Tiga Tahun (3)
Tiga Tahun (3)
Gu Ruoyun merendahkan kelopak mata dan matanya penuh penyesalan. Jika dia tidak meminta si penjahat menemukan Bunga Pesosan Penyihir, Zuo Shangchen tak akan berada dalam bahaya.
Tiba-tiba, Zuo Shangchen tampak seperti teringat sesuatu dan menarik Gu Ruoyun berlari dengan cepat menuju pintu masuk gua seolah-olah ada hewan buas liar di dalam gua…
BRAK!
Tepat ketika mereka mencapai pintu masuk gua, tempat itu runtuh dan menghalangi jalan keluar mereka.
Zuo Shangchen menggeram marah. Dia bertingkah seolah telah menjadi gila dan mengumpulkan energi spiritual ke dalam telapak tangan sebelum menghantam pintu masuk yang tertutup itu berulang-ulang kali! Keringat bergulir di sekujur tubuhnya dan bercampur dengan darah. Membuat jubah persik merah-mudah itu menempel di tubuhnya.
"Zuo Shangchen!"
Gu Ruoyun terkejut sesaat sebelum buru-buru melingkarkan tangannya pada Zuo Shangchen. "Jangan gegabah, pintu masuk gua hanya runtuh. Biar aku coba. Mungkin aku bisa menyingkirkan batu-batu ini."
Zuo Shangchen menggelengkan kepala dan menggenggam tangan Gu Ruoyun dengan erat. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi ketika dia melirik pria yang mengikuti Gu Ruoyun, sekujur tubuhnya bergidik.
"Tak perlu khawatir. Ada aku disini. Tak akan ada yang terjadi."
Gu Ruoyun memegang tangan Zuo Shangchen saat wajah mulusnya menyunggingkan senyuman. Matanya penuh tekad dan keyakinan.
"Sudah ku katakan, aku akan membawamu pulang. Aku pasti akan mengeluarkanmu dari tempat ini!"
Mata Zuo Shangchen semakin penuh kecemasan. Dia ingin berbicara tapi tak bisa berucap. Dia hanya bisa menatap Gu Ruoyun dengan penuh makna dan berharap Gu Ruoyun dapat memahami apa yang sedang ingin dia sampaikan.
Tentu saja, Gu Ruoyun memahami tatapan penuh makna si penjahat.
Akan tetapi, dia tetap ingin berpura-pura seolah dia tidak tahu apa-apa saat ini dan berjalan menuju dinding batu. Dia mengumpulkan energi ke dalam telapak tangan sebelum memukul dinding batu dengan kuat.
BUG!
Seluruh gua berguncang karena dampak pukulannya. Hanya patahan kecil yang terbentuk di dinding batu, tapi meskipun begitu, hal tersebut memberi mereka harapan…
"Yun'er." Si pria perlahan-lahan berjalan ke hadapan Gu Ruoyun dan tersenyum. "Batu-batu ini sudah ada sejak zaman kuno, batu ini juga sangat padat sehingga tak ada yang bisa menembusnya. Sebaiknya kita memikirkan jalan keluar lain."
Matanya kesana kemari sejenak sebelum mendadak tersenyum.
"Oh, iya, kamu bisa memakai Pagoda Ilahi Kuno! Jika kita memakai Pagoda Ilahi Kuno, mungkin kita bisa menyingkirkan dinding batu ini."
Pagoda Ilahi Kuno?
Gu Ruoyun tertawa dingin dalam hati. Sepertinya kamu tak bisa lagi menyembunyikan ekor rubahmu itu! Pria ini menyamar sebagai Qianbei Ye karena Pagoda Ilahi Kuno.
Gu Ruoyun menggelengkan kepala atas sarannya dan menjawab, "Untuk sementara ini aku tak bisa menggunakan Pagoda Ilahi Kuno."
"Kenapa?" Si pria mengerutkan kening dan bertanya.
"Aku perlu bekerja sama dengan Zixie jika ingin memakai Pagoda Ilahi Kuno. Akan tetapi, sekarang Zixie tengah tidur mendalam dan aku tak bisa menggunakan Pagoda Ilahi Kuno sesuka hati. Mungkin kita harus menunggu Zixie terbangun disini."
Jawaban ini, tentu saja, adalah kebohongan!
Jika Gu Ruoyun ingin memindahkan Pagoda Ilahi Kuno, dia dapat memanggilnya kapanpun dia mau. Namun… dia tak ingin mengeluarkan pagoda di depan pria ini.
Ekspresi si pria perlahan-lahan menjadi suram tapi dia segera mengembalikan aura lembutnya. Dia menatap Gu Ruoyun dengan lembut.
"Bagaimana dengan Sembilan Kaisar? Jika kamu dapat memakai Sembilan Kaisar, mungkin kita bisa menghancurkan bebatuan ini."
Gu Ruoyun menatap si pria dengan bingung, "Xiao Ye, apa yang merasukimu? Mengapa kamu sangat berharap aku akan menggunakan Pagoda Ilahi Kuno dan Sembilan Kaisar? Tambahan pula, berdasarkan kekuatanmu, menghancurkan bebatuan ini bukanlah masalah bagimu, benarkan?"