Kemurkaan (3)
Kemurkaan (3)
Yun Qingya menundukkan kepalanya. "Itu Hong Luan. Hong Luan … dia sudah meninggal."
Bum!
Kata-kata Yun Qingya mirip seperti bunyi petir yang tiba-tiba, menyebabkan Yun Luofeng tercengang.
"Paman Kedua, lelucon ini tidak lucu. Bisakah kau menahan diri untuk tidak menggodaku seperti itu?"
"Feng'er, aku berbicara yang sebenarnya. Hong Luan sudah meninggal. Demi melindungi kita, dia telah meninggal di tangan Keluarga Qin dari Benua Roh Dewa."
Yun Luofeng berjalan ke depan karena insting namun tidak tahu mengapa, kakinya gemetar dengan hebat. Sebelum Yun Luofeng berhasil mengambil satu langkah ke depan, dia hampir terjatuh ke lantai. Untungnya, Yun Xiao menopang Yun Luofeng tepat waktu.
"Feng'er …. " Yun Xiao memeluk Yun Luofeng sementara merasa sakit hati, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
Yun Luofeng mengepalkan tangannya dengan erat. "Aku tidak memercayainya! Yun Xiao, bawa aku ke ruang pemakaman. Aku tidak percaya Hong Luan sudah meninggal."
Alasannya, Yun Luofeng bahkan tidak punya kekuatan untuk mengangkat kakinya dan tidak mampu berjalan ke ruangan pemakaman sendiri ….
"Baiklah." Yun Xiao menggendong Yun Luofeng dengan gaya tuan putri dan berjalan ke arah ruangan pemakaman.
Ekspresi Bai Ling juga agak tidak sedap dipandang dan dengan suara muram, dia berkata. "Adik Kedua, ceritakan seluruh kejadiannya padaku!"
Melihat reaksi putrinya sendiri, Hong Luan si wanita itu pasti memiliki hubungan yang sangat baik dengan Yun Luofeng, dan oleh karena itu, Bai Ling tidak bisa menerima berita itu! Karena seperti itu, maka Keluarga Qin dari Benua Roh Dewa tidak perlu terus ada!
"Kakak ipar, mari kita masuk terlebih dahulu. Aku akan menceritakan padamu apa yang terjadi nanti …. "
Seluruh Kediaman Gubernur Timur tenggelam dalam duka dan bahkan tidak menyadari Yun Luofeng masuk.
Kakek tua Yun adalah orang pertama yang melihat cucunya dan ketika dia hendak berbicara pada Yun Luofeng, kakek tua Yun tiba-tiba melihat Bai Ling yang masuk tak lama kemudian. Kakek tua Yun terkejut di tempat. Tak lama kemudian, Yun Qingya memberi tahu pada kakek tua Yun bahwa wanita itu adalah benar-benar Bai Ling!
Jika itu sebelumnya, kakek tua Yun pasti akan melompat gembira. Namun saat ini, bahkan ketika kakek tua Yun melihat Bai Ling, dia tidak bisa menjadi bahagia sedikit pun karena wajah tuanya dipenuhi dengan kesedihan.
Kematian Hong Luan telah mengakibatkan pengaruh besar pada semua orang. Baik itu Keluarga Yun atau pun Kediaman Gubernur, semua orang tidak mampu berjalan keluar dari kesedihan.
Yun Luofeng turun dari pelukan Yun Xiao dan menjulurkan tangannya yang gemetar untuk membuka kain. Seketika, sebuah wajah pucat pasi dengan paras yang tak tertandingi terlihat di mata Yun Luofeng.
Ekspresi wanita itu sangat damai sementara dia terbaring di atas tempat tidur dengan terdiam. Wajahnya terlihat jelas dan akrab yang menyebabkan hati Yun Luofeng teremas dengan erat.
Tangan Yun Luofeng dengan erat menutupi dadanya sembari menutup matanya, seperti ingin menghilangkan rasa sakitnya. Namun, rasa sakit itu tidak berkurang namun malahan, menjadi intens. Air mata mengalir seperti bendungan yang pecah dan menutupi seluruh wajah Yun Luofeng.
"Hong Luan," Yun Luofeng membuka matanya dan tangannya gemetar hebat. Yun Luofeng berusaha untuk menggenggam tangan Hong Luan beberapa kali namun tidak memiliki tenaga untuk mengangkat tangan Hong Luan. "Maafkan aku karena terlambat kembali."
Maafkan aku karena aku tidak di sampingmu ketika kau paling membutuhkanku. Selain itu, kau telah mengorbankan nyawamu demi Keluarga Yun ….
"Hong Luan, apakah kau ingat pertama kali kita bertemu? Pada saat itu, kau bersikeras untuk bertarung denganku dan pada akhirnya, kita sama-sama seri. Mungkin dari saat itu, karena pengertian kita terhadap satu sama lain, telah menghasilkan persahabatan kita di masa depan."
Mengingat wanita berpakaian merah itu dan aura mendominasinya yang tidak biasa, wajah Yun Luofeng melembut.