Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Cooper



Cooper

3Astro : Bagus kan?     

Astro mengirimi foto lukisan buatanku yang sudah terpajang di dinding meja kerjanya. Semalam saat mengantarku pulang, dia berkata dia menyukai lukisan itu.     

Aku : Bagus     

Astro : Kamu udah jalan ke kampus?     

Aku : Belum. Aku abis sarapan. Kamu udah sarapan?     

Astro : Baru mau. Hari ini ke kampus bawa mobil dariku kan?     

Aku : Iya     

Semalam dia juga menyebut hal ini dan aku sudah terlanjur menyetujuinya karena dia memasang wajah kecewa sepanjang perjalanan. Dia sudah mengalami banyak hal kemarin, aku hanya tak ingin membuatnya lebih kecewa.     

Astro : Thank you     

Aku : Aku yang makasih. Aku berangkat ya     

Astro : Hati-hati, Nona     

Aku : Kamu juga     

Aku membereskan barang-barang sebelum berpamitan pada Opa dan Oma di teras belakang, lalu berangkat menuju kampus dengan menggunakan mobilku sendiri. Mobil pemberian Astro.     

Aku tak perlu berangkat lebih pagi sekarang karena Oma memberitahuku Zen tak akan datang lagi pagi-pagi. Dia hanya akan datang saat libur untuk bermain catur dengan Opa.     

Aku sampai kampus lima belas menit sebelum kelasku dimulai. Aku bertemu Kak Sendy di parkiran karena tak sengaja memarkir mobil di sebelahnya.     

"Mobil baru?"     

"Dari Astro."     

"Royal banget ya sama kamu." ujarnya dengan senyum lebar.     

"Sen, bantuin!" terdengar suara yang familier di telingaku, lalu muncul Donny dari sisi mobil Kak Sendy yang lain. Dia terlihat terkejut saat melihatku.     

"Duluan ya, Kak. Kelasku sebentar lagi mulai." ujarku.     

Kak Sendy mengangguk dan berbalik ke arah Donny yang masih menatapiku. Aku berlalu sesaat setelahnya.     

Astro memang berkata aku harus bersikap biasa saja saat bertemu Donny, tapi sepertinya aku akan membutuhkan waktu untuk itu. Lenganku selalu terasa berdenyut mengganggu saat melihatnya. Bekas lukanya bahkan masih terlihat walau samar.     

"Mobil baru kamu keren, Za." ujar seseorang saat aku menjauh dari parkiran. Aku menoleh dan mendapati Daniel baru saja memarkir motornya.     

"Hai, Dan."     

"Kamu anak orang kaya ternyata ya?"     

Aku tak akan menanggapinya dan hanya tersenyum sebagai jawaban. Kami memasuki area kampus bersama sambil membahas berbagai materi kuliah. Aku memberitahukan padanya beberapa informasi yang kudapat dari Kak Sendy yang mungkin bisa membantunya menjalani kuliah di semester awal ini.     

"Kamu ga lagi ada masalah sama Zen kan?"     

Aku menggeleng, "Kenapa?"     

"Kalian kayak jauhan belakangan ini. Sorry kalau aku kepo."     

Aku terdiam karena tak tahu bagaimana harus menanggapinya. Kami bertemu teman-teman yang lain saat memasuki ruangan. Sepertinya aku akan bersikap biasa saja dengan Zen mulai saat ini. Aku tak ingin memancing desas-desus buruk yang akan mengarah pada gosip yang tak perlu.     

"Kamu bawa mobilnya?" tiba-tiba Zen datang dan duduk di sebelahku.     

Aku menggumam mengiyakan, "Kenapa?"     

"Ga pa-pa sih." ujarnya ragu-ragu. Sepertinya dia baru menyadari bahwa dia tak seharusnya bertanya seperti itu. Mengingat janjinya beberapa waktu lalu bahwa dia tak akan menggangguku.     

"Mobil apa sih?" Nina bertanya.     

"Faza bawa mobil Mini Cooper." ujar Daniel dengan senyum iseng.     

"Itu kan mahal banget!" ujar Bian dengan pupil mata yang melebar karena terkejut.     

Pembahasan kami pun berganti ke mobil yang kubawa. Perkiraanku tepat sekali saat berpikir mobil itu akan menarik banyak perhatian. Namun aku harus membiasakan diri menerima perhatian semacam ini hingga reda dengan sendirinya.     

