Istri Liar Kaisar Jahat

Kedatangan Qianbei Ye (11)



Kedatangan Qianbei Ye (11)

2"Aku mengerti."     

Gu Ruoyun tersenyum tenang ketika mengatakannya.     

Gu Ruoyun tahu tak peduli apapun yang terjadi, Tuan Tianqi Yang Terhormat akan berpihak padanya. Jika tidak, Tuan Tianqi Yang Terhormat tak akan secara pribadi membunuh Shi Yun.     

Dia melakukannya agar dendam Gu Ruoyun terhadap Kun Nan tidak akan semakin tumbuh. Akan tetapi, sedikit yang dia tahu bahwa, Gu Ruoyun sudah memiliki dendam besar terhadap Kun Nan.     

"Nona Gu, tidak banyak anak muda yang aku kagumi. Kamulah satu-satunya." Tetua Jiu tersenyum, "Meski aku setuju dengan Tuan Tianqi Yang Terhormat dan lebih memilihmu mengurus orang-orang ini setelah Perang Iblis selesai. Aku tak akan menghentikanmu melakukannya. Nanti, jika kamu punya waktu, kamu boleh datang mengunjungiku di Pengadilan Neraka. Aku pasti akan memberikan pelayanan terbaik sebisa mungkin."     

Tetua Jiu mungkin tidak berpikir banyak mengenai hal ini pada saat ini tetapi nanti, Gu Ruoyun memang akan mengunjungi Pengadilan Neraka…     

"Terima kasih banyak, Tetua Jiu." Kata Gu Ruoyun sebelum perlahan-lahan mengarahkan pandangannya pada wajah tampan Zixie, "Zixie, lakukan saja. Aku ingin agar setiap anggota Alam Abadi yang menampakkan wajahnya disini dibantai."     

Zixie melengkungkan bibirnya menjadi senyuman. Mata ungunya menyipit sedikit ketika melihat orang-orang yang berkumpul di depannya.     

Tanpa aba-aba, api ungu yang tak terhingga bangkit dari kakinya dan memancar ke sekeliling. Api itu membakar gurun dari tanah dan menyelimuti kerumunan dalam tungku api. Kemudian, suara iblis pria itu menggema dengan keras.     

"Api pemusnahan dapat membakar hampir segalanya dan sulit untuk dipadamkan. Akan ku biarkan kalian menikmati bagaimana rasanya berada dalam tungku ini, sekarang."     

Mereka sangat ketakutan…     

Setelah Zixie bicara, dia berbalik perlahan dan melihat dengan sedih pada gadis berpakaian hijau yang berlumuran darah itu.     

"Gadis kecil, setiap aku muncul kamu selalu memiliki bekas luka baru. Kapan kamu akan memperhatikan dirimu sendiri?"     

Gu Ruoyun hanya diam dan mengepalkan tangannya pelan sambil menghela nafas.     

Setelah semuanya terlaksana, kekuatanku masih belum cukup kuat.     

Jika aku sudah cukup kuat, aku tak akan diremehkan oleh para Martial Honor itu.     

"Uhuk, uhuk."     

Tiba-tiba, Qianbei Ye batuk-batuk dan memuntahkan seteguk darah. Pemandangan itu membuat Gu Ruoyun bingung dan dia bergegas untuk membantunya.     

"Xiao Ye, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Gu Ruoyun khawatir.     

Qianbei Ye menggelengkan kepala dan menatap wajah cantik, dan mulus Gu Ruoyun seolah-olah dia tak bisa berhenti melihatnya.     

"Xiao Ye!!!"     

Hati Gu Ruoyun mengeras. Dia tak tahu mengapa tetapi dia merasakan perasaan yang sangat tidak nyaman menguasai hatinya membuatnya mengencangkan pegangannya di tangan Qianbei Ye hingga dia mulai bergetar.     

"Xiao Yun..." Qianbei Ye tersenyum dan terlihat benar-benar indah. Senyum itu dapat membuat semua makhluk hidup menjadi gila, "Aku mungkin harus pergi meninggalkanmu sebentar."     

"Pergi? Kenapa?"     

Gu Ruoyun tercengang dan tak mampu mengartikan situasi ini.     

"Karena…"     

Qianbei Ye baru saja akan menjelaskan tetapi kekuatan yang kuat mulai menyerang dari dalam tubuhnya, membuat keningnya berkerut kesakitan. Wajah pucatnya sekarang sepenuhnya memucat. Secercah darah di sudut bibirnya benar-benar menyakitkan hati.     

"Xiao Ye!!!"     

Suara Gu Ruoyun bergetar.     

Kemudian, sebelum suara teriakannya menghilang, pria itu perlahan-lahan tersungkur. Dia enggan menutup mata merah darahnya dan terlihat seperti tertidur lelap.     

"Zixie, apa yang terjadi pada Xiao Ye?"     

Gu Ruoyun dirundung kecemasan dan matanya diliputi rasa khawatir.     

"Gadis kecil," Zixie melirik Qianbei Ye ketika tatapan sulit melintas di matanya, "Tubuhnya menyimpan kekuatan yang tersegel di dalamnya. Sebagai orang yang lupa ingatan, dia tak mampu mengendalikan kekuatannya. Sebelumnya, dia menganggap dirimu sudah mati jadi dalam kemarahan, dia melepaskan kekuatan tersebut. Tetapi, karena dia tak mampu mengendalikannya, kekuatan itu sekarang menyerang balik tubuhnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.