Mengundang Penghinaan (1)
Mengundang Penghinaan (1)
Nada suara lemah pria itu membuatnya terdengar seperti baru saja terbangun dari tidur siang. Akan tetapi, kata tersebut menusuk tepat melalui jantung pelayan yang sangat cantik itu, membuatnya langsung gemetar. Dia buru-buru menggabungkan telapak tangan dan membungkuk, "Melapor pada Tuan Muda, kami sudah menemukan melalui penyelidikan alasan mengapa putri Tetua Huang berani memperlihatkan kelancangan seperti itu karena dia didukung oleh Kota Pertama. Selain itu, dia bahkan memfitnah Nona Gu di Sekte Obat. Dia mengatakan bahwa Nona Gu menggunakan tubuhnya untuk menggoda Lin Yang itulah sebabnya Lin Yang bersikeras menolongnya."
Saat pelayan cantik itu sedang bicara, dia dapat merasakan dengan jelas aura dingin yang terpancar dari pria itu dan dia tidak bisa melakukan apa-apa selain gemetar dengan keras. Mata cantiknya dengan hati-hati mengintip wajah jahat pria itu.
"Kota Pertama?" Pria yang tampak jahil itu terkikik tapi tawanya mengandung aura dingin yang tak berakhir, "Jika dia selalu angkuh dan kejam di hari biasa, kita bisa membiarkan masalah ini berlalu. Akan tetapi, dia sudah menantang orang yang seharusnya tidak dia tantang lebih dulu. Pada akhirnya, dia akan menemui nasib yang serupa dengan Alam Abadi!"
Pelayan cantik itu tak bisa menahan rasa kasihan pada ayah dan anak dari Keluarga Huang itu. Dari semua orang yang mereka provokasi, mengapa harus Gu Ruoyun. Sekarang Tuan Muda kehilangan kesabaran, dia tidak akan membiarkan mereka dengan mudah bahkan jika Huang Feifei mendapat dukungan dari kelompok tersebut!
"Tuan Muda, apakah anda berencana membela Nona Gu?"
"Tidak," Pria jahil itu menggelengkan kepala saat ekspresi kegembiraan terlihat di mata bunga persiknya, "Kamu meremehkan Xiao Yun'er. Aku tidak perlu membelanya dalam masalah seperti ini, dia bisa menyelesaikannya sendiri dengan baik. Aku memintamu menyelidiki hal ini karena aku ingin tahu penguasa mana yang Huang Feifei manfaatkan untuk menjadi begitu berani. Namun, sayangnya ternyata hanya Kota Pertama."
Sejujurnya, tindakan pamer dari seorang tetua dan anak dari sebuah sekte tidak secara langsung penting bagi Zuo Shangchen. Dia sendiri merasa itu membosankan untuk repot-repot menghadapi wanita tak punya otak. Namun, dari semua orang yang harus dilawan wanita itu, dialah Gu Ruoyun. Karena itu, Zuo Shangchen tidak akan bisa mengabaikannya!
Berdasarkan kemampuan Gu Ruoyun yang sekarang, Zuo Shangchen tidak akan melakukan pergerakan! Bagaimanapun, dia juga mengerti Gu Ruoyun tidak menginginkan bantuan darinya untuk sementara.
Zuo Shangchen tersenyum kecut saat memikirkan ini. Gadis muda yang dia temui dulu di Negeri Naga Nilakandi tanpa disadari sudah tumbuh ke tingkat yang luar biasa. Saat dia terus bertumbuh, suatu hari nanti dia akan berdiri di puncak daratan utama dan menjadi puncak keberadaan.
"Tuan Muda."
Kemudian, pelayan lain berjalan masuk ke dalam ruangan. Dia menggabungkan telapak tangan, membungkuk dan memberitahu, "Tuan Muda, Tetua Huang dari Sekte Obat ingin bertemu."
Pada saat itu, kening Zuo Shangchen berkerut sedikit saat sinar gelap melintas di mata bunga persiknya.
"Biarkan dia masuk. Aku ingin tahu ada urusan apa tetua dari Sekte Obat denganku."
"Baik, Tuan Muda."
Pelayan itu mundur perlahan. Tidak lama setelah itu, seorang pria tua yang memakai jubah kuning memasuki ruangan. Dia melihat pria yang bersandar malas di kursinya pada tatapan pertama dan matanya menyala dengan terkejut.
Tidak heran Fei'er ingin menikahinya, bahkan aku tersentak saat melihat pria yang tampak jahat ini.
Aku tersentak karena aku tak pernah melihat apapun yang begitu indah di bumi ini.
Terutama karena keindahan itu dalam bentuk tubuh seorang pria.
Tetua Huang perlahan menyembunyikan keterkejutan di matanya sebelum tersenyum sambil melangkah ke depan, "Tuan yang baik, alasan aku datang mengunjungimu hari ini karena aku punya kabar gembira untukmu."
"Kabar gembira?"
Zuo Shangchen tersenyum samar tapi mata bunga persiknya dipenuhi sinar dingin yang mengerikan, "Boleh aku tanya kabar baik apa yang membuatmu, Tetua Huang dari Sekte Obat, untuk secara pribadi datang berkunjung?"
Kata-kata Zuo Shangchen terdengar menyanjung, tapi nyatanya, dia sedang mengejek Tetua Huang. Akan tetapi, Tetua Huang tidak dapat memahaminya dan mengira Zuo Shangchen sedang berusaha menjilatnya. Secercah keangkuhan terlihat di wajah tuanya sementara matanya dipenuhi hinaan.