RASA CINTA JONATHAN
RASA CINTA JONATHAN
Anne mengangkat wajahnya tidak percaya dengan ucapan Nadia, kedua mata Anne sampai berkaca-kaca masih tidak percaya dengan sikap Nadia yang begitu tega pada Jonathan.
Ingin rasanya Anne memberitahu yang sebenarnya pada Nadia agar tidak meninggalkan Jonathan. Tapi dia sudah terlanjur berjanji pada Ammer untuk tidak mengatakan apa-apa sampai Ammer menemukan
"Apa kamu tidak mencintai Jonathan lagi Nadia?" tanya Anne dengan suara bergetar.
"Apa kamu tidak kasihan pada keadaan Jonathan? Bagaimana bisa Jonathan hidup di luar sana tanpa ada yang memperhatikan. Kesehatan Jonathan tidak sama dengan kesehatan orang yang sehat Nadia." ucap Anne menangis sedih.
Hati Nadia merasa senang melihat awal kesedihan Anne dan Darren saat dia bertekad membawa Jonathan untuk tinggal di rumah kontrakan. Belum lagi rencana keduanya untuk membuat Jonathan tersiksa perlahan-lahan.
"Aku tidak bisa tinggal disini Momy. Aku ingin hidup mandiri. Kalau Jonathan mencintaiku pasti Jonathan akan mau tinggal bersamaku di sana." ucap Nadia sambil menundukkan wajahnya. Sungguh hati Nadia sebenarnya berat untuk melakukan hal itu. Tapi demi membalas dendam sakit dan penderitaan kedua orang tuanya Nadia harus melakukannya.
"Momy tidak akan membiarkan hal itu Nadia. Momy tidak bisa melihat Jonathan menderita di luar sana. Aku akan mengurus perceraian kalian." ucap Anne seraya mengambil nafas panjang tidak merelakan Jonathan tersakiti atau menderita.
"Tidak Momy, aku tidak akan pernah menceraikan Nadia. Aku akan ikut kemanapun Nadia pergi. Kalau Nadia ingin tinggal di rumah kontrakannya aku bersedia. Sekarang aku suami Nadia aku menjaga Nadia dengan baik." ucap Jonathan tiba-tiba bicara dengan keputusan yang mengejutkan Nadia dan Anne.
"Tapi Jonathan, bagaimana kamu bisa tinggal di sana tanpa ada pengawasan dari kami? kesehatan kamu tidak begitu baik kalau tinggal di luar sana." ucap Anne tidak bisa membayangkan bagaimana Jonathan bisa tidur nyenyak ataupun terkena debu yang berterbangan di luar sana.
"Tidak apa-apa Momy. Nadia akan menjaga kesehatanku dengan baik." ucap Jonathan menenangkan hati Anne.
"Baiklah Jonathan, kalau kamu bersedia tinggal di sana. Momy akan mengurus semuanya agar Marcos membawa barang-barang kamu dan juga akan memperbaiki rumah kontrakan Nadia." ucap Anne tidak ingin Jonathan hidup susah.
"Maafkan aku Momy, aku tidak bisa menerima bantuan dari Momy apa pun itu. Aku dan Jonathan sudah menikah dan kita akan hidup mandiri. Aku dan Jonathan akan mencari rezeki sendiri dengan kemampuan kita sendiri." ucap Nadia menguatkan hatinya untuk bisa membalas sakit hatinya.
"Kenapa kamu bicara seperti itu Nadia? kenapa kamu menolak bantuan dari kita? kita berdua adalah orang tuamu juga Nadia. Bagaimana kita bisa menutup mata dengan apa yang kalian lakukan berdua di luar sana." ucap Anne semakin tak mengerti dengan apa yang di pikirkan Nadia.
"Tidak Momy, aku sudah putuskan seperti itu. Aku dan Jonathan akan mencari pekerjaan dan bekerja dari bawah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan." ucap Nadia bersikeras dengan tujuannya.
Anne tidak bisa menahan lagi rasa kesedihannya dengan sikap keras Nadia. Anne hanya bisa menangis dalam pelukan Darren.
"Tidak apa-apa Momy. Momy jangan cemas akan diriku. Nadia akan menjagaku dan aku juga bisa menunjukkan pada Nadia kalau perasaanku sungguh-sungguh padanya." ucap Jonathan ingin menghabiskan waktunya yang tersisa untuk hidup bersama dengan Nadia.
