ANTARA JEAN DAN JO
ANTARA JEAN DAN JO
Setelah Dokter kembali masuk kedalam ruang operasi, Nadia menggandeng James dan Valerie agar duduk kembali di bangku panjang.
"Nadiaaaa!!!" Panggil seseorang dengan suara keras. Dan suara itu tidak asing lagi di telinganya.
Segera Nadia menoleh, dilihatnya Gladys berlari cepat ke arahnya.
"Gladys? kamu sudah kembali?" tanya Nadia setelah Gladys berada di hadapannya.
"Ssshhh!! kamu jangan bertanya tentang aku! sekarang jawab pertanyaanku, apa benar kamu akan menikah dengan Jean? dan sekarang Jean kecelakaan? di mana Jean sekarang?" tanya Gladys dengan tatapan cemas dan panik.
"Apa yang kamu katakan benar Glad, aku akan menikah dengan Jean. Dan sekarang Jean masih berada di ruang operasi karena kecelakaan menyelamatkan aku dari mobil yang melaju sangat cepat. Kamu tahu darimana semua itu?" Tanya Nadia dengan hati bertanya-tanya.
"Tentu saja aku tahu dari Jean. Jean bilang Minggu besok dia akan menikah denganmu. Karena Jean bilang kamu akan datang hari ini, aku kembali pulang ingin bertemu denganmu. Tapi saat aku di rumah Jean kata tetangga Jean berada di rumah sakit karena kecelakaan, karena itu aku langsung ke sini." Ucap Gladys seraya menarik nafas berulang-ulang karena harus berlari-lari agar cepat sampai.
"Jadi Jean yang memberitahumu kalau aku dan Jean akan menikah Minggu besok." ucap Nadia dengan suara pelan.
Gladys menganggukkan kepalanya merasa heran melihat wajah Nadia yang terlihat sedih.
"Kenapa wajahmu terlihat sedih? apa kamu tidak bahagia akan menikah dengan Jean? Atau kamu sedih karena Jean kecelakaan?" tanya Gladys menatap penuh wajah Nadia.
"Aku tidak tahu aku harus sedih atau bahagia menikah dengan Jean, Glad. Jean adalah laki-laki yang baik dan siapa saja wanita yang menikah dengan Jean pasti sangat beruntung." Ucap Nadia dengan kedua matanya berkaca-kaca.
Melihat Nadia mulai menangis Gladys membawa Nadia agak menjauh dari kedua orang tua Jean.
"Kenapa kamu bicara seperti itu apa kamu tidak mencintai Jean? Atau kamu mencintai pria lain? atau kamu benar-benar telah mencintai Jonathan?" Tanya Gladys yang sedikit tahu cerita tentang Jonathan dari Nadia kalau Nadia takut jatuh cinta pada Jonathan.
"Kamu benar Glad, sepertinya aku benar-benar mencintai Jonathan. Aku tidak bisa melihat Jonathan menderita atau bersedih." Ucap Nadia dengan perasaan sedih.
"Inilah yang aku takutkan dari sandiwara pertunanganmu dengan Jean, sekarang kamu tidak bisa lepas dari kebohongan itu. Dan sekarang, kamu akan menikah dengan Jean. Apa kamu sudah memikirkan perasaan Jonathan?" Tanya Gladys dengan wajah serius.
"Hal itulah yang menjadi beban pikiranku sekarang. Aku sudah berusaha untuk menolak perasaanku padanya, tapi aku tidak bisa. Semakin aku berusaha menolaknya, aku semakin terjatuh dalam pesonanya. Cinta Jonathan sepertinya tulus padaku, Glad." ucap Nadia dengan kedua matanya berkaca-kaca.
"Apa kamu sudah menjalin hubungan serius dengannya?" tanya Gladys dengan tatapan penuh.
Tanpa merasa ragu Nadia menganggukkan kepalanya sangat percaya pada Gladys sahabatnya yang sudah seperti saudaranya sendiri.
"Masalahmu sekarang semakin rumit Nadia. Di saat kamu sudah menjalin hubungan serius dengan Jonathan. Kamu akan menikah dengan Jean dan sekarang Jean dalam keadaan sakit parah. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Gladys merasa Nadia di hadapkan dalam sebuah dilema.
