Istri Liar Kaisar Jahat

Buah Darah Naga (1)



Buah Darah Naga (1)

2Srenk!     

Terdengar suara keras saat pria setengah baya mengangkat goloknya keatas. Matanya dipenuhi aura dingin yang kejam saat mengayunkan senjatanya pada Wen Yan. Dalam waktu singkat, sebuah badai bangkit dan energi dari senjata itu berputar menuju Wen Yan bagaikan serigala ganas. Sudut bibir pria setengah baya melengkung menjadi seringai. Dia terlihat seolah-olah sedang melihat pria yang sudah mati.     

"Gubernur, awas!"     

Wajah para prajurit Kota Angin Berawan disekitar Wen Yan menjadi pucat saat bergegas melindungi Gubernur. Namun, sebelum mereka sampai di samping Wen Yan, mereka terlempar oleh energi yang bagaikan serigala ganas dari golok. Itu adalah pemandangan yang sangat menjengkelkan.     

Dibawah badai kencang, wajah Wen Yan tak lagi memperlihatkan kelembutan. Dia menatap tanpa emosi pada mata pisau yang dilemparkan ke depannya saat mata tegasnya dipenuhi keseriusan.     

BUM!     

Di saat-saat genting seperti ini, secercah cahaya melesat keluar dari tubuh Wen Yan dan membentuk perisai di sekelilingnya. Sinar itu langsung melemparkan golok milik pria setengah baya itu…     

Ekspresi haus akan darah di wajah pria setengah baya membeku di tempat. Dia menatap Wen Yan lekat-lekat dan berkata, "Kamu memiliki senjata spiritual kelas pertahanan?"     

Masuk akal!     

Tak heran dia mempunyai keberanian menjadikan Bandit Permata Salju sebagai musuh, dia memegang senjata spiritual kelas pertahanan! Sayang sekali, senjata spiritual ini secara alami satu tingkat lebih lemah daripada senjata spiritual kelas serangan! Dia tidak akan mampu mengalahkan kami hanya dengan senjata spiritual itu saja!     

"Tuan, biarkan aku bertarung."     

Ketika Wen Yan merendahkan tatapannya, sebuah suara menggema dalam jiwanya.     

"Tidak!" Wen Yan menggelengkan kepala dan menghela nafas, "Aku tidak bisa membiarkan dirimu keluar, sampai saat yang paling genting tiba. Jika tidak, itu akan membawa bencana pada Keluarga Jiang! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"     

"Tapi Tuan, jika hal ini berlanjut, mereka akan mengambil Buah Darah Naga…"     

Suara itu perlahan menjadi semakin gelisah. Akan tetapi, selain dari Wen Yan, tak ada yang bisa mendengar suara yang menggema dari dalam jiwanya.     

Namun, tampaknya Gu Ruoyun merasakan sesuatu dan memperhatikan Wen Yan. Meski demikian, dia langsung berpaling.     

"Biar aku sendiri yang menangani masalah ini."     

Wen Yan mengangkat wajah dingin dan tajamnya ketika menoleh ke arah prajurit bayaran Bandit Permata Salju di depannya.     

"Kakak, bocah ini benar-benar memiliki senjata spiritual," Ejek wanita berpakaian merah. Lalu dia memberi tatapan kejam dan bengis pada Wen Yan, "Bagaimana kalau kita bertiga menyerangnya sekaligus dan mengambil senjata spiritual itu! Berhentilah menyia-nyiakan waktu dengannya!"     

"Baiklah."     

Pria setenga baya terdiam sesaat kemudian mengangguk. Sinar jahat melintas melalui matanya saat berkata, "Saudara Kedua, Saudari Ketiga. Ayo serang bocah itu bersama-sama. Dan untuk orang-orang Kota Angin Berawan lainnya, kita akan membiarkan prajurit kita menangani mereka."     

Saat dia bicara, Tiga Pemimpin mengarahkan mata haus akan darah mereka pada Wen Yan yang berdiri di depan kerumunan. Segera, niat membunuh yang tiada habisnya terpancar dari tubuh mereka, membuat para prajurit di sekeliling mereka merasa tercekik.     

Sangat jelas bahwa Tiga Pemimpin bermaksud membunuh Wen Yan!     

"Suhu, aku lapar. Biarkan Ling'er keluar dan bergegas menghancurkan semut-semut itu."     

Tepat ketika keadaan menjadi semakin panas, tiba-tiba suara kekanak-kanakan menembus melalui langit, jatuh ke dalam telinga semua orang yang ada di tempat.     

Tiga Pemimpin hanya bisa melihat sekeliling, berusaha mengikuti suara tersebut. Mereka pastinya sangat ingin tahu siapa yang begitu angkuh dan berani mengatakan kata-kata seperti itu.     

Akan tetapi, ketika mereka melihat sosok kecil di belakang Gu Ruoyun, mereka tak bisa menahan tertawa terbahak-bahak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.