Istri Liar Kaisar Jahat

Lembah Angin, Kota Pertama (6)



Lembah Angin, Kota Pertama (6)

0"Kamu bilang Feng Xiaoxiao dari Lembah Angin sudah tiba?"     

Sementara itu, di salah-satu kamar tamu Sekte Obat, pria itu menyampirkan dirinya di kursi dengan malas-malasan. Tak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan. Setelah jeda yang panjang, senyuman jahat terlihat di wajahnya yang rupawan. Kemudian mata bunga persiknya berkilau dengan senyum yang menarik.     

Ketika pelayan yang menggunakan pedang mendengar pertanyaan pria malas itu, dia menggabungkan telapak tangan dan membungkuk penuh hormat sambil menjawab, "Menjawab pertanyaanmu, Tuan Muda, menurut Feng Xiaoxiao sendiri, dia berkelana kesini untuk mencari seseorang."     

"Mencari seseorang?" Zuo Shangchen mengangkat kening dengan lembut. Kemudian sinar aneh melintas di matanya, "Apa dia bilang siapa yang dia cari?"     

"Dia tidak menyebutkannya."     

Si pelayan cantik merendahkan kepala dan menjawab penuh hormat.     

"Karena Feng Xiaoxiao telah tiba, untuk sementara aku tidak akan bisa muncul. Jika tidak, dia pasti akan membongkar indentitas asliku dan Xiao Yun'er belum boleh mengetahuinya sekarang." Secercah sinar berkelip di matanya, tetapi pikirannya tersembunyi dari dunia. Setelah beberapa saat, dia melanjutkan bicara dengan malas dan memberi perintah, "Aku ingin kamu mengumpulkan beberapa orang dan terus mengawasi Feng Xiaoxiao. Jika dia membantu sepasang ayah dan anak Huang untuk menyebabkan masalah pada Xiao Yun'er, posisinya sebagai Nona Sulung Lembah Angin akan berakhir! Akan tetapi, kenyataan Feng Xiaoxiao mampu bangkit diatas yang lainnya di Kota Pertama menyiratkan bahwa dia tidak sebodoh kebanyakan orang."     

Feng Xiaoxiao mungkin perempuan, tetapi dia mampu melampaui kakak laki-lakinya untuk menjadi pewaris Lembah Angin. Bagaimana mungkin dia dianugerahkan dengan gelar Raja Lembah Muda jika dia tidak memiliki beberapa tipu muslihat? Karena itu, Zuo Shangchen yakin Feng Xiaoxiao tidak akan pernah membela Tetua Huang yang sendirian itu.     

Selain itu, bagi Lembah Angin, keberadaan Tetua Huang dianggap tidak diperlukan.     

"Keinginanmu adalah perintah bagiku."     

Si pelayan cantik menggabungkan tinjunya, membungkuk, dan mundur setelah menerima perintah. Dia segera menghilang dari pandangan bunga persik Zuo Shangchen.     

Senyum jahat Zuo Shangchen perlahan lenyap saat melihat pelayan itu sudah menghilang. Digantikan dengan ekspresi tegas.     

"Feng Xiaoxiao, aku harap kamu tidak melakukan apapun untuk menyakiti Yun'er. Jika tidak, seluruh Lembah Angin akan hilang dari keberadaan di Kota Pertama."     

...     

Tetua Huang sedang membungkuk dengan rendah hati di kamar tidur yang mewah dan indah di gedung tetua. Cara berdirinya rendah seperti debu di tanah dan wajahnya dipenuhi sanjungan saat berbicara, "Nona Sulung Feng, Tetua Feng, akhirnya kalian disini! Aku sudah menunggu kedatangan kalian."     

Feng Xiaoxiao duduk di kursi tertinggi. Dengan lembut dia mengangkat cangkir teh di tangannya dan menyesap sedikit. Kemudian dia meletakkan cangkir teh itu dan menyapukan pandangan pada wajah Tetua Huang yang dipenuhi sanjungan. Akhirnya, dia sedikit mengerutkan keningnya yang cantik dan ramping.     

"Aku mendengar kisah mengenai semua yang sudah kamu lakukan beberapa hari terakhir ini dan tak perlu dikatakan bahwa, kamu sungguh bodoh! Kamu berusaha menjebak seseorang, dan apa yang lebih buruk, menanamkan tuduhan palsu ketika orang lain sudah memiliki bukti tidak bersalah. Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan hal seperti itu? Selanjutnya, kamu tidak menerima kekalahan dalam taruhan dan menjadi sangat marah karena penghinaan, mengancam untuk membunuh seseorang. Tetua Huang, kamu sudah hidup untuk waktu yang lama tetapi mengapa otakmu tetap bodoh?"     

Ucapannya membuat Tetua Huang sangat malu sehingga tak bisa memperlihatkan wajahnya. Dia tidak berani menampakkan segala bentuk ketidakpuasan jadi dia hanya bisa menjawab dengan tatapan menyedihkan di wajahnya, "Nona Sulung Feng, terlepas dari kesalahanku yang banyak, aku tetap bawahan Lembah Angin. Aku selalu mementingkan Lembah Angin dalam ingatan jadi ketika Sekte Obat mendapatkan formula pil, aku segera mengirim pesan ke Lembah Angin. Akan tetapi, aku tak menyangka ada seseorang yang menyerangku setelah mereka mengetahui hubunganku dengan anggota Lembah Angin. Ini jelas tindakan yang tidak hormat terhadap Lembah Angin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.