"Nadia." panggil Valerie pada Nadia saat melihat Jean di bawa keluar oleh beberapa perawat untuk di pindahkan ke kamar inap.
Segera Nadia menoleh ke arah Valerie dan melihat jalan yang sudah keluar dari ruang operasi.
"Glady, ayo...kita ke sana. Jean sudah dibawa perawat ke kamar inap. Aku ingin segera melihat keadaannya." ucap Nadia sambil mendekati James dan Valerie yang berjalan mengikuti dua perawat yang membawa Jean.
Tanpa banyak bicara Gladys dan Nadia berjalan di samping James dan Valerie mengikuti perawat yang membawa Jean sampai ke kamar inap.
Setelah memindahkan Jean ke kamar inap dua perawat itu meninggalkan tempat.
"Nadia, kamu tidak akan kembali ke rumah besar kan sayang. Jean sekarang lagi sakit, dia membutuhkanmu Nadia." ucap Valerie dengan kedua matanya berkaca-kaca.
Nadia terdiam tidak tahu harus mengatakan apa. Saat ini pasti Jonathan sudah menunggunya, bahkan dia sudah berjanji akan kembali bersama Jonathan ke rumah Danau.
"Nadia, kamu mendengar ucapan Ibu kan?" tanya Valerie dengan tatapan penuh.
Nadia menganggukkan kepalanya tanpa bisa membantah.
"Maaf Bu, aku mau ke kantin sebentar. Aku mau membeli minum dulu." ucap Nadia mencari alasan agar bisa menghubungi Jonathan.
"Jangan lama-lama ya Nadia. Setelah Jean sadar, Ibu dan Ayah akan pulang." ucap Valerie dengan serius.
Nadia menganggukkan kepalanya dengan pelan, kemudian berjalan keluar pergi ke kantin untuk segera menghubungi Jonathan.
Sambil duduk di kursi Nadia menghubungi Jonathan.
"Hallo... Jonathan." panggil Nadia dengan suara pelan.
"Hem...ada apa Nadia? apa kamu akan mengatakan kalau tidak bisa pulang malam ini? dan kamu juga tidak bisa ikut denganku besok?" ucap Jonathan dengan nada datar.
"Maafkan aku Jonathan, aku tidak bermaksud untuk tidak pulang atau tidak bisa ikut denganmu besok. Tapi, saat ini ada masalah yang sangat besar." ucap Nadia berusaha mengatakan pada Jonathan kalau Jean mengalami kecelakaan.
"Tidak apa-apa Nadia, aku sangat mengerti. Oke... selamat malam." ucap Jonathan tiba-tiba menutup panggilannya tanpa memberi kesempatan pada Nadia untuk bicara lagi.
Nadia menghela nafas panjang, sangat mengerti akan perasaan Jonathan yang saat ini sedang marah padanya. Jonathan pasti marah karena sudah dia sudah seringkali berjanji dan tidak pernah dia ditepati.
"Aku tidak bisa seperti ini terus, aku harus ke sana untuk melihat keadaan Jonathan dan menjelaskan padanya kalau semua yang terjadi bukan keinginanku. Tapi sudah jalannya takdir." ucap Nadia seraya menggigit bibir bawahnya.
Dengan perasaan bingung Nadia berjalan kembali ke kamar Jean tapi di sana orang tua Jean sudah tidak ada.
"Paman dan Bibi baru saja pulang, Nadia. Sekarang sudah malam, Paman dan Bibi takut kemalaman pulangnya. Besok pagi mereka akan ke sini lagi." ucap Gladys masih menunggu Jean yang masih belum sadar.
"Gladys, bisakah aku minta tolong padamu untuk malam ini saja?" ucap Nadia dengan tatapan memohon.
"Minta tolong apa Nad? katakan saja jangan ragu. Aku pasti akan membantumu." ucap Gladys dengan wajah serius.
"Aku minta tolong padamu, untuk menjaga Jean untuk sementara. Aku akan keluar sebentar menemui Jonathan dan menjelaskan tentang semua ini." ucap Nadia dengan wajah sedih.
"Aku sangat yakin Jonathan pasti marah padamu kan? karena itu kamu ingin menjelaskan padanya sekarang. Tidak apa-apa Nadia, pergilah...biar aku yang menjaga Jean." ucap Gladys sambil mengusap bahu Nadia.