Klan Naga (1)
Klan Naga (1)
"Mendadak aku merasa menggunakan waktu tiga detik terlalu buang-buang waktu. Satu detik sudah cukup."
Kerumunan terkejut sebelum tertawa terbahak-bahak. Beberapa bahkan tertawa dengan keras sampai tak bisa berdiri tegak.
Mereka pernah melihat kesombongan tapi tak pernah bertemu orang yang sangat sombong seperti wanita ini. Dia benar-benar berani mengatakan hanya perlu satu detik untuk mengalahkan mereka?
Namun, tepat ketika kerumunan sedang tertawa terbahak-bahak, wanita itu perlahan menaikkan tangannya…
Pagoda Ilahi Kuno yang memancarkan sinar berwarna ungu muncul dari udara tipis. Tanpa menunggu kelompok itu tersadar, Pagoda Ilahi Kuno menindih mereka dengan keras.
BAM!
Kebisingan yang sangat keras mengguncang seluruh pegunungan. Kerumunan yang berada di bawah pagoda raksasa diratakan menjadi daging cincang bahkan sebelum mereka bisa bereaksi.
"Ayo."
Gu Ruoyun berbalik menatap Lan Ge yang kebingungan dan berbicara sambil mengerutkan kening.
Lan Ge mengerjapkan mata dengan bingung dan menatap wajah mulus dan sempurna wanita itu dengan terkejut. Dia ingin berbicara tapi tak tahu bagaimana memulainya.
Tepat ketika hati Lan Ge berguncang, sosok rupawan muncul di depan matanya.
Pria itu berambut perak dan memakai jubah merah tua dengan senyum kecil yang tersungging di wajahnya. Senyumnya hanya akan dipenuhi kelembutan dan kehangatan ketika dia melihat wanita berjubah hijau.
"Apa sudah selesai?"
Gu Ruoyun mengangguk pelan, "Xiao Ye, orang ini adalah teman lamaku dan juga manusia setengah hewan. Ibunya adalah putri dari Klan Naga dan ayahnya seorang manusia. Dulu aku berjanji padanya apabila aku berkunjung ke Klan Naga, aku akan membawanya."
Qianbei Ye mengangguk tenang dan menatap Gu Ruoyun dengan senyum di bibirnya, "Yun'er, kalau begitu mari lanjutkan perjalanan kita."
Saat Lan Ge menatap pria berambut perak yang menarik Gu Ruoyun dalam pelukan, dia merasakan kekecewaan dan dia pun tak tahu mengapa. Namun, dia buru-buru memulihkan perasaannya. Kemungkinan wanita luar biasa seperti Gu Ruoyun membutuhkan pria yang cukup baik baginya, seperti pria ini.
"Lan Ge."
Tiba-tiba, Gu Ruoyun seperti teringat sesuatu. Dia berbalik menatap Lan Ge dan mengangkat kening, "Ngomong-ngomong, Lan Ge, apakah roh yang sebelumnya kamu temui masih ada?"
Lan Ge kebingungan dan tak bisa sepenuhnya memahami maksud ucapan Gu Ruoyun.
Dia mengangguk pelan setelah terdiam untuk sesaat, "Saat itu, roh tersebut sangat kuat. Banyak kultivator yang berusaha menghancurkannya, mati di tangannya. Kami hampir tidak bisa melarikan diri."
Hari itu, roh tersebut sengaja menciptakan kekuatan gaib untuk mengecoh orang-orang agar mengira bahwa ada senjata ilahi yang muncul. Ini menyebabkan banyak kultivator kuat saling bertarung saat mendekatinya.
Siapa yang menyangka apa yang menunggu para pemenang bukanlah senjata ilahi legendaris tetapi roh yang mencari daging untuk di bentuk?
Awalnya, dia hanya ingin merampas tubuh manusia tetapi ketika roh tersebut melihat Lan Ge, tujuannya menjadi terfokus pada tubuh Lan Ge. Alhasil, orang lain tidak berada dalam pandangannya.
"Bawa aku kesana."
Gu Ruoyun terdiam sejenak sebelum perlahan-lahan bicara.
Meski kebingungan di hatinya, Lan Ge tidak menampakkannya di wajah sambil mengangguk, "Baiklah."
...
Tekanan yang lemah namun kuat terpancar dari pegunungan terdekat. Jika seseorang mengamati situasi dengan hati-hati, mereka akan melihat meski ada banyak hewan roh yang menjelajahi pegunungan ini, tak ada yang mendekati area sekitar gua tersebut.
Selanjutnya, seseorang dapat merasakan kehadiran hewan roh.
Saat ini, tiga orang menghentikan langkah tepat saat mereka mencapai gua.
Dari tiga orang itu, yang paling luar biasa adalah pasangan kekasih tersebut. Si pria berambut perak dan memakai jubah merah. Wajahnya yang rupawan membawa aura suram dan ketika memandang kekasihnya dia akan tersenyum.