"Jonathan, Momy tidak bisa membiarkan kamu pergi dari sini sayang." ucap Anne dengan air mata mengalir deras. Sungguh Anne tidak mengerti kenapa Nadia menjadi berubah. Anne berpikir Nadia berubah karena sudah mengetahui rencananya yang menggagalkan pernikahannya dengan Jean.
"Maafkan aku Momy. Aku dan Jonathan akan pindah ke rumah kontrakan saat ini juga." ucap Nadia sudah tekad bulat meninggalkan rumah besar Jonathan.
"Tapi Nadia kalian berdua baru saja menikah? Momy dan Daddy berniat memberi kalian tiket untuk berbulan madu ke luar negeri. Kenapa kamu tergesa-gesa seperti ini Nadia? Bukankah masih ada waktu untuk pindah ke rumah kontrakan kamu?" tanya Anne dengan tatapan sedih.
"Maafkan aku Momy, kita tidak memerlukan hal itu. Kita bisa juga melakukannya di rumah kontrakan kami tanpa harus keluar negeri. Yang penting kita bisa hidup bersama." ucap Nadia memberi alasan itu agar Jonathan mendukung keputusannya.
"Apa yang di katakan Nadia benar Momy. Aku akan mendukung Nadia sepenuhnya." ucap Jonathan dengan perasaan sedih namun demi melihat Nadia bahagia Jonathan rela mengorbankan semuanya bahkan kesehatannya.
Anne mengambil nafas dalam berusaha menenangkan hatinya yang sangat kecewa dengan sikap Nadia.
"Dan satu lagi Momy, Daddy dan Momy tidak boleh datang ke kontrakan kami. Biar kita yang akan datang ke sini untuk melihat keadaan Daddy dan Momy." ucap Nadia berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan hatinya untuk bisa tega memisahkan Jonathan dengan orang tuanya. Selama ini orang tua Jonathan juga sudah memisahkan dia dan Ayahnya.
"Nadia apa yang kamu pikirkan sayang? bagaimana aku bisa tidak bertemu dengan Jonathan? aku pasti sangat merindukan Jonathan. Kenapa kamu tega pada kami Nadia. Jonathan apa yang kamu pikirkan sayang? apa kamu tetap memilih Nadia daripada orang tua kamu yang menyayangi kamu?" ucap Anne dengan air mata mengalir deras di pipinya.
"Momy jangan menangis, Momy bisa menghubungiku setiap hari. Kita masih bisa video call Mom." ucap Jonathan menenangkan hati orang tuanya.
"Kamu benar-benar sangat mencintai Nadia sayang, tapi Nadia tidak menyayangi kamu." ucap Anne dengan hati sedih.
"Biarkan Nadia akan menyadari semua pengorbananku Mom. Momy tenang saja." ucap Jonathan berusaha tersenyum agar hati orang tuanya tidak sedih.
"Jonathan, kita harus pergi dari sini sekarang." ucap Nadia memantapkan hatinya untuk mulai balas dendam.
"Daddy, Momy aku pergi dulu. Aku akan segera mengabari kalian." ucap Jonathan dengan perasaan berat harus meninggalkan orang tuanya.
"Hati-hati ya sayang, kalau terjadi sesuatu hubungi Momy dan Daddy ya sayang." ucap Anne dengan hati menangis.
Jonathan menganggukkan kepalanya kemudian mendorong kursi rodanya mengikuti Nadia yang keluar ruangan.
"Marcos, antarkan Nadia dan Jonathan ke rumah kontrakannya. Dan hubungi Dokter Frederick untuk seminggu sekali datang memeriksa Jonathan." ucap Anne memastikan kesehatan Jonathan baik-baik saja.
Marcos menganggukkan kepalanya kemudian pergi keluar ruangan.
Setelah Marcos meninggalkan ruangan Anne menatap Darren dengan air mata mengalir deras.
"Bagaimana ini Darren? apa yang harus kita jelaskan pada Ammer tentang pernikahan Jonathan dan Nadia yang sudah tidak bahagia ini?" ucap Anne dengan perasaan sedih.
"Bersabarlah Anne, kita harus menunggu apa yang terjadi nanti. Kita akan lihat hidup Jonathan dan Nadia di sana. Kalau mereka bahagia dengan kehidupan mereka biarkan saja. Anggap saja kita melatih anak-anak kita hidup mandiri." ucap Darren mengambil hal yang positif dari semua yang terjadi.