Istri Liar Kaisar Jahat

Perkumpulan Kuat Di Rumah Bangsawan Obat (3)



Perkumpulan Kuat Di Rumah Bangsawan Obat (3)

3Pada saat ini, Tetua Agung tak pernah menyangka bahwa meski Raja Besar Hong Lian memang sedang dalam perjalanan ke Kota Utama, kedatangannya di Kota Utama akan membawa kiamat untuk Keluarga Lan…     

Saat ini sudah malam dan lampu menyala terang.     

Seluruh jalan di depan Rumah Bangsawan Obat kini ramai dengan kebahagiaan. Ada begitu banyak kereta yang berhenti di jalan, membuat tekanan yang sangat sempit sampai tidak ada satu orangpun yang bisa berjalan melewatinya.     

Pada saat yang sama, sejumlah kultivator kuat yang turun dari langit juga tidaklah sedikit ketika berkumpul di depan gerbang Rumah Bangsawan Obat.     

Semua orang di Kota Utama tak bisa menahan tarikan nafasnya ketika melihat para kultivator kuat yang tiba di Kota Utama.     

Semua Martial Supreme telah berkumpul disini!     

Di dunia ini, siapa lagi yang memiliki kekuatan untuk memerintahkan pasukan yang berkumpul selain dari Suhu Rumah Bangsawan Obat?     

Penduduk yang tidak menerima undangan dari Rumah Bangsawan Obat tidak bisa menahan rasa iri ketika mereka menatap tanpa berkedip pada para kultivator kuat yang memasuki Rumah Bangsawan Obat.     

Ketika para kultivator memasuki aula Rumah Bangsawan Obat, mereka disambut oleh adegan langsung dari sebuah lukisan.     

Memakai jubah hijau, seorang wanita berdiri tegak namun tak dapat diraih bagaikan pohon bambu. Dia luar biasa anggun dan berkilau, terlihat sangat sempurna. Wajahnya sangat indah sementara jarak antara keningnya yang jernih dan dingin membawa aura tajam, menyebabkan semua orang yang berjalan melalui aula merasa tegang. Rasanya seperti suhu udara di sekitar mereka telah turun beberapa derajat.     

Disebelah wanita berpakaian hijau ada seorang anak kecil berusia sekitar lima sampai enam tahun. Dia mengerjapkan mata besarnya ketika menatap ke sekeliling dengan ingin tahu. Ada senyuman lebar di pipi lembutnya yang berwarna merah-muda dan dia terlihat sangat polos.     

Akan tetapi, hal teraneh adalah si anak kecil itu tak hanya memakai jubah merah, bahkan mata dan keningnya berwarna merah yang mencolok. Warna merah itu bagaikan bunga merah mekar yang membawa perasaan kekejaman, membuat orang-orang disekitarnya merasa tercekik.     

Namun…     

Bukankah Suhu dari Rumah Bangsawan Obat mengundang kami dalam perjamuan?     

Dimana perjamuannya?     

Kerumunan tersadar kembali dan langsung memikirkan pertanyaan ini – mengapa Rumah Bangsawan Obat mengundang mereka datang tetapi tidak melakukan persiapan?     

"Sudah hampir dari setengah undangan telah tiba." Gu Ruoyun tersenyum samar. Matanya sangat jernih dan dingin ketika berkata, "Namun, masih ada beberapa orang yang belum datang! Saat semua orang sudah ada disini, aku akan membuat pengumuman!"     

Setelah itu, Gu Ruoyun tidak melakukan apapun dan bahkan tidak meminta para tamu yang sudah datang dari jauh untuk duduk.     

Semua orang tak bisa melakukan apa-apa selain saling memandang ketika merasakan sikap acuh tak acuh Gu Ruoyun. Jantung mereka berdetak kencang, tidak yakin mengapa Gu Ruoyun memanggil mereka kesini.     

Namun, meski semua orang memiliki pemikiran yang sama, tak ada yang berani mengatakan apapun.     

"Haha, Gadis Gu, apa kami terlambat?"     

Tiba-tiba tawa yang jernih dan cerah terdengar dari luar pintu.     

Secercah senyuman terlihat di wajah Gu Ruoyun ketika mendengar suara tawa itu. "Pak Tua Jiang," Katanya, "Akhirnya kalian sampai. Aku sudah lama menunggu kalian"     

"Hehe, aku dan Pak Tua Jiang berlama-lama jadi kami tiba terlambat. Sebagai tanda maaf kami, aku dan Pak Tua Jiang akan mengadakan acara makan malam untukmu, bagaimana?"     

Orang yang berbicara itu adalah Pak Tua Gu, yang tiba pada waktu yang sama dengan Pak Tua Jiang. Tidak seperti suara cerah, jernih dan menghibur Pak Tua Jiang, suara Pak Tua Gu lembut dan tenang.     

"Setuju."     

Gu Ruoyun tersenyum lembut. "Saat aku menyelesaikan urusanku, tentunya aku akan menerima undangan darimu. Silahkan duduk sekarang. Wei Yiyi, tuangkan teh untuk mereka berdua."     

Pak Tua Jiang dan Pak Tua Gu tidak memperhatikan formalitas ketika mereka tertawa keras dan menuju kursi mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.