Berlari Dengan Anjing Di Sepanjang Jalan (2)
Berlari Dengan Anjing Di Sepanjang Jalan (2)
Niat membunuh melintas di mata Tetua Er ketika senyum dingin membentuk di wajah tuanya.
Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuh Keluarga Murong!
Untuk keselamatan Keluarga Murong, bahkan jika Tuan dan Nona Kedua menyalahkan diriku, aku tak akan menyerah! Itu tak sebanding dengan aku yang akan mengundurkan diri dari posisiku sebagai tetua dan meninggalkan tempat ini.
...
Pelelangan Awan Hitam adalah pelelangan terbesar di Kota Batu Hitam. Meski sudah diselenggarakan selama lebih dari sepuluh tahun, tak ada yang tahu dari mana asal-usulnya.
Pada saat ini, di aula belakang tempat pelelangan, dua tetua duduk berlawanan saat mereka bermain catur. Yang satu berpakaian merah dan berambut putih. Jika orang bisa melihat melewati janggut putih di pipinya yang kendor dan berkeriput itu, sebenarnya dia memiliki wajah yang lumayan tampan. Tak sulit membayangkan bahwa dia pernah menjadi casanova di masa mudanya.
Tetua yang satunya, memakai jubah biru, terlihat lebih sopan dan terpelajar. Wajah tuanya tersenyum hangat dan auranya setenang air yang mengalir, sangat nyaman untuk dilihat.
"Hehe, Ye Lan, seperti kata pepatah, 'Seseorang tidak mengunjungi kuil tanpa sebab'. Untuk alasan apa aku berhutang budi atas kunjunganmu ke Pelelangan Awan Hitam?"
Tetua berpakaian biru tersenyum dan meletakkan caturnya untuk berjaga-jaga. Matanya yang lembut, yang dipenuhi humor yang bagus, sedang melihat temannya.
Ye Lan memutar mata dan menjawab tak sabar, "Memangnya apa lagi? Itu karena si bajingan dari keluargaku!"
"Oh?" Tetua berpakaian biru mengangkat sebelah alis, "Apalagi yang sudah dilakukan Ye Nuo kali ini sehingga membuatmu sangat marah?"
"Hmm!"
Ye Lan menjadi sangat marah ketika menyebutkan ini, "Bajingan itu pastinya memiliki keberanian. Dia kabur dari orang yang aku sewa untuk menjaganya! Sekarang aku baru saja menerima kabar bahwa dia menuju Kota Batu Hitam. Jadi, aku disini untuk menemukan bajingan sialan itu!"
Setiap saat Ye Nuo menjadi topik pembicaraan, pikir tetua berpakaian biru. Pria tua ini akan terlihat sangat marah sehingga terlihat seolah-olah dia sudah siap untuk mencekik Ye Nuo sampai mati.
Akan tetapi, tak ada yang tahu lebih baik daripada diriku, seberapa besar temanku ini sangat menyayangi cucunya satu-satunya! Dia tentu saja sangat memanjakan dan menyayangi Ye Nuo. Dia bahkan tak bisa memarahi cucunya. Dia hanya bisa mengeluh tentang cucunya di depanku.
"Hehe, Ye Nuo, sudah lama aku tidak melihatnya. Hal baik jika memang dia ada di Kota Batu Hitam. Jika kita tahu dimana dia berada, mungkin kita bisa mengundangnya ke Pelelangan Awan Hitam sebagai tamu."
"Lupakan saja."
Ye Lan menatap penuh mengejek pada tetua berpakaian biru, "Jangan pikir aku tak tahu apa maksudmu. Kamu pikir aku tak mengenalmu dengan baik? Kamu selalu ingin merampas cucuku. Biarkan aku memberikanmu sedikit saran – menyerah saja! Cucuku yang berharga tidak akan pergi kemanapun!"
"Uhuk, uhuk!" Tetua berjubah biru membersihkan tenggorokan dan terlihat sangat dikritik seolah-olah temannya sudah melihat langsung niatnya, "Aku benar-benar iri padamu karena memiliki cucu yang berbakat. Jika aku mengingat dengan benar, tahun ini Ye Nuo berumur sekitar sepuluh tahun. Martial King tingkat rendah pada umur sepuluh tahun… Ck ck, dia bisa dianggap sebagai jenius tak tertandingi tak peduli kemanapun dia pergi!"
"Tentu saja!"
Setelah mendengar pujian untuk cucunya, Ye Lan langsung membusungkan dada dan mengangkat kepalanya dengan bangga, "Lihat saja cucu siapa dia! Terlahir dengan bakat besar alami, bersamaan dengan pengasuhan Keluarga Ye. Itu akan menjadi penghinaan besar bagiku jika dia tidak mencapai jajaran Martial King!"
Kecuali bahwa anak ini sangat suka membuat orang lain khawatir tentangnya! Dia benar-benar menyelinap pergi!
Ye Lan merasakan giginya sakit saat memikirkan ini. Tak peduli apapun yang terjadi, saat aku menemukannya, aku akan memberinya pelajaran. Lihat saja jika dia berani kabur lagi nanti!