Istri Liar Kaisar Jahat

Kebencian Huang Feifei (1)



Kebencian Huang Feifei (1)

2"Gadis kecil, aku sudah jatuh dalam permainanmu kali ini."     

Tetua Huang menghela nafas dalam-dalam untuk menekan api amarah dalam hatinya. Dia menggertakkan gigi sambil berkata, "Karena itu, akan kulepaskan kamu kali ini! Fei'er, kita pergi."     

Gu Ruoyun tersenyum ketika melihat Tetua Huang dan putrinya akan pergi. Dia mengatakan, "Tetua Huang, karena kamu sudah menyetujui taruhannya maka kamu harus menerima kekalahan. Apa kamu sungguh berpikir kamu bisa pergi begitu saja?"     

"Hmm!"     

Tetua Huang menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Gu Ruoyun. Kemudian dia menjawab dingin, "Gadis Gu, biarkan pria tua ini memberimu saran. Buat dirimu menjadi orang yang akan meninggalkan kebaikan pada orang lain dan kamu akan bertemu hal baik di masa depan nanti. Jangan berdebat sampai mati-matian. Ada beberapa orang yang seharusnya tidak diprovokasi!"     

"Bukan frasa yang buruk, buat dirimu menjadi orang yang akan meninggalkan kebaikan pada orang lain dan kamu akan bertemu hal baik di masa depan nanti." Gu Ruoyun mengusap dagu dan tersenyum, "Sayang sekali, aku tak pernah memikirkan akan bertemu denganmu nanti jadi aku tidak perlu meninggalkan kebaikan."     

Ekspresi Tetua Huang berubah suram karena amarah. Api kemarahan berputar-putar dalam bola matanya.     

Sudah berapa tahun ini?     

Sudah berapa tahun sejak orang yang lebih muda dariku berani berbicara seperti itu padaku?     

Bagus!     

Bagus sekali!     

Jika wanita bernama Gu Ruoyun tidak mati disini hari ini, mulai sekarang, aku tidak akan lagi memiliki tempat untuk bergaul di daratan utama.     

"Gu Ruoyun, kamu pastinya adalah penganiaya yang tak bisa dimaafkan! Jika kamu tidak menggunakan rencana jahat untuk menipu kami, akankah kami menyetujui taruhan itu? Karena aku ada disini, aku ingin lihat siapa yang berani menyentuh putriku!"     

Dia mengangkat wajah tuanya dan menyapukan tatapan sombong ke semua wajah kerumunan. Nada suaranya sangat sombong dan dipenuhi aura berkuasa!     

Gu Ruoyun, yang sedang berdiri di sebelah Xia Linyu, tiba-tiba menghilang. Ketika dia muncul lagi, dia sudah berada tepat di sebelah Huang Feifei. Tanpa aba-aba, dia memukul keras dada Huang Feifei. Kekuatan kuat meledak ke dalam tubuhnya dengan suara keras, mematahkan semua urat-uratnya.     

PRANG!     

Huang Feifei memuntahkan seteguk darah dan terhuyung ke belakang sebelum tumbang lemah di tanah. Pipinya yang berwarna merah muda sekarang sangat putih seolah baru saja mengalami kekurangan darah yang parah.     

"Fei'er!"     

Bola mata Tetua Huang hampir terbelah saat melihat tubuh Huang Feifei yang jatuh ke tanah. Api kemarahan terpancar dari dalam tubuhnya dengan suara keras saat dia mengabaikan segala hal dan menyerbu Gu Ruoyun.     

"Gadis sialan, beraninya kamu menyakiti putriku! Akan kubuat kamu membayar ini dengan nyawamu!"     

Beberapa murid Sekte Obat lain yang perlahan tertarik pada kejadian ini menyaksikan ini dan terkesiap.     

Tetua Huang sangat tidak tahu malu. Jelas mereka sudah kalah taruhan dan tidak hanya merasa menyesal sedikitpun, mereka mengubah perasaan menyesal menjadi amarah dan sekarang berusaha membunuh orang lain! Namun, jika bukan karena kenyataan pasangan ayah dan putri Huang ini mendapat dukungan kuat di belakangnya, mereka tidak akan pernah berani bertingkah begitu lancang!     

"Tetua Huang, apa yang sedang kamu coba lakukan?"     

Awalnya Gao Lin terkejut oleh serangan Gu Ruoyun yang secara tiba-tiba. Ketika akhirnya dia tersadar kembali, dia melihat Tetua Huang menyerbu ke arah Gu Ruoyun dan ekspresinya berubah drastis sambil berteriak.     

"Berhenti disana!"     

Akan tetapi, tampaknya Tetua Huang tidak mendengar perintah Gao Lin sama sekali.     

Pada saat ini, hanya ada satu hal dalam benak Tetua Huang – yaitu membunuh wanita di depannya dan membalaskan dendam putrinya yang malang!     

"Chi."     

Ekspresi Gu Ruoyun tetap sama meski berhadapan dengan aura kejam Tetua Huang. Matanya yang tenang bagaikan air danau yang tenang tanpa tanda-tanda suara sama sekali.     

Tak lama setelah itu, kerumunan menyaksikan saat dia perlahan memanggil sebuah nama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.