Buah Darah Naga (4)
Buah Darah Naga (4)
Burung Api itu menyemburkan hembusan api. Sebelum si Martial Emperor bereaksi, dia sudah terbakar dan menjadi hitam. Baik bagian dalam dan kulit luarnya benar-benar hangus.
"Aiyaya," Burung Vermilion kecil menatap pria di tanah sambil berbicara dengan secercah ketidakpuasan, "Kamu sudah memanggang berlebihan. Aku lebih suka yang setengah matang! Ingat, jangan dipanggang terlalu lama! Rasanya tidak akan enak."
Kata-katanya bagaikan sambaran petir di hari yang cerah dan membuat semua orang menjadi linglung.
Tak seorangpun yang menyangka anak kecil menggemaskan di depan mereka akan mengatakan hal kejam seperti itu.
Setengah matang?
Rasanya seakan-akan makan malamnya adalah anggota Bandit Pertama Salju?
Ini sangat mengerikan!
Burung Api mengangguk ketika mendengar ini perintah Burung Vermilion kecil. Kemudian mengalihkan pandangan kejam dan haus akan darahnya pada para Bandit Permata Salju lainnya.
Pada saat ini, Bandit Permata Salju tidak lagi menampakkan sikap angkuh dan sombong mereka. Seolah-olah ada seember air dingin yang disiram pada mereka dan bahkan hati mereka sekarang membeku! Mereka yang mendapat tatapan dari Burung Api hanya bisa melangkah ke belakang saat mata mereka dipenuhi rasa takut.
Mereka hanyalah bandit dan bukan prajurit. Ketika berhadapan dengan keberadaan yang mengerikan, hati mereka secara alami akan memaksa mundur.
"Dasar sekelompok orang tak berguna!"
Wanita berpakaian merah menyeringai. Matanya yang berbisa menembus melalui hewan roh api dan mendarat pada Gu Ruoyun, "Nona, apa hewan roh api ini milikmu?"
"Benar."
Gu Ruoyun mengangguk sambil menjawab tenang.
"Jika benar begitu, Nona, mungkin kamu bisa meninggalkan sedikit martabat bagi Bandit Permata Salju! Aku tahu kamu hanyalah orang yang lewat jadi aku bisa memberimu kesempatan untuk pergi. Dan untuk yang lainnya, kamu tidak perlu merepotkan dirimu, Nona. Aku hanya punya dendam dengan Kota Angin Berawan!"
Jika wanita berpakaian merah mengatakan ini dari awal, Gu Ruoyun akan segera pergi.
Lagipula, Gu Ruoyun tidak memiliki hati yang begitu baik sehingga dia akan ikut campur dengan masalah orang lain.
Akan tetapi…
Setelah mengetahui tentang Buah Darah Naga milik Wen Yan, Gu Ruoyun tidak berencana pergi tanpa buah tersebut!
Tak ada yang lebih penting daripada menyembuhkan tangan Xia Linyu! Lagipula, alasan mengapa dia melakukan perjalanan ke Daerah Blok Utara demi mendapatkan ramuan-ramuan berharga ini!
"Maafkan aku," Gu Ruoyun mengangkat bahu sambil tersenyum samar, "Gadis kecil di sebelahku ini sedang lapar jadi aku tak punya pilihan selain merepotkan kalian semua dengan menjadi makan malamnya."
Mata Burung Vermilion berkilau saat menatap para Bandit Permata Salju tanpa berkedip.
Merupakan hal normal bagi hewan roh yang memakan manusia sama seperti manusia dapat memakan hewan roh!
Hukum alam selalu menjadi prinsip dunia ini!
Meskipun demikian, hewan roh di samping Gu Ruoyun tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya! Namun, hanya karena mereka belum pernah memakan manusia sebelumnya bukan berarti mereka tidak menyukainya. Kini Burung Vermilion kecil sudah mendapat izin dari Gu Ruoyun, dia sudah hampir meneteskan air liur.
"Nona, jangan begitu serakah!" Ekspresi wanita berpakaian merah menjadi suram. Lalu dia berbicara dengan tatapan jahat di wajahnya, "Aku memberimu kesempatan namun kamu tidak ingin pergi jadi jangan salahkan aku karena kurangnya kesopananku! Jujur saja, hewan roh disampingmu memang sangat kuat. Paling tinggi dia berada pada jajaran Martial Supreme tingkat menengah! Namun, jika kami semua menggabungkan kekuatan, kami bertiga tidak akan kalah! Jika kamu tak percaya padaku, kita bisa mencobanya. Kamu harus tahu jika kamu kalah, hewan roh ini akan menjadi milik kami. Bahkan hidupmu akan berakhir disini!"
Wanita berpakaian merah melirik Burung Vermilion kecil sambil berbicara. Kemudian dia tersenyum sambil menjilat bibir merahnya.
"Dan untuk gadis kecil yang satu ini, dia sangat lembut dan lezat sehingga aku harap dia terasa sangat enak!"