DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

MALAM PERTAMA KITA



MALAM PERTAMA KITA

1"Aku tidak mau biarkan saja aku mati Nadia." ucap Jonathan tidak ingin apa pun selain cinta dan kasih sayang Nadia.     

"Kenapa kamu bicara seperti itu Jo? kalau kamu mati aku bagaimana? aku tidak bisa hidup tanpa kamu." ucap Nadia dengan jujur.     

"Bukankah kamu senang kalau aku mati? kamu bisa menikah dengan Jean." ucap Jonathan hatinya sedikit melunak mendengar jawaban Nadia. Rasa sakit yang Jonathan rasakan perlahan terobati dengan jawaban jujur Nadia. Jonathan sudah merasakan cinta Nadia telah kembali.     

"Kenapa kamu bicara seperti itu? tentu aku tidak akan membiarkan kamu mati Jo." ucap Nadia dengan suara pelan tak berdaya dengan sikap Jonathan yang keras kepala dan tidak takut mati.     

"Benarkah? kenapa?" tanya Jonathan tidak peduli dengan rasa sakit di tubuhnya lagi.     

"Karena aku sangat mencintaimu Jo." ucap Nadia dengan tatapan dalam.     

"Sekarang minum obat ya Jo, kamu demam tinggi dan kulitmu alergi lagi." ucap Nadia dengan perasaan cemas.     

"Aku tidak ingin obat atau apa pun Nadia? aku hanya ingin cintamu saja. Aku ingin kamu cintai." ucap Jonathan dengan suara bergetar dan tatapan mata yang sayu.     

Nadia menelan salivanya tidak tahu harus bagaimana lagi mengungkapkan perasaannya.     

"Mungkin aku harus membuktikan perasaanku padamu Jo." ucap Nadia dengan tatapan sungguh-sungguh.     

"Dengan apa?" tanya Jonathan seraya menelan salivanya merasakan tubuhnya semakin panas dingin. Hasratnya pada Nadia tidak pernah padam sedikitpun.     

"Setelah ini kamu akan tahu. Sekarang biarkan aku merawatmu dulu. Kamu harus minum obat setelah itu kita akan melakukannya." ucap Nadia dengan wajah sedikit memerah.     

"Melakukan apa?" tanya Jonathan dengan hati berdebar-debar.     

"Kita sudah menikah bukan? apa yang di lakukan orang yang baru menikah?" tanya Nadia dengan tatapan penuh merasa tenang melihat emosi Jonathan sudah mereda.     

"Apa?" tanya Jonathan seraya menelan salivanya. Jonathan merasakan hasratnya mulai bangkit melihat sikap Nadia yang jelas-jelas telah menggodanya.     

"Kamu masih bertanya apa Jo? bukankah kita sudah menahannya sebelum kita menikah? apa sekarang kita masih menahan keinginan itu?" ucap Nadia seraya mendekatkan dirinya lebih dekat ke dada Jonathan.     

"Apa yang kamu katakan Nad? apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan? aku tidak bisa percaya ini. Sejak kita pulang dari pernikahan kita kamu sama sekali tidak peduli padaku. Dan sekarang kamu mengatakan hal itu? Kenapa hatimu berubah-ubah Nadia? ada apa denganmu?" tanya Jonathan dengan tatapan penuh harap kejujuran Nadia.     

"Aku sudah minta maaf padamu Jo, mulai sekarang aku akan kembali seperti Nadia yang dulu yang mencintaimu." ucap Nadia dengan sungguh-sungguh mendapat cara balas dendam yang lebih baik, tanpa harus menyakiti Jonathan.     

"Benarkah itu Nad?" Tanya Jonathan dengan tatapan sangat dalam.     

"Benar Jo, aku tidak akan lagi membuatmu bersedih. Karena aku mencintaimu Jo. Aku benar-benar tidak bisa melihatmu menderita." ucap Nadia seraya mengusap lembut wajah Jonathan.     

Jonathan memejamkan matanya merasakan dadanya sesak penuh dengan rasa cinta dan kebahagiaan setelah mendengar ucapan Nadia yang begitu manis kepadanya.     

"Bagaimana Jo? kamu mau kan kita melakukannya. Ini malam pertama kita Jo." ucap Nadia berbisik pelan di telinga Jonathan.     

"Tapi bagaimana aku bisa melakukannya Nadia. Ada hasrat yang begitu besar dalam diriku. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membuatmu puas. Aku tidak bisa bergerak sama sekali Nadia? dan aku juga tidak tahu apa batang milikku bisa memuaskanmu?" ucap Jonathan menatap sedih wajah Nadia.     

