Istri Liar Kaisar Jahat

Untuk Mengancam (3)



Untuk Mengancam (3)

3Mendengar ini, wajah halus orang terpelajar itu mempertimbangkan dengan dalam. Dia menutup kipasnya dan merenungkan saran Mo Liyou.     

"Raja Mo, ada begitu banyak orang disini dan Keluarga Murong yang sendirian tidak akan terlewatkan sama sekali. Aku tak percaya kita tak bisa menyerang reruntuhan tanpa mereka." Yeh Luo tertawa dingin sambil melotot pada Gu Ruoyun dengan penuh kebencian.     

Namun, ketika dia berbicara, si orang terpelajar melotot dingin padanya.     

Itu tampak seperti tatapan biasa tetapi membuat Yeh Luo berkeringat dingin dan sangat ketakutan sehingga tak berani mengangkat kepalanya. Dia terus merendahkan kepala seolah-olah kemarahan si orang terpelajar sangat menakutkan seperti monster.     

"Tuan Mo benar." Orang terpelajar membuka kipasnya lagi dan menatap Gu Ruoyun sebelum tersenyum tak peduli, "Nona Gu, jika kamu berhasil keluar dari reruntuhan ini hidup-hidup, kita akan melakukan diskusi yang tepat mengenai khazana tersebut, setuju?"     

Wajah Gu Ruoyun tenang seolah ini adalah hari biasa lainnya. Sepasang mata gelapnya bagaikan danau hitam yang tenang dan sepenuhnya teduh. Namun, hatinya terus merenungkan berbagai jenis cara tentang bagaimana menghadapi situasi yang akan datang.     

Sebelumnya, dia bisa bergantung pada Zixie karena dia selalu berada disisinya, Gu Ruoyun tidak takut pada apapun yang akan datang padanya.     

Sekarang, Zixie tak mampu menampakkan wujudnya. Saat dia membantu Gu Ruoyun menekan hewan roh melalui Pagoda Ilahi Kuno, itu memiliki keterbatasan! Juga, cara ini hanya berlaku pada hewan roh tetapi orang-orang serakah ini cepat atau lambat akan langsung melihatnya. Gu Ruoyun, yang tak bisa lagi bergantung pada Zixie, harus memikirkan caranya sendiri.     

Gu Ruoyun tidak terlalu memikirkan yang lainnya tapi satu-satunya orang yang membuatnya merasa terancam adalah orang yang terlihat terpelajar dan lembut ini!     

"Nona Sulung, mari melanjutkan perjalanan."     

Tuan Murong menghela nafas lega. Karena identitas Gu Ruoyun sudah terungkap, dia tak punya alasan lagi untuk menyebutnya sebagai Nona Gu dan langsung menyebutnya sebagai Nona Sulung.     

"Baiklah."     

Gu Ruoyun kembali tersadar dan tidak mengatakan apa-apa. Sebelum dia pergi, dia memandang Mo Liyou dengan tatapan penuh arti.     

Aku penasaran jika pria ini melakukan ini karena dia yakin ada perbedaan jumlah kekuatan yang banyak… atau dia sebenarnya berusaha menolongku?     

Apapun itu, aku berhutang budi padanya.     

...     

Di makam tersebut semuanya sunyi-senyap. Begitu sepi sehingga yang bisa mereka dengar hanyalah suara langkah kaki mereka sendiri.     

Melalui perjalanan panjang mereka, semua orang melangkah dengan hati-hati, takut mereka akan tanpa sengaja menginjak jebakan.     

Yeh Luo mengarahkan tatapan penuh kebencian pada Gu Ruoyun dan wajahnya dipenuhi kedengkian.     

Meskipun Gu Ruoyun tidak membunuh Yeh Ling secara langsung, tetapi dia mati karena Gu Ruoyun tidak menyelamatkannya! Karena itu, atas perannya dalam kematian putraku, tidak mungkin bagi kami hidup dibawah langit yang sama! Saat ada kesempatan, aku akan membuat wanita ini mengikuti putraku ke kubur!     

Akankah merampok hartanya sudah cukup? Tidak! Itu jauh dari kata cukup! Bahkan kematiannya tidak cukup untuk menyembuhkan kesedihanku atas kematian putraku!     

"Pengawal Gu, pria tua mengerikan itu terus melihatmu." Ye Nuo mengerutkan bibir dan berbicara dengan marah, "Hari ini tentunya sudah memperluas pandanganku. Selama masa hidupku, aku tak pernah melihat orang yang memaksa orang lain untuk menyerahkan harta yang mereka dapatkan. Mereka bahkan berani mengatakan jika kamu tidak menyerahkannya, kamu adalah orang yang tak tahu malu! Jika kakek ada disini dan melihat betapa memalukannya orang-orang ini, dia pastinya akan membunuh mereka semua dengan sekali tampar! Pengawal Gu, saat kita meninggalkan tempat ini, kamu harus pulang denganku. Kakekku memang tidak pandai dalam segala hal tetapi setidaknya dia bisa menjagamu dari bahaya."     

Setiap kali Ye Nuo berpikir tentang apa yang telah terjadi, hatinya akan marah. Dia juga merasa menyesal karena tidak mendengarkan saran kakeknya dan berusaha keras dalam kultivasinya.     

Jika aku sekuat kakek, maka siapa yang berani mengganggu orang-orangku di hadapanku?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.