Mengalihkan Kesalahan (1)
Mengalihkan Kesalahan (1)
Pemuda itu tinggi dengan tubuh ramping. Dia merasakan langkah kaki dari belakangnya dan berbalik. Matanya yang jernih menyala dengan senyuman, "Kakak, aku kesini untuk bertemu denganmu."
Saat Gu Ruoyun mendengar suara pemuda itu, dia memperlambat langkahnya dan memandang wajah mulus pemuda itu. Emosi yang tak terlukiskan menggelegak dalam dirinya.
"Yu'er, kamu kembali."
Seketika, Gu Ruoyun tersenyum. Senyuman itu tidak seperti sikap anggun dan dingin yang biasanya. Dibawah sinar matahari, senyuman ini tampak memiliki sinar yang hangat.
Gu Ruoyun tidak bertanya darimana saja pemuda itu selama ini.
Yang dia pedulikan hanyalah pemuda itu telah kembali dan itu sudah cukup.
"Kakak," Xia Linyu tersenyum dengan lembut dan matanya berwarna hitam bagaikan kolam air jernih, "Aku telah banyak mendengar kabar mengenai dirimu selama beberapa tahun terakhir. Aku tak pernah membayangkan kakakku akan menjadi sangat luar biasa. Aku telah bekerja keras berkultivasi untuk menyusul tingkat kekuatanmu agar aku bisa melindungi kakak, tapi tak peduli betapa kerasnya aku berusaha, aku tetap tak bisa setara denganmu."
"Namun…"
Pemuda itu mengangkat wajahnya yang mulus dan matanya dipenuhi senyuman, "Kak, kamu adalah pahlawan dan kebanggaanku."
"Yu'er," Gu Ruoyun tersenyum sambil mengacak-acak rambut pemuda itu. Wajahnya yang cerah dipenuhi kebahagiaan, "Di kehidupan masa lalu kita, aku telah menyebabkan kematianmu karena keteledoranku. Dalam kehidupan ini, aku tak akan pernah membiarkan dirimu berada dalam bahaya."
"Kakak…"
Xia Linyu mengerutkan bibirnya dengan lembut, matanya tertuju pada wajah di depannya, "Dulu, aku-lah yang menyeret kakak bersamaku. Hal itu tidak akan terjadi lagi. Jika bukan karena diriku, kakak juga tidak akan berakhir seperti ini."
Saat itu, aku adalah orang tak berguna yang tak mampu berkultivasi. Jika saat itu aku mempunyai kemampuan untuk melindungi diriku sendiri, mungkin kakak tidak akan mati denganku.
Jantung Xia Linyu berdebar kencang saat memikirkan itu, hal itu merupakan perasaan yang menyakitkan.
"Yu'er, apa kamu belum kembali ke rumah Keluarga Xia?"
Gu Ruoyun seperti teringat sesuatu dan bertanya.
Jelas maksud Gu Ruoyun adalah Keluarga Xia di Kota Surga dan bukan keluarganya di Daratan Utama Puncak Timur.
"Aku sudah kembali ke rumah Keluarga Xia beberapa hari yang lalu dan mengetahui kalau kakak sudah kembali ke rumah Keluarga Dongfang jadi aku segera bergegas kesini untuk menemui kakak. Sepanjang jalan, aku mendengar banyak kisah mengenai pencapaian gemilangmu. Aku merasa sangat bangga." Xia Linyu tersenyum, "Kak, kapan kita kembali ke Daratan Utama Puncak Timur? Aku tak sabar untuk menemukan si bajingan Xia Ming dan membalaskan dendam kita!"
"Xia Ming?"
Gu Ruoyun mengusap dagunya dengan lembut dan tertawa diam-diam, "Secepatnya. Kita akan pergi secepatnya. Saat segala hal disini selesai, kita akan pergi ke Daratan Utama Puncak Timur. Kemudian, kita akan membalaskan dendam atas apa yang telah terjadi pada kita di masa lalu. Aku tak tahu apakah Xia Ming dan Lu Chen masih bisa mengenaliku."
Aku masih memiliki beberapa urusan yang belum diselesaikan disini.
Saat aku telah menyelesaikan semuanya, aku akan pergi ke Daratan Utama Puncak Timur!
...
"Suhu Orde, kamu sudah kembali?"
Di Medicine Order.
Rong Xin baru saja melangkahkan kaki melewati pintu ketika dia disapa oleh banyak orang. Mereka berlutut di hadapannya dan berbicara dengan penuh keyakinan, "Bawahanmu menyambut kedatanganmu, Suhu Orde."
"Mm."
Mendengar ini, Rong Xin mengangguk. Matanya menatap tajam dan tersenyum dingin, "Wu Xin, kumpulkan semua tetua. Aku ingin memberikan perintah."
"Baik, Suhu Orde."
Wanita bernama Wu Xin yang berpakaian putih pergi dengan sikap penuh hormat.
Rong Xin terdiam sejenak sebelum berjalan menuju arah ruang pertemuan tetua tanpa pikir panjang.
"Gu Ruoyun, aku tidak peduli kekuatan apa yang kamu miliki. Selama kamu membantu si pelacur Wei Yiyi itu, aku akan menemukan cara untuk membunuhmu!"
Rong Xin menyeringai saat memikirkan mengenai perjanjian yang dia buat dengan Alam Abadi.