Mobil
Mobil
"Acaranya seru, tapi Opa jangan ijinin Zen jemput atau nganter Faza ya. Faza mau pinjem mobil Opa buat ke kampus. Mobil dari Astro terlalu mencolok buat mahasiswi baru kayak Faza."
Opa bertatapan dengan Oma sebelum kembali menatapku, "Opa ga keberatan ada Zen yang menjaga Mafaza. Astro kan di Surabaya."
"Faza bisa jaga diri kok, Opa. Faza kan bisa bela diri."
"Mafaza kan perempuan. Akan lebih baik kalau ada laki-laki yang menjaga."
Aku merasa gamang. Bukankah Opa tahu bahwa aku dan Astro memiliki hubungan? Opa pasti mengerti Zen sedang mencari kesempatan untuk mendekatiku bukan?
"Faza ga mau bikin Astro mikir aneh-aneh sama Faza kalau Faza deket sama Zen, Opa." ujarku yang memberanikan diri mengutarakan isi kepala.
Opa terdiam sebelum bicara, "Nanti Opa coba kasih Zen pengertian. Semoga Zen mengerti."
"Makasih, Opa."
Opa mengangguk perlahan, "Tapi Mafaza harus bersikap baik pada Zen. Zen anak baik."
Aku hanya mengangguk untuk menghindari perdebatan, lalu membantu Opa berdiri dan mengantar ke kamar untuk beristirahat. Aku pamit untuk kembali kamar karena memiliki beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan bersama Astro.
Aku mencuci wajah dan menyekanya dengan handuk sebelum menghadapi laptop. Aku langsung menemukan pesan dari Astro setelah laptop menyala.
Astro : Besok libur kan? Punya rencana ke mana?
Aku : Aku mau di rumah aja. Kerjaanku banyak. Kamu ada rencana apa besok?
Astro : Tadinya mau pulang
Aku bisa menebak dia mungkin membatalkan kepulangannya.
Aku : Kenapa ga jadi?
Astro : Aku mau percaya sama kamu. Kamu bisa jaga diri sendiri. Nanti aku pulang akhir bulan
Aku : Punya rencana mau ke mana kalau kamu pulang?
Astro : Mau ngajak kamu ke rumah. Aku mau masakin kamu rawon. Aku makan rawon enak banget kemarin. Aku dapet resepnya jadi aku mau masak itu buat kamu
Aku : Thank you. Nanti aku bikin cake buah
Astro : Bikinnya nanti aja buat aku bawa ke apartemen
Aku : Okay, bisa kita mulai kerja sekarang?
Astro : Kamu udah cek laporan dari pak Simon soal cabang yang minta direnovasi itu?
Aku : Udah. Mau liat?
Astro : Kirim ke aku. Aku cek dulu
Aku : Okay
Kami melanjutkan pekerjaan masing-masing. Aku beruntung sekali ada dia yang membantuku mengatur segala pekerjaan agar bisa kukendalikan dari rumah sejak masih SMA. Dengan kegiatan baruku sebagai mahasiswi, aku tahu aku akan menghabiskan banyak waktu di kampus dengan segala kegiatannya. Aku bisa merasakan aura yang berbeda dengan saat masih SMA dan sepertinya hari-hariku akan menjadi sangat sibuk mulai sekarang.
Aku meregangkan kedua tangan setelah selesai mengerjakan semuanya. Aku mengamit handphone dari meja, memasang earphone dan merebahkan tubuh di tempat tidur. Aku mengirim panggilan video call untuk Astro dan dia menerimanya.
"Kamu udah selesai?" Astro bertanya. Entah kenapa hanya wajahnya yang terlihat lebih dekat.
"Udah. Kamu lagi di luar?"
"Aku abis mandi. Jangan dimatiin, aku pakai baju dulu."
Layar handphoneku memperlihatkan suasana ruangan yang berbeda, dengan langit-langit putih dan sedikit dinding berwarna maroon. Aku melirik jam di sudut layar handphone, pukul 22.35.
"Kamu denger aku?" Astro bertanya. Sepertinya dia mengaktifkan tombol speakernya.
Aku menggumam mengiyakan, "Kenapa?"
"Mau aku pakai kaos warna kuning atau biru?"
"Terserah kamu." ujarku. Baru kali ini dia bertanya padaku tentang pilihan warna kaosnya.
"Jawab aja."
"Kamu punya baju warna hijau kan?"
"Lagi aku cuci, Honey."
"Mm, kuning boleh."
"Okay."
Astro muncul di layar tak lama kemudian, dengan kaos berwarna kuning lembut dan handuk di bahunya. Aku baru menyadari rambutnya ternyata basah.
