Istri Liar Kaisar Jahat

Negeri Terbuang (6)



Negeri Terbuang (6)

0Dibawah langit malam, hutan belantara dipenuhi dengan jasad. Genangan darah mewarnai seluruh hutan dengan warna merah yang mengerikan.     

Gu Ruoyun segera melenyapkan semua hewan roh itu. Dia menyarungkan pedang panjangnya, berjalan diatas jasad-jasad dan berkata tenang. "Lain kali, jika kalian ingin mati, jangan menyeretku bersama kalian."     

"Kamu…"     

Ketika dia mendengar ucapan Gu Ruoyun, si gadis berpakaian merah muda itu langsung menelan setiap ucapan terima kasih yang dia punya dan ekspresinya sepenuhnya berubah. Dia menjawab bersungut, "Aku tak pernah berniat memprovokasi kawanan hewan roh itu. Siapa yang tahu alasan mengapa para hewan roh di area ini akan menjadi gila dan mengejar-ngejarku seperti itu? Selain itu, aku tak tahu kamu ada disini. Aku pastinya tak ingin menyeretmu dengan sengaja!"     

"Yan'er."     

Pria dengan jubah bersulam berdiri di sebelahnya dan mengerutkan kening saat melihat si gadis berpakaian merah-muda dengan tatapan menegur. Kemudian dia mengalihkan perhatiannya pada Gu Ruoyun.     

"Nona, terimakasih karena telah menyelamatkan kami. Aku ingin tahu apakah kamu bersedia bepergian bersama kami?"     

Sebenarnya, aku sendiri tak tahu mengapa ada begitu banyak hewan roh yang mengejar kami, pikir si pria. Tetapi tak ada keraguan tentang ini, jika wanita ini bersedia bepergian bersama kami, jalan di depan akan jauh lebih aman.     

"Pada saat ini, hewan roh yang kalian provokasi tidak hanya berada pada jajaran Martial King. Jika aku bepergian bersama kalian, hewan roh yang lebih kuat akan segera muncul. Aku pastinya tak mau mencari kematianku sendiri."     

Gu Ruoyun menyapukan pandangan pada wajah si pria dan wanita dan berkata dengan tatapan dingin di matanya.     

"Apa maksudmu?!" Ekspresi gadis berpakaian merah-muda sekali lagi berubah serta mendengus, "Kakak Senior, jika dia tak mau ikut dengan kita, lupakan saja. Kita hanya sedikit sial tadi. Kamu tak bisa menjamin kalau hewan roh akan menghadang kita lagi!"     

Selain itu, aku tak bisa membiasakan diri melihat katak jelek ini berbicara pada kakak senior seperti itu. Jika bukan karena dia sudah menyelamatkan nyawa kami, aku tak akan membebani diriku dengan wanita ini.     

"Apa begitu?" Tatapan Gu Ruoyun tertuju pada si gadis berpakaian merah muda. Dia melengkungkan bibir malu-malu, "Jika kamu terus memakai jubah itu, kamu bisa melupakan tentang menikmati perjalanan damai di jalan di depan!"     

"Kamu…" Si gadis berpakaian merah muda baru saja akan membalas karena marah sampai tiba-tiba dia teringat sesuatu. Wajah cantiknya langsung menjadi pucat, "Apa maksudmu? Apa yang salah dengan jubahku?"     

Ini mustahil!     

Dia memberikan jubah ini padaku… Sebagai hadiah. Seharusnya tak ada yang salah dengan ini… Bukankah begitu?     

Pria dengan jubah bersulam jelas memikirkan ini juga dan mengerutkan kening, "Nona, bolehkah aku tahu jika kamu menyadari sesuatu? Bagaimana jubah Yan'er berhubungan dengan kawanan hewan roh itu?"     

"Jubah itu sudah di semprot dengan wewangian Ramuan Kegelisahan. Jadi kamu pikir apa yang salah dengan jubah ini?" Gu Ruoyun tertawa dingin dan bertanya balik.     

"Ramuan Kegelisahan?"     

Si pria dengan jubah bersulam menatap kosong ke angkasa ketika wajah tampannya perlahan-lahan menjadi pucat. Keringat dingin mengalir dari dahinya.     

Ramuan Kegelisahan memang tidak beracun tetapi aromanya akan membuat hewan roh menjadi gila, menyebabkan hewan roh mengejar-ngejar sumber aroma itu!     

Ini sudah jelas, pikir si pria. Ini menjelaskan mengapa kami terus-menerus di serang hewan roh sejak pertama kali kami memasuki hutan ini! Sampai pada akhirnya kami memikat kawanan hewan roh ini!     

"Kakak senior," Si gadis berpakaian merah muda menggigit bibirnya dan tubuhnya gemetar, "Jubah ini diberikan padaku sebagai hadiah sebelum perjalanan kesini. Selama bertahun-tahun, dia sangat baik padaku dan dia selalu memberikan jalan keluar padaku. Kenapa dia ingin mencelakai diriku? Kenapa? Tidak, aku tak percaya!"     

Si pria dengan jubah bersulam mengerutkan kening. Dia mengangkat tangannya yang besar dan merobek jubah merah muda gadis itu. Kemudian, dia melemparkannya ke udara dan menyalakan api.     

Seketika, aroma kuat terpancar ke udara dan tetap berada di sekitar mereka untuk waktu yang lama sebelum menghilang.     

Dengan satu aroma wangi yang menyengat, harapan terakhir si gadis berpakaian merah muda sepenuhnya hancur. Matanya penuh kekecewaan, dia tak pernah menyangka orang yang paling dia percaya ingin mencelakai dirinya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.