Istri Liar Kaisar Jahat

Keluarga Lin, Balas Dendam (8)



Keluarga Lin, Balas Dendam (8)

1Burung Vermilion mengerjap dan mengangguk. "Aku akan memakai api Burung Vermilion untuk mengurusnya, Suhu. Api Burung Vermilion tidak akan membakar daging tetapi akan menghanguskan jiwa. Meskipun demikian, selama dagingnya tidak hancur, jiwanya tidak akan lenyap! Dia akan menderita kesakitan dibakar oleh api sepanjang masa dan akan menjadi orang tak berguna oleh kobaran api tersebut."     

"Baiklah, letakkan dia dalam sangkar api agar dia bisa memikirkan segala hal yang pernah dia lakukan dalam hidup ini!"     

Keluarga Lin tak hanya telah memisahkan orang tuaku, mereka juga berencana melawan Gu Shengxiao. Bahkan para penduduk tak berdosa itu mati di tangan mereka.     

Dengan kebencian ini, bagaimana dia akan membiarkan Lin Yun mati dengan mudah? Gu Ruoyun akan membuatnya mengalami penyiksaan ini selamanya, tak akan pernah bisa mati!     

"Kamu…"     

Mata Lin Yun melebar dengan terkejut. Lalu dia mengangkat diri dari tanah dan bangkit sebelum terhuyung beberapa langkah ke belakang. Wajah tuanya menjadi semakin pucat dan hatinya memohon agar orang-orang itu bergegas datang. Jika tidak, dia yakin rombongan ini tak akan melepaskan dirinya!     

"Berhenti!"     

Tepat ketika kobaran api kuat bangkit dari tubuh Burung Vermilion, seseorang berseru dengan marah dari langit dan suasana tiba-tiba dipenuhi niat membunuh yang pekat.     

"Burung Vermilion, abaikan dia, lanjutkan!"     

Gu Ruoyun tersenyum samar. Dia tahu bahwa Lin Yun mengatakan omong kosong untuk mengulur-ulur waktu. Namun, memangnya kenapa jika orang-orang itu sudah sampai? Tentu saja dia tak akan melepasnya dengan mudah.     

"Raja Wen Luo, selamatkan aku!"     

Mata Lin Yun menyala dengan kejutan yang menyenangkan saat melihat bala bantuan itu. Dia buru-buru berteriak meminta bantuan.     

Wush!     

Tiba-tiba kobaran api yang tiada berakhir menyala dari tanah dan menyebar di sekelilingnya, membentuk lingkaran. Kobaran api yang bangkit dari lingkaran tersebut membakar tubuhnya.     

"Aaargh!"     

Lin Yun menjerit dengan nyaring dan berguling-guling di tanah kesakitan, berharap bisa berlari keluar dari lingkaran api itu. Namun, upaya yang dia lakukan sia-sia karena tampaknya ada medan kekuatan di sekitar lingkaran tersebut. Tak peduli berapa kali dia menabrakkan tubuhnya, dia tak bisa meninggalkan kobaran api itu.     

"Api Burung Vermilion tak akan pernah menghilang, bahkan dalam ribuan tahun!" Burung Vermilion mengerjapkan mata sambil menyeringai pada Lin Yun yang menjerit. "Seharusnya kamu menikmatinya disini! Selama dagingmu masih utuh, jiwamu akan tetap ada! Karena itu, kamu bisa menanggung penyiksaan senilai seribu tahun dalam kobaran api itu"     

Lin Yun dipenuhi penyesalan. Dia sangat menyesal pernah melanggar peraturan Kota Pertama dan berusaha membunuh orang-orang ini lebih dulu.     

Jika tidak, dia tak akan harus menanggung penyiksaan seperti ini…     

Api yang dapat menyala selama seribu tahun. Mengapa tidak membiarkan dirinya mati sedikit lebih cepat? Namun, dia mengerti Gu Ruoyun tak akan pernah membiarkan dirinya mati dengan mudah…     

Setiap kali Lin Yun mengingat bagaimana dia harus menderita penyiksaan ini selama seribu tahun, jeritannya akan menjadi semakin melengking. Dia meraung dan menjerit dengan keras sehingga menakuti orang-orang dalam pandangan.     

Kini, dia menempatkan satu-satunya harapan terakhir kepada orang yang baru saja tiba.     

Selama dia bisa membunuh Gu Ruoyun, mungkin Lin Yun bisa meninggalkan tempat ini…     

"Aku perintahkan kamu untuk berhenti, apa kamu tak mendengarku?"     

Wen Luo, yang memakai jubah putih, berdiri di langit. Suaranya dipenuhi kemarahan saat berbicara.     

Gu Ruoyun mengangkat kepala ke arah pria di udara sebelum menaikkan sudut bibir dengan acuh tak acuh. "Keluarga Wen dari Kota Pertama? Aku tak menyangka anggota Keluarga Wen sangat suka ikut campur dalam masalah orang lain! Kamu bahkan ingin cari tahu tentang dendam pribadiku terhadap Keluarga Lin."     

"Peraturan Kota Pertama menyatakan bahwa tak seorang pun diizinkan menghancurkan kelompok lain tanpa izin. Apa kamu bilang kamu ingin melanggar aturan?"     

Wen Luo mengangkat kepala dengan angkuh sambil menyapukan tatapan menghina pada kerumunan di bawahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.