"Kamu ga boleh mandi terlalu malem, kamu tau?"
"Sorry, aku lupa waktu. Tadi ada kerjaan yang ga bisa ditunda."
"Kamu udah makan?"
"Udah kok. Kamu udah ngantuk?"
"Belum. Aku kangen."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Aku kan emang ngangenin."
Aku tertawa dan entah bagaimana tiba-tiba mengingat Zen, "Gimana caranya kamu nyuekin perempuan yang suka sama kamu?"
Astro terlihat berpikir sebelum bicara, "Kamu ngerasa keganggu sama Zen?"
Aku tak mengatakan apapun dan hanya menggumam mengiyakan. Aku sedang memikirkan cara agar Zen bersedia menjaga jarak denganku.
"Kamu bisa berangkat setengah jam lebih cepet jadi dia ga ada alasan buat anter jemput kamu." ujarnya yang sepertinya sedang duduk di meja kerja.
"Good idea."
"Senin nanti ada asistenku yang nemenin kamu kan? Kamu ga perlu khawatir."
"Asisten kamu?"
"Mobil dariku, Honey."
"Ooh, mm ... kayaknya senin aku pakai mobil Opa dulu. Aku ga mau narik perhatian siapapun."
Sepertinya Astro tak menyukai ideku karena alisnya berkerut mengganggu walau tak mengatakan apapun.
"Nanti kalau aku udah biasa sama suasana kampus, aku pakai mobil dari kamu."
"Aku lebih suka kalau kamu pakai ajanmulai besok. Itu kan mobil kamu."
"Aku tau. Aku cuma ga mau narik perhatian orang-orang."
"Reaksi mereka bakal biasa aja kok kalau udah liat kamu beberapa minggu pakai mobil itu."
Aku tahu dia benar, tapi aku tetap tak ingin mengundang perhatian di awal semester pertama, "Bukannya kamu minta aku buat ga dandan biar aku ga narik perhatian? Hal yang sama berlaku buat mobil kamu, kamu tau?"
"Smart enough." ujarnya dengan senyum di bibirnya.
Aku menggeleng perlahan, "Gimana orientasi di ITS?"
"Asik. Kalau aja kerjaanku ga banyak, aku mau ambil kegiataan lebih banyak di kampus. Proyek sama opa ngabisin waktu."
Aku menghela napas, "I'm sorry."
"Aku akan tetap selesaiin proyek itu karena udah janji."
Aku menggeser posisi berbaring ke arah kanan karena tanganku terasa pegal memegangi handphone tinggi-tinggi, "Kamu harus makan tepat waktu ..."
"Minum vitamin, ga boleh sakit kan? Kamu juga, Honey." Astro memotong kalimatku.
Aku tersenyum lebar sekali. Sepertinya dia sudah hafal dengan kalimat itu.
"Kamu mau tidur sekarang?"
Aku menggumam mengiyakan, "Tidur yuk."
"Coba aja kamu bilang begitu di sebelahku kalau kita udah nikah. Aku temenin kamu sampai besok pagi, tapi kita ga akan tidur." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.
"Stop it, Astro. Isi kepala kamu kayaknya harus dicuci ya?"
Astro tertawa, "Aku serius, Honey."
Melihat tatapan matanya di layar yang begitu intens, membuat wajahku terasa panas. Sepertinya wajahku memerah sekarang.
"Kamu cantik banget."
Aku tak memiliki kalimat apapun untuk membalas kalimatnya. Entah kenapa aku membayangkan apa yang akan terjadi jika kami benar-benar menikah.
"Honey."
Aku hanya menggumam. Aku bahkan tak yakin apakah dia mendengarnya.
"I love you."
"I love you too."
"Kamu istirahat duluan ya. Aku masih ada kerjaan sebentar."
Aku menggumam mengiyakan. Mungkin akan lebih baik jika aku tak melihat wajahnya dulu. Akan memalukan jika dia mendapatiku sedang memikirkan yang tak pantas.
"Kamu mau aku bangunin jam satu?"
"Ga usah, aku mau tidur. Aku mau kerja besok aja."
"Okay. Good night, Honey."
"Good night, Honey."
Tatapannya di layar seolah memintaku untuk terus menatapnya. Dan sepertinya aku sudah lupa. Entah sejak kapan aku tak malu-malu atau menolak panggilan "honey" darinya.
"Katanya mau tidur. Kenapa ga dimatiin?" dia bertanya dengan senyum menggodanya yang biasa.
Aku menutup wajah dengan tangan, "Aku masih kangen."
Astro tertawa puas sekali. Aku bisa membayangkan wajahnya yang tampan terpampang di layar. Aku hanya tak sanggup melihatnya lagi.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-