Istri Liar Kaisar Jahat

Buah Darah Naga (6)



Buah Darah Naga (6)

1Mereka bahkan tak punya waktu melarikan diri!     

Selain itu, sebelum Pemimpin Besar mereka mati, dia sudah memperingatkan teman-temannya agar kabur!     

Namun, Burung Vermilion kecil tak pernah merasakan belas kasihan dan tidak akan pernah melepaskan siapapun yang menyerangnya.     

Dia kembali tersadar saat memikirkan ini dan melotot dingin pada wanita berpakaian merah yang sedang menyerbu ke arahnya. Lalu sudut bibirnya melengkung menjadi senyuman yang kejam.     

"Pemimpin Ketiga, bunuh jalang kecil ini dan balaskan dendam Pemimpin Besar kami!"     

"Benar! Bunuh dia! Hanya dengan kematiannya Pemimpin Besar akan mati dengan damai!"     

Bandit Permata Salju meratapi kematian Pemimpin Besar. Mata mereka berkilau ketika melihat tindakan wanita berpakaian merah. Dari apa yang mereka tahu, tak peduli betapa kuat hewan roh itu, gadis kecil yang terlihat berumur sekitar lima tahun tidak punya banyak kekuatan untuk membalas! Kemudian, Bandit Permata Salju adalah orang yang akan menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati!     

Sebenarnya, mereka tidak melakukan ini hanya untuk membalaskan Pemimpin Besar mereka!     

Tapi juga ingin bertahan hidup!     

Hewan roh api pasti sangat kuat sehingga mampu membunuh Pemimpin Besar dengan satu serangan. Berapa banyak bandit yang akan bisa melarikan diri jika dia memburu mereka? Namun, jika mereka bisa menculik gadis kecill ini, hasilnya akan berbeda!     

Dengan menggunakan gadis kecil ini sebagai alat untuk mengancam Burung Api, Bandit Permata Salju dapat menghindari bahaya hari ini!     

Jelas saja, wanita berpakaian merah punya ide yang sama! Dia tidak akan membahayakan hidupnya hanya demi Pemimpin Besar! Malahan, demi kesempatan untuk bertahan hidup, dengan berani dia akan membahayakan hidupnya. Sekarang dia tidak begitu peduli.     

Tangisannya untuk membalas dendam Pemimpin Besar hanyalah alasan yang dia berikan sendiri.     

"Cepat, kita harus melindungi nona kecil itu!"     

Bagaimana mungkin orang-orang dari Kota Angin Berawan gagal mengetahui rencana Bandit Permata Salju?     

Saat wanita berpakaian merah menangkap Burung Vermilion kecil, mereka tidak akan punya peluang menjatuhkan Bandit Permata Salju ke tanah! Saat itu, para bandit ini akan menyerang lagi dan yang menunggu penduduk Kota Angin Berawan adalah satu serangan penggeledahan!     

Oleh sebab itu, para prajurit melupakan keselamatan mereka sendiri dan bergegas melindungi Burung Vermilion bahkan tanpa menunggu perintah dari gubernur.     

Namun, berdasarkan tingkat kekuatan mereka, bagaimana mungkin orang-orang ini sanggup menahan wanita berpakaian merah yang merupakan seorang Martial Supreme? Dia segera sampai di depan Burung Vermilion kecil. Lalu mengulurkan tangannya dan berusaha menangkap pundak gadis kecil itu.     

"Jalang kecil. Hari ini, demi membalas dendam kakakku dan memastikan jalan keluar yang mulus dari Kota Angin Berawan, kami tak punya pilihan selain membawamu bersama kami!"     

Secercah kekejaman melintas di mata indah wanita berpakaian merah. Mata merahnya juga mengandung rasa kegilaan saat seringai tersungging di wajahnya.     

Burung vermilion kecil menggelengkan kepala dengan kecewa.     

Dia benar-benar mengira wanita ini sungguh menyerangnya demi membalaskan kematian Pemimpin Besar mereka. Sebaliknya, dia hanya ingin menggunakan Burung Vermilion sebagai alat untuk keluar dari Kota Angin Berawan.     

As it turns out, not every human would willingly sacrifice themselves for the sake of their friends!     

Ternyata, tidak semua manusia bersedia mengorbankan diri demi teman-teman mereka!     

"Kamu ingin membawaku bersama kalian? Aku khawatir kamu tidak punya kekuatan itu."     

Burung Vermilion kecil menaikkan matanya yang kini dipenuhi api dan tertawa dingin.     

Lalu gelombang energi memukul dada wanita berpakaian merah. Itu membuat tubuhnya terangkat ke atas langit kemudian jatuh ke tanah seolah telah dihancurkan oleh sebuah batu. Dia merasa seperti dadanya menjadi sesak dan terengah-engah.     

Dia mengangkat mata cantiknya dengan heran dan menatap dengan terkejut pada wajah manis dan lembut di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.