Wanita Misterius Berpakaian Putih (4)
Wanita Misterius Berpakaian Putih (4)
Jantung Wen Yan berdetak dengan sangat kencang ketika melihat ekspresi wajahnya dan bergegas masuk ke ruangan.
"Kakek, apa kamu baik-baik saja?"
Wen Yan melihat pria tua yang duduk bersila dan menyadari ekspresi tanpa emosi di wajahnya. Jantungnya berdetak kencang sambil mengatakan, "Kakek, apa Nona Gu gagal? Tak masalah. Meskipun begitu kita masih memiliki Buah Darah Naga. Akan kupastikan Buah Darah Naga akan memberikan pengaruh terbaik."
Pada saat ini, Wen Yan mempunyai kesan bahwa Pak Tua Jiang tidak bisa menerima guncangan sehingga tidak bisa berkata-kata. Dia bergegas menghiburnya tapi keningnya tetap berkerut erat dan tak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.
"Dasar anak bodoh!"
Tepat ketika Wen Yan akan menjadi semakin cemas, akhirnya pria tua itu berbicara, "Untuk apa kamu terus berdiri? Aku akan menjadi kaku, mengapa kamu tidak mengangkatku?"
"Hah?" Wen Yan sedikit bingung sebelum cepat-cepat mengikuti perintah Pak Tua Jiang dan membantunya berdiri. "Kakek," Wen Yan berbicara dengan suara cemas, "Ada apa? Bahkan jika Nona Gu gagal, itu bukanlah masalah besar. Lagipula, sudah banyak dokter yang berusaha menyembuhkanmu gagal jadi jangan salahkan Nona Gu untuk hal ini. Selain itu, bukankah dia mengatakan dia tidak bisa membersihkan racun itu hanya dalam sehari? Lagipula ini baru sehari. Kita masih punya dua hari untuk mencobanya lagi."
Bagaimanapun, Gu Ruoyun sudah membantu banyak orang di Kota Angin Berawan dan Wen Yan tidak ingin kakeknya menyalahkan Gu Ruoyun dalam cara apapun.
Pak Tua Jiang menghela nafas dalam-dalam sebelum melotot pada Wen Yan, "Siapa yang bilang ini gagal? Aku hanya merasa sedikit mati rasa. Biar kuberitahu padamu, sejak aku terkena racun, inilah pertama kalinya aku merasa begitu tenang seolah semua tulangku telah bersih!"
Tiga hari?
Pak Tua Jiang yakin besok mungkin dia bisa kembali pada kejayaannya yang dulu tanpa perlu menunggu waktu tiga hari untuk dilewati!
Dia tak bisa menahan merasa bersemangat ketika memikirkan tentang itu dan berbicara dengan ekspresi cerah di wajahnya.
"Yan'er, aku punya firasat bahwa gadis kecil ini bukanlah sekedar orang biasa! Dia akan bertumbuh semakin kuat suatu hari nanti. Ketika saatnya tiba, mungkin jenius dari Kota Pertama hanya bisa mengagumi keberadaannya!"
Wen Yan sangat terperangah ketika mendengar ini.
Gu Ruoyun memang sangat kuat. Bahkan dirinya mengakui hal ini.
Jika tidak, hewan suci itu tidak akan pernah mengikutinya dengan sukarela!
Namun…
Bahkan jenius Kota Pertama yang tak terkalahkan itu tak bisa dibandingkan dengan dirinya?
Apakah ini mungkin?
Kota Pertama tidak seperti tempat lain yang ada di dunia sekuler! Ada jenius yang sangat banyak yang tinggal disana dan beberapa orang bahkan keberadaannya tidak ada tandingannya. Akan tetapi, dia tak menyangka kakeknya akan memberi Gu Ruoyun penghargaan tertinggi!
"Zhu'er," Pak Tua Jiang menatap Jiang Mozhu yang berdiri di pintu. Lalu dia mengangkat kening dan berkata, "Pantas bagimu untuk memulai hubungan dengan gadis kecil ini! Tambahan pula, kamu bisa belajar dari dirinya. Aku yakin kemunculannya akan membawa perubahan besar di tanah Daerah Blok Utara. Mungkin kita akan bersatu."
Wen Yan, yang masih belum tersadar, menjadi linglung lagi ketika mendengar kalimat itu.
Kemunculannya akan membawa perubahan besar di tanah Daerah Blok Utara?
Wen Yan mengerutkan kening tapi tidak menjawab ucapan Pak Tua Jiang.
Namun, dia tak pernah menyangka ucapan Pak Tua Jiang suatu hari nanti akan membuahkan hasil dan Daerah Blok Utara memang akan sangat berubah karena kemunculan Gu Ruoyun, menciptakan pembantaian besar-besaran!
"Kakek, aku mengerti," Jiang Mozhu tersenyum sambil menjawab.
Senyumannya seterang sinar matahari yang bersinar kedalam hati seseorang.
Saat itu, sosok mulus dan tenang muncul dalam benaknya, membuat dia merona, "Aku tak akan membuatmu kecewa."