Pertemuan (1)
Pertemuan (1)
Su Lin, yang tergeletak di reruntuhan halaman belakang, melihat Pelindung Kiri menghampiri mereka, dan matanya menyala. Dia bergegas berteriak, "Pelindung Kiri, cepat, selamatkan aku!"
Pelindung Kiri menatap Su Lin berwajah pucat dan perasaan angkuh melintas di matanya. Akan tetapi, dia tidak mengatakan apa-apa dan berbalik pada Gu Ruoyun.
"Gu Ruoyun, aku mengerti kamu dan Su Lin punya persetujuan. Sekarang dia sudah kalah dan harus menghadapi kematian sesuai dengan ketentuan perjanjian. Aku seharusnya tidak ikut campur tapi…" Matanya melihat kesana-kemari sebelum bibirnya melengkung menjadi seringai. "Apa pembayaran antara kita sudah diatur?"
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh mata-mata Neraka, Tuan Muda baru saja memasuki Istana Kerajaan dan akan tiba sebentar lagi!
Oleh sebab itu, dia tak bisa melakukan apa-apa selain menghentikan Gu Ruoyun pada saat ini..
Patter!
Sosok kecil muncul dari kerumunan bagaikan kucing kecil berwarna putih dan bergegas ke pelukan Gu Ruoyun dengan cepat. Kemudian dia mengarahkan tatapan penuh kemarahan pada Pelindung Kiri.
Akan tetapi, makhluk kecil itu tidak melakukan pergerakan lebih lanjut dan hanya membenamkan dirinya ke dalam kerah baju Gu Ruoyun sampai hanya terlihat kepalanya yang menggemaskan.
Kompetisi sudah berakhir jadi Mengmeng kembali ke Tuannya…
Si makhluk kecil menguap dan cakar kecilnya mengusap mata ketika semakin mengantuk.
"Pembayaran?" Gu Ruoyun membelai kepala lembut makhluk kecil itu saat bibirnya terangkat ke suatu sudut. "Aku memang harus menghitung pembayaran dengan Neraka tapi sebelum itu, aku harus mengurus masalah lain."
Saat dia selesai berbicara, mata dinginnya mendarat pada Su Lin. Lalu dia mengangkat alis sedikit dan berjalan menuju Su Lin
"Gu Ruoyun, kamu mengalahkanku karena beruntung kali ini. Dengan tingkat kekuatanmu, kamu sungguh tidak setara denganku. Jika kamu berani, mari bertarung satu lawan satu tanpa memakai senjata spiritual!"
Su Lin melihat Gu Ruoyun yang sedang berjalan menuju dirinya dan ekspresinya berubah. Dia menggertakkan gigi sambil berbicara.
"Apa kamu yakin?"
Gu Ruoyun mengangkat sebelah alis dan bertanya dengan senyum yang dipaksakan.
Su Lin beranggapan akan mendapat ruang untuk bertingkah manis dan ramah ketika melihat ekspresi di wajah Gu Ruoyun. Hatinya penuh kebahagiaan. "Benar, kita tidak akan memakai senjata dan bertarung dengan tangan kosong. Jika aku kalah, aku akan bunuh diri di hadapanmu!!"
Gu Ruoyun berpikir sejenak sebelum mengangguk, "Baik."
Mendengar ini, Su Lin tersenyum. Namun, dia memaki Gu Ruoyun di dalam hati.
Orang bodoh ini hanya memanfaatkan kekuatan luar untuk mengalahkanku. Tanpa senjata spiritual, dia tidak setara denganku.
Walaupun saat ini aku terluka parah, aku masih tetap bisa menjatuhkannya!
Meski demikian, sebelum senyuman Su Lin menjadi semakin lebar, tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku!
Gu Ruoyun membuka telapak tangan dan Sembilan Api Neraka dan Api Kehancuran Dunia memancarkan panas membara dari tangannya. Kemudian kedua api itu bangkit dan berubah menjadi sua naga menyala yang melambung ke langit…
BAM!
Su Lin bahkan tak punya waktu untuk berteriak meminta tolong karena kedua naga berapi sudah menyambar ke dalam jiwanya, mengeluarkan teriakan yang memilukan.
Lalu kedua api itu menghilang setelah memukul tubuh Su Lin. Kerumunan mengira Su Lin memiliki semacam khazana yang bisa menetralisir serangan, tapi apa yang tidak mereka sangka adalah Su Lin akan berguling-guling di tanah dalam kesakitan setelah kedua api tersebut menghilang. Dia terus berteriak tajam dan memberi rasa dingin pada kerumunan.