***     

Aku sedang melanjutkan pekerjaan Putri untuk desain aksesoris gaun Teana saat Astro memberiku panggilan video call. Aku menerimanya.     

"Hai, Cantik." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

"Inget Ayah bilang apa? Ga ada flirting online." ujarku sambil beranjak menuju ruanganku.     

"Ini bukan flirting online. Ini memuji."     

Aku tersenyum sambil masuk ke ruanganku dan duduk di sofa. Aku tahu dia hanya sedang mencari kalimat untuk membenarkan pendapatnya.     

"Kamu udah pulang?" aku bertanya karena sepertinya dia sedang berjalan di koridor gedung yang tak terlihat seperti kampusnya.     

"Aku baru sampai apartemen. Hari ini capek banget. Badanku sakit semua." ujarnya yang seperti sedang berhenti. Mungkin baru saja sampai di depan unit apartemennya. Dugaanku terbukti karena aku melihat suasana ruangan yang berbeda, dengan dinding berwarna maroon yang terlihat familier untukku.     

"Kamu pakai salep lagi kan pagi ini?"     

"Pakai kok. Tadi pagi dibantu ibu ngolesin lebam di punggung."     

"Kamu mau tidur?" aku bertanya karena melihatnya merebahkan tubuh di tempat tidur.     

"Aku ga boleh tidur. Kerjaanku banyak. Aku cuma mau rebahan sebentar."     

"Jangan terlalu maksain diri, Astro. Kamu baru pulang."     

"Kerjaan siapa coba yang bikin aku jadi begini?"     

"I'm sorry."     

Astro tersenyum lebar sekali, "How was your day (Gimana kamu hari ini)?"     

"Rame banget. Temen-temenku ngeributin asisten kamu."     

"You'll get used to it (Kamu akan biasa kok nanti)."     

Aku mengangguk, "How was yours (Kamu gimana)?"     

"Aku mau ikut lomba robotik bareng anak-anak UKM, jadi kayaknya jadwalku tambah sibuk bulan depan."     

"Bukannya aku baru aja minta kamu buat ga terlalu maksain diri?"     

"Aku bisa kehilangan kesempatan bagus kalau ga ikut. Aku bisa ngatur waktu kok. Kamu tenang aja, Nona."     

Aku menghela napas, "Kamu rutin minum vitamin kan? Aku ga mau kamu sakit, kamu tau?"     

"Aku minum kok. Kamu udah makan coklat dariku hari ini?"     

"Kenapa nanya begitu?"     

"Kamu mulai bawel soalnya." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku, "Jadi kamu tiap bulan ngasih coklat biar aku ga bawel ya?"     

Astro tertawa, "Biar kamu bahagia. Kalau kamu bahagia kan ga bawel."     

Aah, dia tampan sekali.     

"I love you, Astro."     

Astro menghentikan tawanya dan menatapku canggung, "Erm, I love you too."     

Aku bisa mengerti kenapa dia bersikap seperti itu. Biasanya dialah yang mengatakannya lebih dulu.     

"Bukannya kamu bilang kamu punya banyak kerjaan? Jangan ditunda-tunda kalau ga mau kerjaan kamu yang lain jadwalnya mundur semua." ujarku untuk menggodanya. Aku tahu dia tak akan suka jika aku mengingatkannya pada pekerjaan di saat seperti ini.     

"Rrgh, kamu ngerusak suasana." ujarnya dengan tatapan tajam. Tepat seperti dugaanku.     

"I'm telling you the truth (Aku kan ngasih tau kamu yang sebenernya)."     

"Yeah, right."     

Aku tersenyum lebar melihat tingkahnya yang kekanakan, "Ekspresi kamu lucu banget."     

"Aku bener-bener harus sabar ya ngadepin kamu." ujarnya dengan senyum lebar. Sepertinya dia tahu aku sedang mencoba menggodanya.     

Aku tertawa, "Jadi gini ya cara kamu buat ngeledekin aku? Seru juga."     

Maksudku adalah sepertinya aku baru saja menyadari caranya untuk selalu menggodaku. Melihat ekspresi kesalnya sesaat lalu, memberi sensasi menyenangkan yang berbeda.     

"Smart enough (Pinter)." ujarnya sambil tersenyum dan menggigit sedikit bibir bawahnya. Ekspresinya membuatku mengingat tubuhnya yang bertelanjang dada kemarin malam. Dia terlihat sexy sekali.     

Aah, kenapa wajahku merona?     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel ini TIDAK DICETAK.     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.     

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.