"Kita belum mencobanya, siapa tahu dengan hasrat kita yang besar semua itu bisa kita lalui. Batang milikmu masih bisa mengeras dan berdiri kan Jo?" tanya Nadia dengan tatapan dalam.     

Jonathan menganggukkan kepalanya.     

"Saat ini sudah mengeras Nadia." ucap Jonathan dengan jujur.     

Nadia menelan salivanya, untuk pertama kalinya dia harus melakukan hal yang belum pernah dia lakukan. Dan itu semua demi balas dendamnya.     

Nadia tahu Jonathan sangat mencintainya. Nadia berniat akan mengikat Jonathan dengan seorang anak. Nadia Ingin hamil anak dari Jonathan sebagai penerus keluarga Darren. Setelah dia hamil dia akan pergi jauh. Nadia ingin membuat keluarga Darren menderita dengan jauh dari cucu sebagai penerus keluarga besar Darren.     

"Nadia." panggil Jonathan membuka matanya membuyarkan lamunan Nadia. Jonathan berpikir, ingin tahu bagaimana caranya Nadia bisa memenuhi hasrat padanya juga pada dirinya sendiri. Jonathan yakin Nadia tidak akan bisa terpenuhi hasratnya kalau dirinya tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Ada apa Jo? apa yang kamu pikirkan?" ucap Nadia seraya mendekatkan dirinya lebih dekat pada Jonathan.     

"Aku berpikir apa kita bisa melakukannya? Apa kamu yakin bisa melakukan hal itu?" tanya Jonathan dengan serius ingin melihat reaksi Nadia, apa Nadia benar-benar mempunyai hasrat pada pria yang sudah tidak berdaya seperti dirinya.     

"Apa kamu tidak percaya padaku Jo? aku sangat serius, aku Ingin anak darimu Jo." tanya Nadia dengan tatapan serius menatap kedua mata Jonathan agar Jonathan benar-benar percaya dengan keinginannya.     

"Aku percaya padamu Nadia, aku juga ingin punya anak darimu sebagai penerus keturunan keluarga besar Darren." ucap Jonathan membalas tatapan kedua mata Nadia dengan tatapan sayu.     

"Syukurlah Jo, kalau kamu percaya padaku. Aku akan menunjukkan padamu kalau kita bisa punya anak." ucap Nadia kemudian beranjak dari tempatnya untuk menutup pintu kamarnya.     

Jonathan hanya bisa berbaring di tempatnya menunggu Nadia yang menghampirinya setelah menutup pintu kamar.     

"Bagaimana Jo, kita akan melakukannya sekarang. Walau aku tidak tahu caranya, aku harap kamu bisa mengajariku." ucap Nadia setelah berada di samping Jonathan dan mengatakan ketidaktahuannya.     

Jonathan menganggukkan kepalanya dengan pelan, di masa lalunya bercinta adalah hal biasa baginya dan itu dia lakukan untuk bersenang-senang tanpa ada ikatan apa-apa.     

Karena melihat kesungguhan Nadia, akhirnya Jonathan tidak bisa berkata apa-apa selain memenuhi keinginan Nadia.     

"Kamu benar-benar menginginkannya kan Nadia? kalau kamu tidak menginginkannya aku tidak apa-apa, kita bisa menundanya di lain hari." ucap Jonathan memastikan lagi keinginan Nadia yang ingin mempunyai anak darinya.     

"Kenapa kamu masih bertanya hal itu lagi Jo? Aku benar-benar menginginkan kamu, aku ingin kita punya anak dan hidup bahagia. Aku sangat mencintaimu jo. Apa kamu masih belum yakin dengan keinginanku?" tanya Nadia dengan serius menatap Jonathan dengan tatapan penuh hasrat dan cinta.     

"Aku sudah yakin sekarang, lakukan sekarang Nadia? tapi maafkan aku kalau aku tidak bisa menggerakkan kedua kakiku." ucap Jonathan dengan suara pelan.     

"Tidak apa-apa Jo, aku akan berusaha penuh melakukannya dengan kemampuanku. Semoga kamu menyukainya ya Jo." ucap Nadia seraya naik ke atas tempat tidur.     

Jonathan membiarkan Nadia meletakkan sebuah bantal di bawah pantatnya. Dengan menghela nafas panjang Jonathan berusaha menenangkan diri agar hasratnya bisa terkendalikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.