Murong Rou'er (4)
Murong Rou'er (4)
"Yan'er, kamu sungguh… Kamu sungguh berpikiran begitu tentangku? Aku benar-benar orang macam itu bagimu?"
Ketika Murong Yan berpikir panjang, dia mendengar suara yang penuh kesedihan dan sakit hati dari belakangnya.
Murong Yan tak perlu mencari sumber suara yang lemah lembut itu. Dia sudah tahu suara siapa itu.
Murong Rou'er menggigit bibir saat matanya berlinang air mata, dia terlihat sangat patah hati. Seluruh wajahnya adalah gambar tentang orang yang patah hati karena pengkhianatan orang yang dekat dengannya. Tubuh rapuhnya sekarang bergetar dengan hembusan angin. Seolah-olah dia tak bisa percaya telinganya sendiri, dia bertanya, "Yan'er, selama bertahun-tahun, bagaimana aku memperlakukan dirimu? Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu dan menuduhku bersekongkol untuk membunuhmu? Jangan lupa, akulah yang mengambil pedang untukmu. Jika aku ingin mencelakai dirimu, kenapa aku harus menghalangi pedang itu sepuluh tahun yang lalu?"
Mendengar ini, Murong Yan tertawa dingin.
Benar, dulu Murong Rou'er pernah menyelamatkan nyawa Murong Yan. Karena inilah Murong Yan berakhir dengan melakukan segala hal untuk Murong Rou'er.
Tetapi sekarang ketika dia memikirkannya lagi, tindakan Murong Rou'er sebelumnya hanya demi memanipulasi dirinya.
Jika tidak, bagaimana mungkin Murong Rou'er, yang tidak lebih dari orang tak berguna, bisa menerima kedudukan dalam Keluarga Murong?
Sekarang, Murong Rou'er telah berhasil mempengaruhi semua orang dalam Keluarga Murong. Jadi, sekedar batu pijakan orang seperti Murong Yan, akan dengan mudah disingkirkan.
Hal yang paling lucu adalah, selama bertahun-tahun Murong Rou'er selalu dekat denganku!
"Nona Sulung."
Melihat wajah berlinang air mata Murong Rou'er, Tetua Er menimpali tak setuju, "Kamu tak perlu mengatakan apapun. Aku mempercayai dirimu. Dan untuk Nona Kedua yang mengatakan hal tersebut, dia harus dikirim ke ruang penyiksaan! Biarkan penjaga menyelidiki kebenaran masalah ini. Jika ini benar-benar fitnah, maka dia harus dihukum dengan kejam!"
"Jangan," Wajah Murong Rou'er menjadi pucat secepat dia menyela, "Yan'er jelas sudah disihir oleh orang lain. Dia tak melakukan kesalahan. Melemparnya ke ruang siksaan terlalu kejam. Bagaimana mungkin aku menerimanya?"
"Hmm!"
Tetua Er menghembuskan nafas dan menjawab tak berdaya, "Nona Kedua, Nona Sulung selalu memikirkan kebaikanmu namun kamu memilih untuk mendengarkan fitnah orang lain daripada mempercayai kakakmu sendiri! Aku yakin pasti dua orang ini sudah memantrai dirimu. Aku akan segera melempar mereka keluar!"
Sambil berbicara, Tetua Er melotot dingin pada Gu Ruoyun.
Jauh di lubuk hatinya, Tetua Er yakin dua orang ini adalah pengacau yang bertanggung jawab karena menyabotase hubungan kedua Nona ini!
Bagian yang paling lucu adalah mereka tak tahu seberapa baik Rou'er, pikir Tetua Er. Bersekongkol untuk menjebak Nona Rou'er… Itu mustahil!
Dari awal Gu Ruoyun hanya diam saja. Matanya tetap jernih dan dingin. Seolah-olah dia tak mendengar perbincangan saat ini.
Ye Nuo mengerjap dan bersembunyi di belakang Gu Ruoyun. Bagi Ye Nuo, ini adalah tempat yang paling aman saat ini.
"Aku ingin lihat siapa yang berani melakukannya!"
Murong Yan berteriak lalu mengeluarkan medali permata sederhana dan tanpa hiasan dari lengan bajunya. Dia menyapukan tatapan tajam melalui setiap wajah di depannya.
"Segel Tuan ada di depan kalian. Aku ingin lihat siapa yang berani melempar mereka keluar!"
Segel Tuan Murong?
Ekspresi Tetua Er seketika berubah. Tuan benar-benar telah memberikan segel miliknya pada Murong Yan! Namun, kantor tetua bahkan tidak belum menerima berita ini! Apa yang si bodoh ini miliki sehingga mendapatkan hak untuk menguasai seluruh Kediaman Murong?
Tentu saja, Tetua Er tidak mencurigai Murong Yan mencuri segel itu. Bagaimanapun, segel hanya akan mengenali Tuan dari Keluarga Murong sebagai pemilik segel. Hanya ketika segel itu diturunkan pada Tuan Rumah selanjutnya kontrak akan diputuskan…
Tetapi tak ada orang yang menyangka bahwa sejak dulu Tuan sudah memutuskan memilih si bodoh ini sebagai pewarisnya!