Lu Chen Yang Tak Tahu Malu (3)
Lu Chen Yang Tak Tahu Malu (3)
"Menikahimu?" Gu Ruoyun tersenyum acuh tak acuh saat matanya dipenuhi ejekan. Dia melengkungkan bibir dan menatap pria di hadapannya, "Kamu ingin menjadikanku sebagai istrimu jadi aku tak bisa menolakmu? Apakah kamu… layak?"
Ekspresi puas diri Lu Chen membeku di tempat setelah mendengar ucapan itu. Dia tak bisa mempercayai telinganya sambil menatap Gu Ruoyun dengan terkejut.
Dia… menolakku?
Tidak mungkin!
Tak seorangpun di dunia ini yang bisa menolak daya tarik diriku! Itu sangat tidak mungkin!
Aku hanya merenggangkan kekangan untuk genggaman yang lebih baik, aku sudah melihat banyak tipuan ini dari wanita lain.
"Nona Gu, aku tahu apa yang membebani dirimu. Tidak perlu khawatir. Selama aku bersedia menjadikanmu sebagai istriku, aku jamin tak ada orang yang berani mengatakan bahwa kamu tidak pantas untukku!"
Gu Ruoyun menyeringai. Tatapan jernih dan dinginnya dipenuhi hinaan, "Apa kamu tidak mengerti apa yang aku katakan? Aku bertanya apakah kamu memenuhi syarat untuk menikahiku? Siapapun yang ingin menikahiku harus memberikan langit dan bumi sebagai hadiah pernikahan serta semua ranah sebagai perantara. Namun kamu, aku khawatir, tidak akan pernah memenuhi kriteria ini seumur hidup."
Wajah Lu Chen berubah secara drastis dan sinar dingin melintas di matanya. Langit dan bumi sebagai hadiah pernikahan serta semua ranah sebagai perantara? Sungguh ucapan yang luar biasa!
Wanita ini pikir siapa dirinya? Apa dia pikir dia bisa mengabaikan orang lain hanya karena didukung oleh Dokter Suci? Sungguh malang, Dokter Suci akan mati di tangan Supreme Jin. Saat itu, lupakan tentang diriku, bahkan pengemis sekalipun tidak ingin menikah dengannya!
"Cukup!"
Putri Kecil, yang terus diam sepanjang waktu, berteriak keras dan membuat Lu Chen terdiam. Dia melotot pada Lu Chen, menekan bibirnya dan berkata, "Kakak Lu, karena Kakak Gu tidak ingin menikahimu, jangan memaksanya. Lebih baik kita mulai pesta kita hari ini. Lagipula, aku membawa Kakak Gu kesini untuk diperkenalkan pada kalian semua."
Lu chen menenangkan emosinya dan tersenyum, "Putri Kecil, jangan khawatir. Yun'er telah mengirim Nona Gu untuk menghibur diriku. Aku tidak akan menyakitinya."
Putri Kecil melirik Lu Chen sebelum secara diam-diam dia menarik Gu Ruoyun dan Mo Shangfei duduk disampingnya. Dia merendahkan kepala dan pikirannya disembunyikan dari orang lain.
Sebelum pesta makan malam berlangsung terlalu lama, sekelompok murid muda berkeliaran dan mengakhiri semuanya. Tentu saja, melalui kesempatan ini, Gu Ruoyun berhasil memahami situasi di Negeri Angin Melayang.
Saat ini, matahari telah terbenam, cahaya senja menyinari Kota Kerajaan di Negeri Angin Melayang.
Di jalanan yang sepi, Putri Kecil menghentikan langkahnya sambil bertanya, "Kakak Gu, jangan mengambil hati atas apa yang Kakak Lu katakan."
"Aku bisa mengabaikan apapun yang dia katakan."
Gu Ruoyun tersenyum tetapi senyumnya membawa aura dingin yang mencekam, "Namun, jika dia ingin menantangku, tak ada alasan untuk melepaskannya."
Putri Kecil tertegun sesaat. Kemudian dia tertawa getir, "Aku tak tahu mengapa tapi aku merasa seolah-olah Kakak Lu sudah berubah. Dia menjadi asing bagiku, atau bisa dibilang, dari awal aku tak pernah benar-benar mengenalnya dengan baik."
Dia mendongakkan tatapannya pada langit yang indah dan wajah kecilnya yang cerah dipenuhi kesedihan.
"Semua orang berpikir kalau aku sangat naïf. Aku memang naif tapi aku tidak bodoh. Sebelumnya, aku selalu mengira Kakak Lu adalah orang yang sangat baik. Namun… bagaimana mungkin orang jatuh cinta pada orang lain dengan begitu mudah jika dia benar-benar jatuh cinta? Xia Ruoyun sudah meninggal lebih dari enam tahun, itu mungkin apabila seseorang bisa menghilang dari ingatannya dalam waktu enam tahun. Jika dia sudah melupakan Xia Ruoyun dan jatuh cinta dengan Saudari Chuxue, aku juga tidak bisa menyalahkannya. Tidak banyak orang di daratan utama yang akan tetap sendiri selama sisa hidup mereka untuk kekasih mereka yang telah mati."