Kemarahan Serigala Roh Salju (1)
Kemarahan Serigala Roh Salju (1)
Bai Yin langsung berlutut di tanah dengan keras. Wajah putih pucatnya penuh kekangan saat dia merendahkan pandangannya untuk menutupi nyala api di matanya.
"Mohon ampuni aku, Raja Besar."
Apa yang dimaksud dengan menerima hukuman dari Raja Besar? Bai Yin sangat mengetahuinya.
Selain rasa sakit yang menyakitkan dari daging, dia juga akan dilucuti dari semua tanggung jawabnya dan tak lagi diizinkan berada disamping Raja Besar! Hal ini juga berarti saat dia dikembalikan ke Wilayah, dia tak akan pernah dibiarkan mengikuti pria ini lagi.
Bagi Bai Yin, yang telah jatuh cinta pada pria berpakaian merah, ini merupakan nasib yang lebih menyakitkan daripada kematian.
Pria berpakaian merah menyapukan pandangan tegas pada wajah-wajah di sekelilingnya. Suara angkuhnya menembus melalui udara malam dan menggema ke dalam telinga semua orang, "Kalian semua, perhatikan. Mulai sekarang, Gu Ruoyun adalah putri angkatku jadi posisinya di Wilayah Teratai Merah adalah yang kedua setelah diriku. Jika ada yang berani memperlakukan Gu Ruoyun dengan tidak sopan, itu artinya mereka juga tidak menghormatiku. Aku yakin kalian semua tahu apa akibatnya, kalian mengerti?"
Sret!
Seketika, semua pria dan wanita di sekitar api unggun bangkit dan berlutut. Suara mereka menggema dengan penuh keyakinan.
"Bawahanmu memberi salam, Nona Besar!"
Pria berpakaian merah mengangguk puas sebelum berbicara dengan dingin, "Kalian boleh berdiri. Bai Yin, ingat. Lain kali jika kamu memperlakukan Gu Ruoyun dengan tidak hormat, kamu akan menerima hukumanmu sendiri."
"Baik, Raja Besar,"
Setelah ini, semua orang kembali bangkit dan duduk di sekitar api unggun lagi.
Bai Yin merasa sangat terhina tetapi dia tetap menjaga wajahnya yang tenang. Sebagai gantinya, dia berdiri dengan penuh hormat.
Malam itu hening. Saat angin malam berhembus, orang tak bisa melakukan apa-apa selain merasakan dingin di Padang Salju sebelah utara ini.
"Ada yang bergerak!"
Tiba-tiba, ekspresi pria berpakaian merah berubah dan sinar merah melintas di matanya yang tegar dan angkuh.
"AUM!"
Kemudian, terdengar sesuatu yang melolong tak jauh dari sana. Suara itu menembus langit malam dan membuat bulu kuduk semua orang berdiri.
"Itu adalah Serigala Roh Salju dari Padang Salju!"
Ekspresi Bai Yin berubah.
Serigala Roh Salju bukanlah hewan roh yang paling buas di Padang Salju tapi hewan roh itu berjalan bergerombol untuk menakuti manusia. Dan juga, yang paling lemah di antara mereka biasanya berada pada jajaran Martial Emperor. Pasti ada Martial Honor yang banyak dalam gerombolan hewan itu!
Pria berpakaian merah menghela nafas dan meletakkan kaki kelinci bakar di tangannya. Kemudian bibirnya melengkung menjadi senyum yang indah dan tak tertandingi.
"Aku tak menyangka kita akan berakhir tanpa momen damai pada malam pertama kita berada di Padang Salju. Jika memang begitu, ayo bertarung! Serigala Roh Salju bukanlah hewan roh yang pandai jadi tidak ada gunanya berdebat dengan para hewan roh itu, bahkan ancaman tak bisa menghalangi mereka."
Dia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri. Bagaimanapun, gerombolan Serigala Roh Salju ini tidak pantas mendapat perhatiannya.
Akan tetapi, dia mengkhawatirkan Gu Ruoyun.
Dia tak tahu mengapa tapi dia tak bisa mendeteksi gelombang spiritual dari tubuh gadis kecil ini! Gadis ini tampaknya tidak berbeda dengan orang biasa. Namun, pria berpakaian merah tahu bahwa gadis kecil ini bukanlah orang biasa tanpa bakat kultivasi.
Jika tidak, gadis kecil ini tak akan berani mengambil resiko dengan pergi ke Padang Salju yang berbahaya.
Karena itu, ketika berhadapan dengan Serigala Roh Salju yang banyak, gadis ini akan tetap berada dalam bahaya.
Pria berpakaian merah mengerutkan kening saat memikirkan ini sebelum perlahan mengendurkan alisnya dan tersenyum, "Gadis kecil, tetaplah bersamaku. Jangan meninggalkan sisiku, tidak boleh menjauh bahkan setengah langkah. Mengerti?"
Gu Ruoyun mengangguk, "Aku mengerti."
"Bagus," Kemudian si Pria berpakaian merah melihat Serigala Roh Salju yang menyerbu ke arah mereka. Tiba-tiba, badai bangkit dan jarak diantara keningnya menjadi semakin mendominasi dan berani. Suaranya tajam dan agresif saat menggema melalui langit malam, "Kalian hanyalah segerombolan bajingan namun berani melawanku! Jika memang begitu, kita akan mengganti menu malam ini!"