Kembalinya Lingxiao (6)
Kembalinya Lingxiao (6)
Seorang pria yang sedang duduk bersila dengan mata tertutup di altar suci, tiba-tiba membuka matanya. Ekspresinya perlahan-lahan menjadi buruk dan seringai yang mengerikan terbentuk di sudut bibirnya.
"Seseorang telah menyentuh formasi milikku!"
Dia tertawa dingin saat ejekan menyebar ke seluruh wajahnya, "Penyu Hitam, Lingxiao. Kamu pernah menolak tawaranku menjadi tunggangan Orang Suci ini. Alhasil, kamu menyia-nyiakan hidupmu di dalam formasi yang dibuat oleh Orang Suci ini! Tidak akan ada yang bisa menolongmu!"
"Siapapun yang ingin mencobanya akan mati!"
BUM!
Ditengah sinar putih itu, Gu Ruoyun bisa merasakan tekanan kuat menghantam dadanya. Dia terhuyung ke belakang dan tetesan darah mulai mengalir dari sudut bibirnya. Pada saat ini, dia tak peduli dengan hal lain dan dengan cepat memakai semua tekadnya untuk menahan serangan dari formasi lawan.
"AAAARRGGHH!!!"
Tiba-tiba, jeritan memilukan menembus melalui dingin dan keluar dari ruang batu. Semua orang dari seluruh Keluarga Xia bisa mendengarnya dengan jelas.
Lingxiao menggeliat dengan kesakitan di lantai. Dia juga tak tahu apa yang sedang terjadi. Dia merasa seolah-olah seluruh tubuhnya terbungkus dalam nyala api dan dia akan berubah menjadi abu pada detik selanjutnya.
"Lingxiao, hidupmu sudah berakhir! Orang Suci ini telah membiarkanmu hidup untuk waktu yang cukup lama namun kamu tidak menunjukkan rasa terima kasih pada kemurahan hatiku. Sebagai gantinya, kamu berani mencoba untuk kabur. Terakhir kali, kamu menggunakan tubuh tambahan sebagai pengganti hukuman dan aku belum menagih hutang itu. Kini, kamu bahkan membawa orang-orang ini untuk membantumu."
"Lingxiao, karena ini merupakan pilihanmu sendiri, Orang Suci ini akan mengubah tubuhmu menjadi mainan untuk api dan membakarmu hidup-hidup!"
Suranya suram dan tegas. Orang yang terdengar bagaikan seorang bangsawan penguasa tertinggi yang berada di atas semua orang dan merendahkan semua makhluk hidup.
Namun…
Setelah mendengar suara pria itu, nyala api yang kuat terpancar dari dalam tubuh Gu Ruoyun dan meledak. Suaranya dipenuhi dengan haus darah yang kuat, "Itu kamu!!! Kamulah orang yang telah mencelakai Naga Biru dan yang lainnya. Kamulah orang dibalik semua ini!!!"
Gu Ruoyun tak akan pernah melupakan suara pria itu tak peduli puluhan ribu tahun yang telah berlalu. Jika bukan karena orang itu, Zixie tak akan pernah berubah menjadi telur phoenix!
Jika bukan karena orang itu, Shi Yun tidak akan pernah ada!
"Hahaha."
Suara itu tertawa liar. Kemudian, Gu Ruoyun merasakan tekanan berat dalam tubuhnya, hampir melumpuhkan dirinya. Namun, pada saat genting ini, sebuah tangan terulur dari belakang dan menariknya dalam pelukan erat.
Pada saat yang sama, tekanan itu menghilang dan sinar putih itu menyebar. Ruang batu itu menjadi sepi lagi.
Akan tetapi…
Saat matanya tertuju pada Qianbei Ye, Gu Ruoyun melompat ketakutan.
Terlepas dari betapa marahnya yang pria ini tunjukkan dulu, dia tak pernah terlihat seolah-olah dia baru saja keluar dari kedalaman neraka dan dipenuhi aura yang mengerikan. Mata merah tuanya yang menakutkan telah berubah menjadi merah darah gelap. Wajahnya yang rupawan sepenuhnya diselimuti sinar dingin yang menakutkan.
Jubah merahnya berkibar meski tidak ada angin, rambut peraknya menari di sekitar wajahnya dan niat membunuh yang meledak, cukup untuk membuat siapapun gemetar ketakutan.
Gu Ruoyun berfirasat bahwa jika orang itu ada disini, Qianbei Ye akan langsung memotongnya menjadi berkeping-keping.
Tidak!
Mungkin memotong orang itu tidak akan cukup!
Aura berbau dari tubuhnya sangat tebal tetapi Gu Ruoyun tak tahu dendam apa yang dimiliki Qianbei Ye pada orang itu.
"Qianbei Ye, tampaknya kamu telah mengingat siapa aku sekarang. Hahaha! Aku benar-benar tidak menyangka itu dari kekacauan masa lalu, pria nomor satu di segala langit akan berubah menjadi iblis pertama dunia! Apa kamu sudah lupa mengapa rambutmu berubah menjadi warna itu? Ck ck, kamu terlihat sangat berbeda dari rupamu yang dulu."
Orang yang menyebut dirinya sebagai 'Orang Suci' itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya berisi olokan yang jelas.