Istri Liar Kaisar Jahat

Wanita Misterius Berpakaian Putih (3)



Wanita Misterius Berpakaian Putih (3)

2"Aku rasa ada sekitar…" Gu Ruoyun berhenti sebelum melanjutkan, "Delapan puluh persen peluang keberhasilan."     

Mungkin Gu Ruoyun tak bisa memastikan peluang kesuksesan sepenuhnya tapi peluang delapan puluh persen ini sudah cukup untuk membuat Wen Yan bersemangat.     

Bahkan hati si pria tua yang tenang itu menjadi bahagia!     

Sebenarnya, ketika berhubungan dengan kekuatan, pria tua masih punya beberapa bentuk harapan! Akan tetapi, Buah Darah Naga itu hanya memberinya jaminan dua puluh persen. Harapan dalam hal ini terlalu kecil sehingga dia lebih suka tidak terlalu peduli pada hal itu.     

Dan untuk alasan dibalik kunjungannya ke Kota Angin Berawan, dia datang karena tidak ingin upaya cucunya menjadi sia-sia.     

"Nona Gu, kamu benar-benar bisa menolong kakekku?"     

Mata pemuda itu berkilau sambil cepat-cepat menggenggam tangan Gu Ruoyun. Suaranya bergetar dengan kebahagiaan saat berkata, "Asalkan kamu bersedia menolong kakekku, aku akan melakukan apapun."     

"Zhu'er."     

Pria tua itu terbatuk kering dan menatap si pemuda mulus, "Jangan kasar pada Nona Gu."     

Ding!     

Jiang Mozhu memerah sambil buru-buru melepaskan genggaman di tangan Gu Ruoyun. Kemudian dia merendahkan kepala dan bergumam saat tersipu malu, "M-maaf, aku tak bermaksud."     

Dia menatap Gu Ruoyun hati-hati sambil mengatakan ini, sangat takut nona ini akan menjadi marah atas tindakannya. Jika hal itu terjadi dan menolak menyelamatkan kakeknya, dia akan menjadi orang buangan di Keluarga Jiang.     

"Nona, cucuku ini tidak sabaran dan sembrono. Tolong jangan rendahkan dirimu seperti ini. Oh, iya. Aku belum memperkenalkan diri padamu. Margaku adalah Jiang. Semua orang di Daerah Blok Utara mengenalku sebagai Pak Tua Jiang. Namun, kamu boleh memanggilku Kakek Jiang. Ini adalah cucuku, Jiang Mozhu. Aku harap kamu bisa membantuku membimbing cucuku nanti."     

Pria Tua Jiang menghela nafas. Ada alasan mengapa dia mengatakan hal itu.     

Dia adalah gadis yang sangat luar biasa. Seandainya dia adalah cucuku tapi ini sungguh mustahil! Itulah sebabnya aku ingin memberikan cucuku padanya agar dia bisa belajar dari gadis ini.     

"Pak Tua Jiang."     

Gu Ruoyun tersenyum sambil menyapanya, "Jika kamu bisa memberiku beberapa ramuan obat, aku bisa mulai mengobatimu sekarang. Ramuan-ramuan yang aku butuhkan lumayan umum jadi aku yakin istana gubernur akan menyediakannya."     

Ketika mendengar Gu Ruoyun memanggilnya seperti itu, entah bagaimana Pak Tua Jiang merasa kecewa. Namun, ketika mendengar ucapannya, mata Pak Tua Jiang langsung menyala dan nafasnya tersengal.     

"Maksudmu kita bisa memulai pengobatannya sekarang?"     

"Itu benar," Gu Ruoyun mengangguk. "Cedera lamamu disebabkan oleh keracunan. Karena racun itu tidak sepenuhnya dibersihkan, racunnya terakumulasi dalam pembuluh darahmu! Namun, aku tidak bisa membersihkan semuanya dalam sehari jadi kamu harus bersiap-siap."     

"Baiklah."     

Pak Tua Jiang tersenyum, "Kalau begitu aku akan merepotkanmu, Nona Gu. Tapi, boleh aku bertanya, berapa hari yang diperlukan agar racunnya dibersihkan secara menyeluruh?"     

"Tiga hari!"     

Tiga hari, itu adalah waktu minimum yang Gu Ruoyun butuhkan untuk sepenuhnya membersihkan racun dari jaringan tubuh Pak Tua Jiang.     

Racun itu sangat kuat sehingga dapat terakumulasi dalam tubuhnya untuk waktu yang sangat lama. Jika Gu Ruoyun tidak menerobos ke jajaran Martial Supreme pada titik ini, mungkin kali ini dia tidak akan berdaya untuk melakukan apapun.     

...     

Bagaimanapun juga, Kota Angin Berawan adalah pasukan yang cukup tangguh di Daerah Blok Utara. Karena itu, istana gubernur memiliki koleksi ramuan obat yang lumayan mengesankan. Bahan-bahan yang Gu Ruoyun butuhkan segera dikirimkan oleh pihak pengantar.     

Setelah menerima ramuan-ramuan obat tersebut, kemudian Gu Ruoyun meminta semua orang pergi dan mulai mengeluarkan racun dari tubuh Pak Tua Jiang.     

Selama proses pengeluaran racun, Wen Yan dan Jiang Mozhu menunggu di luar ruangan tanpa pergi bahkan untuk sesaat. Tepat ketika mereka menjadi semakin gelisah karena menunggu, pintu yang terkunci rapat terbuka dari dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.