Negeri Terbuang (4)
Negeri Terbuang (4)
"Aku baik-baik saja."
Gu Ruoyun memaksa untuk berdiri dan menghembuskan nafas pelan.
Gu Ruoyun tak tahu mengapa tapi dia tak bisa memanggil Zixie dan yang lainnya sejak sampai di Negeri Terbuang. Karena itu, dia menolak menurunkan pertahanannya di tempat seperti ini. Jika dia bertemu hewan roh menakutkan, dia pasti akan mati.
Ye Nuo mengerutkan kening, seluruh wajah wanita ini tertutupi darah. Wanita ini terlalu jelek untuk diungkapkan.
Melihat Gu Ruoyun akan berbalik dan pergi, Ye Nuo, setelah berpikir sejenak, mengejarnya dan berseru, "Hei jelek, apa kekuatanmu baik-baik saja?"
"Tidak terlalu buruk."
Gu Ruoyun melirik Ye Nuo dan menjawab dengan tenang.
"Baguslah," Ye Nuo melompat senang, "Kalau begitu ketika lukamu sembuh, aku akan menyewamu sebagai pengawalku."
"Hah?"
Gu Ruoyun mengangkat sebelah alis dengan tenang, "Aku tidak tertarik."
Ekspresi Ye Nuo membeku dan tampak seperti baru saja menelan lalat. Itu bukan pemandangan bagus.
Dia menolakku!
Si bocah jelek ini menolak permintaanku!
"Aku tak peduli. Lagipula, mulai sekarang aku akan mengikutimu! Kamu hanya perlu berurusan dengan itu."
Ye Nuo mengangkat kepalanya dengan angkuh dan nada suaranya membawa ketegasan.
Tak ada satupun jiwa di sekitar sini, pikir Ye Nuo. Tak akan mudah bagiku menemukan seseorang untuk menghilangkan kebosananku, aku tak akan membiarkannya lolos.
"Terserah."
Gu Ruoyun tak berkata apa-apa lagi dan terus berjalan ke depan.
Satu-satunya perbedaannya adalah sekarang dia memiliki ekor kecil lain yang mengikutinya dari belakang.
...
Senja.
Cahaya bulan sejernih air. Cahaya bulan yang terang memberikan sinar dingin pada semua makhluk hidup, menyinari gadis yang duduk menyilang kaki di tanah yang berada di dalam hutan.
Beberapa saat kemudian, gadis itu membuka mata. Wajahnya yang berlumuran darah tak bisa menyembunyikan tatapannya yang dingin dan jernih bagaikan sinar bulan.
"Sudah tiga hari dan luka-lukaku seharusnya hampir sembuh sekarang. Sayangnya, tak ada air dimanapun di hutan ini jadi aku tak bisa membersihkan darah ini di tubuhku."
Perlahan-lahan Gu Ruoyun merendahkan matanya saat memikirkan ini dan mengepalkan tinjunya, "Xiao Ye, jangan khawatir, aku akan menyelamatkanmu!"
TAP!
TAP, TAP, TAP!
Tiba-tiba, terdengar suara hentakan kaki dari depan. Suara itu sangat keras pada malam yang sepi seperti ini.
Ye Nuo, yang sedang terlelap, terguncang bangun. Dia buru-buru melompat berdiri dan bersembunyi di belakang Gu Ruoyun.
"Apa yang terjadi? Apa itu gempa bumi?"
Gu Ruoyun tidak menjawab. Dia mengerutkan kening dan mengarahkan tatapan jernihnya ke arah depan mereka. Ketika dia melihat, sekawanan hewan roh menyerbu ke arah mereka dan semakin mendekat.
Sekawanan hewan roh dengan jumlah yang banyak membuat Ye Nuo sangat ketakutan…
"Ada sangat banyak hewan roh! Dan banyak dari mereka berada pada jajaran Martial King! Ini dia, mereka ada begitu banyak. Kita pasti akan di injak-injak sampai mati!"
Kaki Ye Nuo melemah dan bergetar tanpa henti.
Aku menyesal sekarang!
Aku menyesal karena kabur dari pelayan keluarga, pikir Ye Nuo. Tak ada yang bisa menyangka akan ada begitu banyak hewan roh yang muncul di hutan ini! Jika hanya satu hewan roh, aku masih bisa mengalahkannya. Sekarang mereka ada begitu banyak, aku pasti telah menandatangani surat kematianku sendiri!
"Makhluk jelek, ku pikir lebih baik kita lari. Kita tak bisa mengalahkan para hewan roh ini sendiri."
Gigi Ye Nuo mulai gemeretak dengan gugup. Selama tumbuh dewasa, dia menjalani kehidupan yang aman. Kapan dia pernah menghadapi situasi seperti ini? Bagaimanapun, dia hanyalah anak berumur sepuluh tahun. Kenyataan dia tidak pingsan karena terkejut sudah bisa dianggap prestasi yang luar biasa.
Namun, Ye Nuo tidak memiliki keberanian untuk menghadapi sekawanan hewan roh yang banyak ini.