu. Aku hanya tahu, aku akan memutuskan untuk percaya saja pada Astro karena merasa itu adalah satu-satunya hal yang paling baik yang kumiliki.     

Aku tahu tindakannya memancing Abidzar kemarin hampir membunuh banyak orang, tapi dia pasti belajar dari pengalaman. Dia akan lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan yang selanjutnya.     

Astro mengelus puncak kepalaku dan memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Jangan kangen ya. Kita ga akan ketemu sampai hari jumat."     

Laki-laki ini benar-benar menyebalkan, tapi aku justru tersenyum lebar. Aku hampir saja mencubitnya andai tak melihat Ibu berjalan mendekati kami dan duduk di salah satu kursi yang ada dan meletakkan nampan berisi perkakas makan yang kosong.     

"Astro titip Faza ya, Bu." ujar Astro.     

"Faza ga ikut pulang ke Surabaya?" Ibu bertanya.     

"Opa kangen sama Faza, jadi minta Faza nginep di rumah sampai hari minggu." ujar Oma.     

"Rumah udah aman?" Ibu bertanya pada Opa.     

"Sudah aman." ujar Opa.     

Ibu menoleh padaku, "Andai Ayah ga sakit, kita pasti bisa baking bareng. Ibu kangen ngerasain punya anak lagi. Bosen di rumah ga ada yang berisik."     

"Nanti Astro kasih Ibu cucu yang banyak." ujar Astro, yang membuatku memukul lengannya. "Kenapa? Kan aku bener."     

Aku menatapnya sebal walau segera mengalihkan tatapan ke Ibu, "Nanti Faza ke rumah kalau Opa udah bosen sama Faza. Nanti kita bisa bikin kue bareng."     

"Kalian ini, berantem aja imut." ujar Oma sambil tersenyum, tapi tatapannya segera berubah sendu. "Semoga Oma masih bisa ketemu cicit ya."     

"Astro bisa bikin Faza hamil sekarang kalau Oma mau." ujar Astro, yang segera disambut tawa oleh Kakek.     

Aku mencubit lengannya, "Inget perjanjian kita, Astro."     

Astro menaikkan bahu dan tersenyum lebar sekali pada Oma, "Faza belum mau. Coba Oma yang ngerayu, mungkin nanti Faza berubah pikiran."     

Oma menggeleng pelan, "Udah ga usah dibahas. Nanti kalau Faza ngambek, Astro yang susah. Oma mau beresin barang dulu ya. Faza mau ikut pulang sama Oma atau nanti nyusul aja?"     

"Nanti Astro yang anter sekalian ke Bandara." ujar Astro sebelum aku mampu menjawab apapun.     

Oma hanya mengangguk dan membantu Opa bangkit, lalu mereka beranjak kembali ke kamar dibantu oleh Ibu. Ibu memberi isyarat pada kami untuk ke kamar menemui Ayah sebelum benar-benar menghilang dari dapur.     

"Sebenernya Kakek juga pengen bisa main sama cicit." ujar Kakek tiba-tiba.     

Aku menatap Kakek tak percaya, tapi Kakek justru tersenyum padaku. Senyum yang mirip sekali dengan Astro jika dia sedang menggodaku.     

Astro memeluk pinggangku dan berbisik, "Kita bikin sekarang?"     

Aku mencubit pipinya, "Jangan macem-macem. Ayo ketemu Ayah. Ayah pasti mau ngajak diskusi."     

"Fine." ujar Astro yang segera mengalihkan tatapan ke Kakek. "Menantu Kakek belum mau punya anak, tapi nanti Astro rayu sampai mau."     

Kakek tertawa puas sekali. Sangat mirip dengan Astro saat sedang tertawa puas. Kakek dan cucu satu ini memang menyebalkan.     

Aku bangkit dan menarik lengan Astro, "Ayo, kita harus ketemu Ayah."     

"Ga sabaran banget sih? Aku tau ayahku ganteng, tapi jangan coba-coba bikin aku cemburu sama ayahku sendiri." ujar Astro sambil menatapku sebal, tapi Kakek justru tertawa semakin kencang.     

Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Aku menarik lengan Astro menjauh dari dapur menuju kamar Ayah tanpa mengatakan apapun. Akan lebih baik jika kami mengakhiri pembicaraan mengenai calon anak sekarang, sebelum Astro semakin bertingkah lebih menyebalkan.     

Aku mengetuk kamar Ayah, tapi hening. Astro lah yang membuka pintu dan mengajakku masuk ke ruangan yang mirip dengan perpustakaan, lalu mengajakku ke pintu lain yang mengarah ke kamar yang sesungguhnya dan mengetuknya.     

"Masuk." ujar Ayah dari dalam.     

Astro membuka pintu dan sedikit mengintip dari sela sebelum membuka pintu lebih lebar. Dia melarangku masuk dan memintaku menunggu sementara dia memindahkan sebuah kursi dari ruangan yang mirip perpustakaan ke sebelah tempat tidur Ayah. Dia memberiku isyarat untuk masuk dan duduk di sana sementara dirinya sendiri duduk di tepi tempat tidur.     

Ayah menggeleng sambil menatap Astro, "Mulai bertingkah lagi anak ini."     

Astro tersenyum lebar, "Ayah butuh apa dari kita? Mau minta dipijit? Atau mau Astro kasih cucu?"     

Ayah menatap Astro sebal, "Ga usah aneh-aneh kamu. Bikin rencana apa kalian sama kakek? Ceritain semuanya sama Ayah."     

Astro menatapku penuh arti dan mulai menjabarkan segala rencananya pada Ayah. Ayah hanya diam dan mendengarkan selama lebih dari setengah jam. Dari yang bisa kutangkap, sepertinya kami memang tak akan memberitahu siapapun tentang rencana melebur ujung tombak. Rencana itu hanya antara aku, Astro dan Kakek.     

"Rencana kalian bagus, tapi kalian harus hati-hati sama Abidzar. Dia licin dan gampang ngerubah rencana. Dia bukan orang yang gampang ditipu, tapi dia punya satu kelemahan yang bisa bikin dia kehilangan akal."     

"Apa?" Astro bertanya.     

"Ana."     

Entah kenapa jantungku terasa berhenti berdetak dalam sedetik waktu yang terlewat.     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.